TIGA PULUH ENAM

9 3 0
                                    

Zafran berjalan melewati koridor kelas menuju ke parkiran untuk mengambil motornya. Ia naik keatas motornya lalu memakai helmnya dan menjalankan motornya menuju luar gerbang sekolah.

Saat dirinya keluar gerbang, penglihatannya tak sengaja melihat Karin yang sedang berdiri di bawah pohon Cemara sambil bersedekap dada.

Sepertinya dia sedang menunggu angkotan umum datang. Ia tersenyum tipis lalu mengarahkan motornya ke samping Karin.

"Queen." Panggil Zafran yang membuat Karin terperanjat kaget dan menoleh ke arah zafran yang masih berada di atas motornya.

"Kamu bisa nggak sih, kalo dateng pake salam dulu." Ucap Karin

Zafran tertawa kecil." Iya. Halo queen."

"Hm."

"Nungguin apa?" Tanya zafran.

"Lagi nungguin taksi online. Tapi dari tadi belum dateng." Balas Karin.

Zafran mengangguk pelan." Mau bareng sama aku?" Tawar zafran.

Karin menggeleng pelan." Enggak usah. Nanti kalo aku bareng sama kamu, taksinya gimana?"

"Cancel aja."

"Enak aja main cancel aja. Kasian tau supirnya."

"Jadi nggak mau nih?" Tanya zafran.

Karin terdiam sejenak. "Yaudah aku bareng, tapi nanti kalo taksinya nyariin aku kamu yang tanggung ya."

Ucapannya di balas dengan anggukan oleh zafran. Karin langsung naik ke atas motor zafran. Setelah itu motor berjalan dengan kecepatan normal.

Karin menikmati angin jalanan yang menerpa wajahnya yang membuat rambutnya terkibas. Bibirnya tak pernah berhenti untuk tersenyum.

Secara tak sadar, kedua tangan Karin memeluk erat perut zafran dan menyandarkan kepalanya di punggung zafran. Zafran diam tak menolak. Ia tersenyum tipis di balik helm fullface nya.

"Gue sayang sama lo, kar. Tapi jangan terlalu berharap untuk hidup bersama gue selamanya, karena gue nggak akan hidup lama lagi."

***

Zafran memberhentikan motornya saat dirinya telah sampai di depan rumah yang terbilang sederhana.

Karin turun dari atas motor milik zafran. Ia merapikan rambutnya yang sedikit berantakan akibat terpaan angin.

"Thank's king." Ucap Karin

"Hm. Sana cepetan masuk, persiapan buat ibadah."

Ucapan zafran membuat Karin langsung melihat jam tangannya. 17.25. Ah, dirinya hampir lupa waktu. Sebentar lagi akan memasuki waktu Maghrib. Untung saja zafran mengingatkannya. Zafran sedikit mengetahui tentang waktu sholat lima waktu. Jadi dia sering mengingatkannya.

"Iya, makasih udah ngingetin. Aku masuk dulu ya."

"Iya."

Karin melambaikan tangannya lalu berjalan masuk kedalam rumahnya. Setelah memastikan Karin telah masuk ke dalam rumahnya, ia langsung memacu motornya menuju rumahnya-rumah Devan-

***

Halo semua. Hari ini aku kembali update cerita setelah lama nggak update.
Jangan lupa kalian tinggalkan vote dan komen ya.
Kasih saya sebuah kritikan dan saran untuk kemajuan cerita saya nanti.
Thank's for all.😉

ZAFRANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang