DUA PULUH EMPAT

20 3 0
                                    

Waktu istirahat telah tiba. Seluruh murid berhamburan keluar kelas untuk menyerbu suatu tempat, apalagi kalau bukan kantin.
Begitu juga Zafran dan ke empat temannya, mereka berjalan keluar kelas menuju kantin untuk mengisi perut mereka yang lapar.

Sesampai di sana, mereka duduk dan memesan makanan. Devan dan yang lainnya menatap bingung ke arah Zafran yang dari tadi hanya diam.

"Kenapa sih lo, diem mulu. Sariawan mulut lo?" Ucap Riza.

Zafran menghela nafas pelan." Kasih tau dimana letak markas Asgardian."

"Kenapa?" Tanya Devan

"Karin hilang, dan gue yakin itu pasti ada hubungannya sama Viko." Jawab Zafran

Devan bersama yang lainnya hanya mengangguk tidak menjawab pertanyaan Zafran.

"Cepet." Desak Zafran.

"Nanti pulang sekolah, kita bantu cari kesana." Ucap Devan

"Oke. Kita kumpul di parkiran. Kita berangkat bareng." Balas Zafran dan di balas anggukan oleh ke empat temannya.

———

K

arin masih saja tetap berusaha untuk melepaskan ikatan tali yang mengikat di pergelangan tangan dan kakinya walaupun tangannya sudah banyak sekali luka akibat gesekan tali tersebut.

Kini dirinya tidak lagi bersama Viko, karena dia pergi ke sekolahan. Sekarang dia bersama orang yang mempunyai tubuh tinggi dan besar. Mereka merupakan para suruhan Viko untuk menjaga dirinya.

"TOLOONG!!!" Teriak Karin

"DIAM!" Bentak kedua orang tersebut hampir bersamaan.

Karin langsung terdiam. Ternyata mengerikan juga orang itu. Ia terus berusaha melepaskan tali itu, tak memikirkan tangannya yang mulai terluka. Tapi sebentar. Entah secara tiba tiba ia mendapatkan pikiran yang menurutnya sangat pas untuk dirinya kabur dari tempat kotor ini.

"A-au-aduh. Perut gue mules banget nih."

Kedua orang itu menoleh dan menatap Karin. Mereka berdua saling tatap satu sama lain.

"Eh, kalian jangan liat liat doang, anterin gue ngapa ke kamar mandi, gue mules banget nih." Ucap Karin yang membuat kedua orang itu menghampiri Karin.

"Oke, kita akan mengantarkan lo ke kamar mandi. Tapi kamar mandinya jauh banget, lo bisa tahan kan?" Tanya salah satu pria tersebut.

Karin tersenyum bangga. Ternyata caranya ini berhasil membuat kedua orang itu mempercayainya. Sontak Karin langsung mengangguk dengan mantapnya.

Salah satu pria tersebut membuka ikatan di pergelangan tangan Karin dan yang satunya membukakan ikatan di pergelangan kaki Karin. Lalu mereka mengawal Karin menuju ke kamar mandi yang berada di bawah.

Di lantai bawah, ia melihat sebuah tulisan besar yang bertuliskan 'THE ASGARDIAN' yang terpasang di dinding suatu gedung yang besar.

Tempat itu adalah markas dari perkumpulan geng motor ASGARDIAN yang di pimpin oleh Viko Algara. Markas itu bisa di bilang besar, karena gedungnya yang menjulang tinggi dan ada lapangan yang ukurannya tidak terlalu besar.

Di saat kedua pria itu dalam keadaan lengah, Karin  langsung memanfaatkan waktu ini. Ia langsung menginjak kaki kedua pria tersebut dan mengikuti perutnya.

Ia berlari menghindari kejaran kedua orang tersebut. Ia berlari menuju gerbang markas yang ternyata tidak tertutup. Ia semakin meningkat kelakuan larinya.

Namun, hampir saja ia keluar gerbang, salah satu pria tadi berhasil menangkapnya. Tentu saja Karin memberontak, tetapi tenaga pria tersebut sangatlah kuat. Tapi dia tidak kehabisan akal, ia menginjak kaki pria tersebut dengan kuat dan meninju wajahnya. Dan itu berhasil membuat pria itu melepaskan tangannya. Ia kembali berlari menuju luar gerbang dan menuju ke salah satu tempat yang menurutnya aman. AIRLANGGA HIGH SCHOOL.

———

ZAFRANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang