DUA PULUH TIGA

13 4 0
                                    

"Gue mau jadi pacar lo."

Ucapan Karin membuat Zafran menoleh dan menatapnya dengan rasa tidak percaya.

"Apa, lo ngomong apa?" Tanya Zafran

"Gue mau jadi pacar lo." Ulang Karin.

"Ha?"

"GUE MAU JADI PAC—"

Belum sampai Karin menyelesaikan ucapannya, Zafran langsung saja membekap mulut Karin. Kini ia menjadi pusat perhatian oleh seluruh murid yang berada di kantin. Karin melepas tangan Zafran dari mulutnya.

"Apa sih?!" Tanya Karin.

"Bisa, nggak usah teriak teriak. Ini tempat umum." Jawab Zafran

"Lo nya sih, pake acara nggak denger segala." Sahut Karin.

"Bercanda." Ucap Zafran

"Lo nggak bohong kan?" Lanjutnya

Karin menggeleng. "Gue serius."

Zafran tersenyum dan langsung memeluk Karin. Kini perasaannya sangat bahagia. Setelah beberapa lama, akhirnya ia bisa mendapatkan kebahagiaan di hidupnya.

Namun, di sisi lain, seseorang sedang mengintip dengan tatapan tidak suka.

"Awas lo."

———

Dinginnya angin malam menusuk ke dalam kulit Karin yang sedang berjalan di pinggir jalan. Tiba tiba perasaannya mulai tidak enak. Ia merasa kalau ada yang mengikutinya dari belakang. Tetapi ia tetap biasa saja. Ia tetap melangkahkan langkahnya dan mencoba untuk tidak menghiraukan perasaannya.

Namun semakin lama perasaannya semakin tidak enak, akhirnya ia memutuskan untuk menoleh dan menemukan sebuah bayangan hitam yang berada dibelakangnya. Karena takut ia berlari menjauhi bayangan tersebut. Tetapi ketika ia berlari, bayangan tersebut mengikutinya berlari mengejarnya.

Ia semakin cepat berlari menjauhi bayangan tersebut. Ia bersembunyi di balik tempat sampah yang besar. Ia duduk sambil menenangkan jantungnya yang berdetak kencang.

Bayangan tersebut berhenti tepat di depan tempat sampah yang menjadi tempat persembunyian Karin. Karin menutup mulutnya dengan telapak tangannya. Ketakutan menghampiri diri nya.

Tak lama kemudian, bayangan tersebut pergi meninggalkan lokasi. Karin sedikit mengintip untuk memastikan apakah bayangan itu telah menghilang. Ia bernafas lega setelah dirinya tidak lagi melihat kehadiran bayangan hitam itu.

Ia keluar dari tempat persembunyian dan kembali berjalan. Ia ingin segera kembali menuju rumahnya.

Namun, seseorang telah membekapnya dengan kain yang membuat Karin memberontak untuk melepaskan bekapan itu. Lama kelamaan tubuhnya terasa lemas dan kepalanya terasa pusing, dan sampai akhirnya tak sadarkan diri di dalam dekapan seseorang itu.

———

Karin terbangun dalam keadaan terikat di dalam suatu ruangan yang terlihat kotor. Ia meringis, karena keadaan kepalanya yang masih sakit dan pusing. Ia bergerak gerak mencoba untuk melepaskan tali yang terikat di pergelangan tangan dan kakinya.

"TOLONG!" Teriaknya

Ia masih berusaha untuk melepaskan ikatan tali yang berada di tangan dan kakinya. Namun, ia tidak bisa, karena ikatan talinya yang sangat kuat da karena tubuhnya yang masih terlalu lemas.

ZAFRANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang