EMPAT PULUH SATU

20 3 0
                                    

Zafran sedang melewati jalanan sepi dan gelap. Ia baru saja pulang dari rumah Karin setelah dirinya mengantarkan Karin.

Waktu menunjukkan pukul 20.05.Ia malam ini ingin menuju ke suatu tempat yang bisa membuatnya tenang. Pesantren  Modern Al-Falah.Pesantren dengan gedung gedung yang menjulang tinggi dan banya pepohonan yang membuat udara di dalam pesantren menjadi sejuk dan segar.

Ia mulai memasuki kawasan pesantren. Para santrin yang berlalu lalang di sana berhenti sambil memandangi zafran yang sedang menuju ke ndalem Abah. Zafran tetap melanjutkan jalannya tanpa memperdulikan tatapan dari para santri.

Ia telah sampai di depan ndalem Abah. Ia melepaskan sepatunya dan hendak memijakkan kakinya ke teras ndalem.

"Assalamualaikum. Maaf mas, ada keperluan apa ya?" Tanya seorang laki laki yang berusia sekitar 20 an yang menjadi abdi ndalem.

"Gue mau cari gus Adam. Ada Gus Adamnya?"

"Ada. Kalau begitu duduk dulu mas, saya panggilkan dulu Gus Adamnya." Suruh abdi tersebut kepada zafran untuk duduk di kursi yang tersedia di ruangan kecil yang terbuka yang berada di depan ndalem.

Abdi tersebut langsung meninggalkan zafran yang sedang duduk di sana untuk memanggilkan Adam.

Tak lama kemudian, Adam keluar dari dalam rumahnya dan menghampiri zafran yang sedang duduk di depan rumahnya.

"Hai." Sapa Adam.

"Hai." Balas zafran.

"Kenapa malam malam ke sini?" Tanya Adam

"Cari ketenangan."

"Kamu ada masalah lagi?"

"Nggak ada. Gue cuma mau minta tolong aja sama lo."

"Minta tolong apa?"

"Gue pingin masuk Islam."

Jawaban dari zafran membuat Adam mengernyitkan dahinya bingung.

"Masuk Islam?"

"Iya."

Adam merubah posisi duduknya lalu berdeham kecil.

"Gini ya zaf. Kamu kalo mau masuk Islam secara terpaksa, lebih baik nggak usah. Beda kalo memang ingin sendiri, aku bakal bantu."

"Gue nggak ada paksaan buat masuk Islam. Ini impian gue setelah nyokap gue meninggal. Tapi gue nunggu waktu yang tepat aja."

Adam tersenyum tipis. Tangan kanannya terulur memegang pundak zafran.

"Aku bakal bantu kamu. Kamu tunggu sebentar."

Adam beranjak dari tempat duduk dan berjalan masuk ke dalam rumahnya. Tak lama kemudian Adam kembali dengan membawa sebuah baju Koko putih, sarung dan songkok hitam.

"Kamu pakai ini. Setelah itu ikut Abah ke masjid." Suruh Adam dan zafran menurutinya. Adam mengajak zafran masuk ke dalam kamarnya untuk mengganti pakaiannya dengan pakaian muslim.

———

ZAFRANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang