TIGA PULUH SATU

10 3 0
                                    

Karin masih senantiasa menunggu di depan ruang operasi yang dimana Zafran di rawat semenjak setengah jam yang lalu. Pikirannya kalang kabut, memikirkan apakah dia akan selamat?,hanya perkataan seperti itu yang di pikirkannya.

Karin menoleh ke arah Andra yang sedang berdiri di dekatnya sambil menyandarkan punggungnya di dinding. Ia merasa aneh terhadapnya, kenapa di saat anaknya dalam keadaan seperti ini, ia tetap biasa saja.

Tak lama kemudian pintu ruang operasi terbuka dan melihatkan seorang dokter bersama seorang perawatnya. Mereka menghampiri Karin. Karin yang melihatnya langsung berdiri dan menghampirinya sedangkan Andra hanya diam di tempat.

"Bagaimana keadaannya, dok?" Tanya Karin.

"Luka sayatannya tidak terlalu parah dan tidak sampai merobek urat nadinya. Namun Zafran mengalami kekurangan darah, jadi ia harus menjalani rawat inap di sini beberapa hari sampai ia benar benar sembuh." Ucap dokter Kevin.

Karin menghela nafas lega. Ternyata Zafran masih bisa untuk di selamatkan.

"Saya tinggal dulu." Ucap dokter Kevin lalu meninggalkan Karin bersama Andra di sana.

Andra berjalan menghampiri Karin yang sedang mengintip keadaan Zafran dari kaca kecil di pintu.

"Gimana keadaannya?" Tanya Andra

"Baik, cuma dia kekurangan darang dan butuh dirawat inap disini selama beberapa hari."

Andra tak membalas. Ia merogoh saku celananya dan mengambil sebuah dompet dan mengambil kartu kredit di dalamnya. Ia memberikan kartu itu kepada Karin.

"Bayar administrasi, saya lagi sibuk."

Setelah memberikan kartu itu, Andra langsung pergi meninggalkan kawasan rumah sakit. Karin membelalakkan matanya menatap Andra tak mengerti. Kenapa dia tidak menjenguk anaknya terlebih dahulu? Sesibuk apapun orang tua bukankah mereka lebih mementingkan anaknya? Karin hanya menggelengkan kepalanya. Ia berjalan menuju bagian administrasi untuk pembayaran perawatan Zafran selama di rumah sakit.

———

Karin berjalan menuju dapur rumahnya untuk mengambil segelas air putih lalu di minumnya. Setelah itu ia menuju kamarnya dan merebahkan tubuhnya di atas kasur yan empuk. Walaupun kasurnya sekarang tak seempuk kasur miliknya sebelumnya, ia tetap nyaman. Dua hari berlalu, namun dirinya masih belum mendapatkan kabar dari pihak rumah sakit tentang perkembangan Zafran.

Drrrrrtttttt

Ponselnya berdering. Karin langsung mengambil ponselnya yang tergeletak di atas meja belajarnya. Ia mengerutkan dahinya saat melihat deretan nomor yang tak dikenal. Walaupun demikian, ia tetap mengangkatnya.

"Halo." Ucap Karin.

"Iya halo. Mohon maaf telah mengganggu kegiatan anda. Kami dari pihak rumah sakit Mitra Medika mengabarkan, bahwa pasien atas nama Zafran ALFRIZA telah siuman."

Suasana hatinya langsung berubah seketika setelah mendengar Zafran telah sadar. Bahagia, itulah yang dirasakannya saat ini.

"Oh, baik saya akan segera ke sana sekarang." Ucap Karin lalu mematikan sambungan telepon nya.

Ia kembali meletakkan handphone nya dan mempersiapkan diri untuk menuju rumah sakit dimana Zafran di rawat.

———

Karin melangkahkan kakinya memasuki suatu ruangan. Ia melihat Zafran yang sedang terduduk di atas brankar sambil memainkan ponselnya. Senyuman kecil teebir di bibir Karin. Ia menghampiri zafran dan menaruh tasnya di dekat kaki brankar.

"Gimana kab—"

Tiba tiba Zafran langsung memeluknya yang membuat Karin tak melanjutkan ucapannya. Karin sangat terkejut dengan apa yang di lakukan oleh Zafran.

"Z-zaf." Panggilnya pelan.

"Gue takut." Ucap Zafran.

"Takut kenapa?" Tanya Karin

Zafran melepas pelukannya dan menatap Karin.

"Gue takut mati."

"Gue nggak mau mati."

"Jangan pernah tinggalin gue, kar. Gue nggak mau sendiri.

Karin menatap Zafran dengan tatapan sedih. Mungkin ia bertingkah seperti ini karena masalah yang selalu menghantuinya.

"Gue nggak akan pernah pergi zaf. Gue selalu bersama lo." Ucap Karin.

"Gue nggak mau mati duluan. Gue takut sendiri."

Karin menggenggam tangan Zafran. Ia bisa merasakan tangannya yang dingin dan bergetar.

"Lo pasti baik baik saja." Ucap Karin meyakinkan.

"Lo kuat, lo nggak mungkin pergi. We Will always together." Lanjutnya.

"Thank's kar. Udah hadir di hidup gue." Ucap Zafran.

Karin hanya mengangguk. Zafran menarik Karin ke dalam pelukannya. Secara tak sadar, air matanya meluruh seketika.

"Lo nggak tau apa yang gue derita selama ini, kar." Batinnya.

———

SELASA

Beberapa hari berlalu dan Zafran sudah di perbolehkan pulang kerumahnya. Hari ini adalah hari pertamanya masuk ke sekolah setelah beberapa hari dirinya di rawat di rumah sakit.

Di lorong sekolah, matanya melihat Karin bersama ke tiga temannya sedang berbincang bincang di sana. Karin menoleh dan matanya tak sengaja menatap mata Zafran yang ternyata juga menatap dirinya. Ia tersenyum tipis saat melihat kehadiran Zafran yang telah pulih.

Ia menghentikan pembicaraan bersama ke tiga temannya dan menghadap Zafran yang telah berada di dekatnya. Kedua tangan Karin meraih kedua tangan milik Zafran dan di genggamnya.

"Welcome back to school,king." Ucap Karin.

"Thanks."

"Ih, Zafran makin ganteng aja habis sakit." Ucap zea dan langsung mendapatkan tatapan tajam dari Karin. Ia hanya meringis membalasnya.

"Mau ke kelas?" Tanya Zafran.

"Bentar lagi, nungguin bel." Balas Karin.

"Sekarang aja, sama aku."

Karin diam tak menjawab. Matanya masih fokus menatap Zafran. Jantungnya perbacu dua kali lebih cepat, hanya karena mendengar Zafran yang mengubah kata 'lo-gue' menjadi kata 'aku-kamu'.

Karin menoleh ke arah temannya sebagai meminta persetujuan dari mereka. Ketiga temannya mengacungkan ke dua ibu jarinya sebagai tanda bahwa mereka memperbolehkan.

Karin kembali menghadap Zafran dan mengangguk sebagai tanda persetujuan.

"Ya udah, ayo." Ajak Karin.

Zafran langsung menggandeng tangan Karin dan mengajaknya berjalan menuju kelasnya.

"Mereka cocok banget ya." Ucap Zea.

"Banget. Cocok banget." Balas salsa.

"Mereka kok bisa jadian ya? Bukannya sebelumnya mereka selalu bertengkar." Tanya Zea.

"Hidayah dari Tuhan." Balas Lisa.

"Hahahaha." Mereka tertawa dan menuju ke kelas mereka.

———

ZAFRANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang