TIGA PULUH

10 3 0
                                    

Zafran sedang memainkan ponselnya di pinggir danau sendirian. Ia tidak lagi bersama Adam, karena abahnya memanggilnya. Ia mengambil angsa yang sedang berendam di dalam danau dan di taruhnya di atas pangkuannya.

"Lo pernah nggak sih, di sakiti sama keluarga lo?" Tanya Zafran terhadap angsa yang di pangkunya.

Angsa itu hanya bergerak berusaha untuk melepaskan diri. Zafran tertawa lalu mengembalikan angsa itu ke dalam danau.

Tiba tiba seseorang menabrak punggungnya yang membuat Zafran menoleh ke belakang. Ia melihat seorang santri putra yang terjatuh di belakangnya. Zafran berdiri dan membantunya untuk berdiri.

"Makasih kak. Maaf." Ucap santri itu.

"Don't worry. Eh tunggu, lo Yuda kan?"

"Kok kakak tau?"

"Adam tadi soalnya ngasih tau. Duduk dulu."

Yuda hanya mengikuti perkataan Zafran. Ia duduk di danau bersama Zafran.

"Lo tadi baca apa di gazebo depan?" Tanya Zafran

"Kitab kuning, kak". Balas Yuda.

"Kitab kuning apaan sih, gue masih bingung."

"Kakak nggak ngerti?" Tanya Yuda.

"Nggak."

"Kitab kuning itu kitab-kitab tradisional yang berisi pelajaran-pelajaran agama Islam yang diajarkan pada pondok-pondok Pesantren, mulai dari fikih, akidah, akhlak, tata bahasa arab, hadis, tafsir, ilmu Al-Qur'an, hingga pada ilmu sosial dan kemasyarakatan. Nah, yang aku baca tadi itu kitab fikih, namanya Fathul Mu'in." Jelas Yuda.

Zafran menggaruk tengkuk lehernya yang tak gatal. Ia malah semakin bingung saat di jelaskan oleh Yuda.

"Udah ah, lupain. Malah makin bingung gue. Maklumlah gue soalnya bukan muslim."

Yuda hanya mengangguk. Ia tak sengaja melihat kalung berbentuk salib yang terpasang di leher Zafran. Ia bisa menebak bahwa Zafran orang Kristen.

"Jadi Islam enak nggak sih?" Ucap Zafran.

"Enak banget kak. Soalnya Islam agama yang paling benar dan sempurna serta agama yang membawa rahmat bagi semesta alam.  Tapi agama lainnya, seperti Kristen, dan yang lainnya juga baik dan benar kok kak. Soalnya juga mengajarkan kebaikan."

Zafran mengangguk. Ia mengajak berbicara Yuda seputar tentang Islam. Karena ini yang diinginkannya semenjak bertemu dengan Karin, yaitu masuk Islam. Awal ia ingin masuk Islam hanya karena Karin, namun lama kelamaan ia senang dengan agama Islam. Ia berharap, bisa masuk ke dalam Islam sebelum dirinya tiada di dunia ini .

———


Malam ini terlihat berbeda dari malam malam di hari sebelumnya. Bintang bintang dan bulan tak muncul menghiasi gelapnya langit malam. Langit terlihat begitu kosong.

Zafran memasuki rumahnya yang terlihat sepi. Ia berjalan menuju kamarnya yang terletak di lantai dua. Namun saatvsampai di lantai dua, ia tak sengaja mendengar suara ayahnya bersama seorang cewek yang berasal dari dalam kamar sang ayah.

Terdengar seorang cewek mengeluarkan suara kenikmatan. Dan itu membuat hati Zafran kembali hancur. Ayahnya bermain bersama seorang cewek di dalam kamarnya. Segera ia berlari menuju kamarnya dan menutup pintu dengan kuatnya.

Ia terjatuh di atas lantai kamarnya yang dingin. Ia meremas rambutnya frustasi. Kenapa? Kenapa Tuhan sejahat ini kepadanya? Kenapa Tuhan selalu tidak mengabulkan doa yang di panjatkannya?

"GUE BENCI SEMUANYA!!!!" Teriaknya.

Ia kembali bangkit dan melangkahkan kaki menuju meja belajarnya. Ia membuka perlahan laci kecil di meja belajarnya dan membongkar semua isi di dalamnya. Tangannya mengambil sebuah cutter kecil yang terletak di dalam sana. Perlahan ia mengeluarkan isi dari cutter tersebut dan perlahan di arahkan pisau cutter tersebut ke pergelangan tangannya.

"Kali ini, nggak ada yang menghalangi gue buat mati."

" Goodbye cruelty, welcome happiness."

"SRET..."

———

Dari kalian, ada yang hidupnya seperti Zafran? Semoga tidak ada. Saya doakan selalu semoga keluarga kalian semua harmonis.

Jangan lupa untuk meninggalkan vote dan comment ya!

THANK'S READERS. 🌟

ZAFRANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang