SEBELAS

22 5 0
                                    

"Itu itu, yang atas agak lo naikin biar nggak miring." Seru Devan terhadap Riza yang sedang memasang banner untuk acara harlah besok.

"Iya iya, lo nyrocos aja dari tadi." Ucap Riza.

Devan hanya menanggapinya dengan tertawa kecil. Ia berjalan menuju lokasi bazar harlah yang berada tak jauh dari panggung.

Ia melihat dari beberapa persiapan untuk acara harlah yang akan di laksanakan besok. Mulai dari kesiapan panggung, bazar, dan lainnya.

Zafran menyuruhnya untuk ini, karena dia tadi sempat bilang ke dirinya kalau dia di ajak Pak Suhan—pembina OSIS—keluar untuk membeli beberapa kebutuhan yang diperlukan.

"Sudah siap semua?" Tanya Devan terhadap Dewi, pengurus bazar.

"Eee, kurang bahannya aja sih. Tadi Mega bilang, bisa disiapkan besok." Jawab Dewi.

"Oohh. Yaudah lanjutin. Semoga acaranya lancar."

"Amiiin"

Devan meninggalkan lokasi harlah menuju ruang OSIS.

———

Devan bersama yang lainnya sedang duduk di gazebo, sedang beristirahat setelah mempersiapkan acara harlah.

Hari semakin panas, waktu menunjukkan pukul 1 siang.

"Udah selesai semuanya?" Tanya Zafran tiba tiba datang ke arah mereka, dan di balas anggukan oleh Devan.

"Udah selesai semua, besok tinggal acara aja."

"Susunan acara udah dibuat?"

"Udah Zaf, santai." Balas Riza.

"Oke, kita ke kantin semua gue traktir."

"Ayo!!"

Mereka semua berjalan menuju kantin sekolah.

———

Suasana kantin sangatlah ramai dengan para murid. Zafran bersama kelima temannya duduk di tempat biasanya, tempat khusus yang memang di sediakan untuk mereka.

"Diem aje lu. Sakit lo?" Tanya Devan.

"Nggak."

"Ouu. Gimana hubungan lo ama si Karin?"

"Tau. Gue nggak peduli."

"Hmm.." Devan kembali meminum minumannya.

Tiba tiba Zafran berdiri, yang membuat temannya bingung.

"Kemana?" Tanya Devan.

"Kelas." Ujar Zafran lalu pergi meninggalkan mereka berlima.

"Woii, minuman lo.!!" Teriak Kelvin

"Udah sini, gue abisin aja." Sahut Angga

"Yeee, lu mah kalo nggak banyak makan ya banyak minum. Dasar perut karet."
Cerocos Kelvin.

———

Bel pulang berbunyi terdengar di seluruh zona sekolah. Para murid berhamburan keluar kelas.

Kelas 11 IPA 4 yang baru saja menjalani ulangan harian Biologi, akhirnya bernafas lega. Seluruh murid mengumpulkan kertas ujian di meja guru pengajar. Lalu pergi keluar kelas menuju tempat tinggal masing masing.

"Rin, mau lulang bareng kita?" Tanya Lisa terhadap Karin yang sedang membereskan barangnya ke dalam tas.

Karin menggeleng. "Bener?" Tanya Salsa. Karin mengangguk.

"Ooo, yaudah, bareng sampe parkiran aja." Ajak Salsa.

Mereka berempat berjalan keluar kelas menuju parkiran sekolah.

Ting...

Handphone milik Karin tiba tiba berbunti yang membuat langkahnya dan ketiga temannya terhenti.

"Ngapain berhenti?" Tanya Zea.

"Bentar, gue cek hanphone dulu. Ada yang chat." Balas Karin sambil merogoh sakunya.

Ia membuka ponselnya, dan betapa terkejutnya ia saat melihat nama yang muncul di notifikasi tersebut. Viko Algaza.

Vikoalga
Udah pulang?

Elv_karina
Baru mau pulang.

Vikoalga
Gue jemput

Elv_karina
Eh. Nggak usah. Kemarin udah gue bilangin, jangan pernah ketemu sama gue lagi!!!!
Read

Raut wajahnya menjadi panik. Ia langsung memasukkan kembali ponselnya ke dalam saku.

"Eh girl's, gue boleh nebeng kalian nggak?" Tanya Karin terhadap ketiga temannya.

Salsa mengerutkam dahinya, heran. Bukannya tadi nolak di ajak bareng.

"Berubah pikiran?" Tanya Salsa.

"Ya. Boleh ya?"

"Oke deh yuk." Ajak Zea.

Mereka kembali berjalan menuju parkiran sekolah.

———

*
*
*
*
Gimana rasanya kalian baca cerita ini? Bosan, senang, apa gimana?

Jangan lupa kasih vote, dan comment ya!!

Kira kira masa lalu Karin bersama Viko kayak gimana ya, kok sampai Karin nggak mau lagi ketemu samanya.

Oh ya, jangan lupa kasih aku kritik dan saran ya. Biar aku lebih bagus dan semangat lagi buat ceritanya.

MAKASIH UNTUK PEMBACA.

ZAFRANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang