DUA PULUH TUJUH

9 3 0
                                    

Mata Zafran terbuka perlahan. Aroma khas rumah sakit menusuk di Indra penciumannya. Ia kini berada di rumah sakit. Ia hendak duduk tetapi tidak bisa karena kondisi tubuhnya yang terlalu lemah.

Seorang lelaki yang mengenai jas putih memasuki ruangan Zafran. Dia dokter Kevin, dokter yang memeriksa Zafran sebelumnya. Dokter Kevin menghampiri Zafran yang terbaring lemah di atas kasur.

"Malam." Sapa dokter Kevin

"Malam." Jawab Zafran.

"Siapa yang bawa saya ke sini?" Tanya Zafran.

"Temanmu tadi membawamu ke sini." Jawab dokter Kevin.

"Saya mau pulang malam ini." Ucap Zafran

"Tubuhmu masih terlalu lemah untuk bergerak, karena darahmu banyak yang berkurang. Jadi saya belum mengizinkanmu pulang."

"Perbanyak istirahat, dan jangan terlalu banyak aktivitas terlebih dahulu." Ucap dokter Kevin sebelum meninggalkan ruangan.

Setelah kepergian dokter Kevin, seseorang cowok memasuki ruangan tersebut sambi membawa kantong plastik yang berisikan buah buahan. Zafran bisa melihatnya karena kantong plastik itu transparan.

"Gimana kabarmu?" Tanya cowok itu.

"Seperti yang lo liat." Jawab Zafran.

Cowok itu hanya mengangguk. Ia menaruh kantong plastik yang di bawanya di atas meja samping Zafran .

"Lo siapa?" Tanya Zafran

"Gue Adam. Aku yang nolongin kamu. Namamu?"

"Zafran."

"Lo tinggal di hotel Yuno?" Tanya Zafran

"Ya, aku tinggal di kamar 201 lantai atas." Balas Adam

"Kita bersampingan." Ucap Zafran

"Ya."

"Thank's ya." Ucap Zafran.

"Bukankah sesama manusia harus saling menolong?"

Zafran hanya diam tak menjawab. Ia menatap langit langit ruangan dirinya di rawat.

"Besok babak semifinal, gimana nantinya sekolahmu?" Tanya Adam

"Gue akan tetap memaksa diriku untuk mengikuti babak final itu."

"Jangan di paksa kalo nggak kuat."

"Gue pasti kuat. Demi Airlangga."

Adam tersenyum tipis. Ia sangat terharu pada Zafran. Meskipun tubuhnya sangat tidak memungkinkan untuk beraktivitas tetapi semangatnya tak luluh begitu saja.

"Aku akan membantumu besok."

———

Pagi hari yang sangatlah cerah. Matahari mulai menyinari dunia. Karin sedang mencoba untuk menghubungi Zafran yang sekian kalinya, namun tidak tersambung.

"Gimana? Bisa tersambung?" Tanya Alfa.

"Nggak bisa." Jawab Karin.

"Coba sekali lagi." Suruh Alfa.

Karin mengangguk dan mencoba sekali lagi untuk menghubungi Zafran. Namun lagi lagi tidak ada balasan. Ia menatap Alfa dan menggeleng pelan.

"Ya udah kita duluan aja ke aula. Lo chat dia ." Suruh Alfa.

Karin hanya mengangguk dan berlalu dari hotelnya dengan menggunakan taksi yang telah mereka pesan sebelumnya.

Elv_karina
   Zaf, gue sama Alfa duluan berangkat ke aula. Lo, nyusul ya.

———

Suara alarm terdengar menggema di dalam aula pertemuan, pertanda olimpiade sebentar lagi akan segera di mulai. Kelompok 31 yang kini berisikan 2 anggota terlihat cemas, karena sampai sekarang Zafran masih saja belum memunculkan batang hidungnya.

Karin masih mencoba untuk menghubungi kontak Zafran, namun lagi lagi tidak ada balasan. Sekarang yang di lakukan oleh Karin dan Alfa, hanyalah pasrah kepada tuhan mereka masing masing.

Tak lama kemudian, pintu terbuka dan melihatkan Zafran memasuki aula itu bersama Adam. Mereka menuju meja kelompok masing masing.

"Dari mana aja lo." Alfa membuka pembicaraan.

"Sorry, tadi bangun telat soalnya." Balas Zafran.

"Nggak apa, yang penting sekarang kelompok kita lengkap." Ucap Karin

Beberapa menit setelah kehadiran Adam dan Alfa, dua orang juri memasuki ruangan dan memulai olimpiade yang kini telah memasuki babak semifinal.

———

|
|
|

ZAFRANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang