Krystal Pov
Aku mengelus kepalanya yang sedang memelukku saat ini. Aku kekasihnya tapi terkadang disaat seperti ini aku merasa masih ada tembok yang menghalangiku darinya untuk aku tahu lebih lagi tentangnya. Aku sama seperti orang lain yang seringkali merasa tidak tahu apa yang sedang dia pikirkan, dia rasakan, dia tidak membiarkan aku untuk tahu.
Kadangkala aku ingin mengeluh pada dia tentang sikapnya. Aku tidak ingin sama seperti orang lain karena aku kekasihnya. Aku ingin jadi orang yang sangat tahu tentangnya, aku ingin jadi wanita yang sangat mengenal kekasihku. Hanya saja aku menepiskan keinginanku dikala dia sedang terasa rapuh seperti sekarang.
"Aku akan menunggumu bercerita sayang. Jangan meminta maaf kau tidak bersalah" ucapku mengecup pipinya.
"Aku faham apa yang kau rasakan tentangku" katanya membuatku terdiam.
"Aku tahu kau merasa aku tidak terbuka padamu padahal kau kekasihku" ucapnya lagi-lagi aku hanya terdiam merasa terkejut dengan dia yang tahu apa yang baru saja ku pikirkan.
"Dan aku merasa bersalah telah membuatmu berpikir seperti itu" katanya menundukkan kepalanya.
"Mungkin aku terbiasa memendam semua yang kualami sendiri selama bertahun-tahun dan sekarang aku merasa kesulitan untuk merubah kebiasaan ini" ucapnya membuat hatiku merasa sedih.
"Aku akan bersabar, aku tahu kau butuh waktu. Setahun? 2 atau 5 tahun? Aku akan bersabar hingga kau bisa menjadikanku wanita tempatmu mencurahkan segala keluh kesahmu. Apapun yang kau rasakan, kau pikirkan, aku ingin jadi wanita satu-satunya yang sangat mengenalmu" kataku menangkup wajahnya.
"Gomawo sayang" katanya memberikan ekspresi wajah yang membuatku benar-benar luluh menatapnya.
"Sudah lebih baik sekarang?" tanyaku melihat dia mengangguk.
"Pulang kerja nanti aku akan memasak untukmu" kataku membuat senyum terukir diwajahnya.
"Aku rindu masakanmu" ucapnya membuatku tertawa.
"Aku akan memasak makanan yang enak untukmu dan yang pasti bukan kimchi jjigae" kataku melihat ekspresi penasarannya.
"Wah jinjja??? Masak apa??" tanyanya melihatku yang sudah berdiri.
"Rahasia. Sayang aku harus kembali bekerja sampai ketemu nanti" kataku melihat wajah cemberutnya padaku yang sudah akan keluar ruangannya.
Aku tersenyum puas melihat dia yang pasti masih cemberut hingga sekarang. Aku memasuki ruanganku melihat Kai dan Baekhyun yang sedang menatap kearahku.
"Kenapa lama sekali?" Tanya Kai padaku.
"Ah saat akan kembali kesini nona Shannon memanggilku" jawabku berbohong pada Kai.
"Apa ada masalah?" tanya Kai membuatku menggelengkan kepalaku.
"Tidak ada" jawabku.
"Yaaaa! Jangan bersikap seolah kau kekasihnya" kata Baekhyun berhasil membuat wajah Kai menjadi kesal.
Telepon di meja Baekhyun berbunyi. Kurasa Amber meneleponnya karena dia menyebut kata bos di setiap perkataannya. Selesai menelepon dia pun membereskan mejanya.
"Aku keluar dulu ya Krys" kata Baekhyun yang sudah berdiri.
"Kemana?" Tanyaku pada Baekhyun.
"Bos bilang rapat ditunda. Jadi sekarang aku akan menemani bos ke lapangan, kau lupa ya?" tanyanya menunjuk wajahku.
"Ah iya aku lupa" kataku.
"Gadis ini membuatku gemas" kata Baekhyun memegang kepalaku.
"Jangan cemburu" goda Baekhyun pada Kai.
KAMU SEDANG MEMBACA
Thank You For Loving Me [ END ]
RomanceTatapan teduhnya, senyum hangatnya tidak selalu bisa diartikan bahwa dia baik-baik saja Sikap tenangnya tidak mampu membuat siapapun bisa menebak apa yang sedang ia pikirkan