1

1.7K 149 30
                                    

Amber Pov

Pagi ini aku tengah bersantai menikmati secangkir kopi sambil memainkan gitarku. Jika kebanyakan orang akan senang saat mereka memiliki waktu libur, lain halnya denganku. Hari ini hari Minggu dan aku tidak berangkat bekerja atau pun mengisi live musik di cafe saat malam nanti. Aku yang sekarang lebih menyukai jika waktuku terisi penuh dengan aktifitas apapun, yang terpenting aku tidak berdiam diri di rumah. Sejenak aku menghentikan petikan gitarku karena kulihat ponselku yang bergetar.

"Halo" ucapku menerima panggilan.

"Amber malam ini jadwalmu mengisi live akustik di cafe kan?" Tanya kawanku seorang pria yang tengah menelepon.

"Tidak bos, hari ini memang tidak ada jadwal live musik di cafemu, apa kau lupa?" Tanyaku membuat pria manajer cafe itu tertawa.

"Kalau begitu mulai malam ini aku menambah jadwalmu, oke see you Amb" ucap si manajer cafe yang kemudian mematikan teleponnya tanpa menunggu jawaban dariku.

"Yaaa! dia selalu berbuat sesukanya" kesalku menatap layar ponselku.

Kuletakkan ponselku dan kulihat sebuah cincin yang masih setia dijari manisku. Setiap kali melihat cincin ini aku selalu tersenyum sedih memikirkan dia.

"Aku rindu padamu sayang" kataku mengelus cincin ini.

"Sangat rindu padamu istriku" kataku lagi yang menahan diriku agar tidak bersedih.

Aku kembali memainkan gitarku sembari mengingat wajahnya yang tidak pernah kulupakan hingga saat ini

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Aku kembali memainkan gitarku sembari mengingat wajahnya yang tidak pernah kulupakan hingga saat ini. Aku pria yang paling beruntung menjadikan dia sebagai teman hidupku.

"Berjanjilah untuk selalu mencintaiku" ucapnya membuatku tersenyum.

"Letakkan kembali barang yang kau ambil ditempatnya semula, jangan berantakan, kau harus hidup rapi sayang" pintanya yang selalu mengomeliku jika aku meletakkan barang tidak pada tempatnya.

Dan kini aku hampir saja meletakkan gitarku tidak pada tempatnya. Aku pun berjalan kearah dimana seharusnya gitarku kuletakkan. Aku berjalan menuju kamarku, begitu membuka pintu kamar mataku disuguhi dengan foto pernikahanku dengannya, foto kami berdua saat berlibur dan banyak lagi.

"Hal yang paling kutakutkan adalah saat aku harus berpisah denganmu. Perpisahan yang seperti ini sungguh memilukan hati" ucapnya yang kembali terngiang dipikiranku.

"Jaga dirimu baik-baik sayang, jangan terlalu larut dalam kesedihan, aku ingin terus memandang senyummu sampai kapanpun" ucapnya lagi yang kini berhasil membuatku meneteskan airmata.

Sesak rasanya bahkan sudah beberapa tahun sejak perpisahan itu tapi rasanya tidak ada yang berubah. Aku merindukannya, aku ingin bertemu dengannya tapi aku tidak bisa.

Kurebahkan tubuhku, memeluk bantal yang selalu ia gunakan untuk mengobati rinduku. Perlahan aku tertidur dengan harapan agar aku bisa bertemu dengannya meski itu lewat mimpi, aku akan sangat bersyukur.

Thank You For Loving Me [ END ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang