Amber Pov
Aku dan Krystal kembali menuju hall karena acara kampusnya akan segera dimulai. Sejak perbincangan kami tadi tidak ada sepatah katapun yang bisa kukeluarkan saat ini untuknya.
"Kita berpisah disini, aku harus menemui teman-temanku" ucap Krystal yang sudah menatapku dari samping.
"Emmm iya, aku akan bergabung dengan Luna dan yang lain disana" kataku yang ikut menatapnya.
"Baiklah sampai jumpa lagi nanti" ucapnya yang akan berbalik namun dengan reflek tanganku memegang tangannya membuat gadis itu kembali menatapku.
"Semangat" kataku yang tidak bisa berkata apa-apa lagi.
"Aku sudah sangat bersemangat karena pria yang kusukai akan menonton penampilan danceku" katanya yang memberikan senyumnya padaku.
"Pastikan jantungmu akan baik-baik saja saat melihatku nanti" ucapnya memberikan senyumnya yang sangat hangat.
Aku hanya diam mendengar ucapan dari gadis ini tanpa tahu apa yang ku rasakan saat ini. Perlahan aku melepaskan genggamanku dan kulihat dia kembali berbalik pergi meninggalkanku.
"Aku tidak tahu apa yang kupikirkan saat ini" batinku sambil memandang punggungnya berjalan menjauh dariku.
"Apa aku sudah menyukainya?" batinku lagi.
"Kau baik-baik saja?" tanya seorang gadis yang kini sudah berdiri didepanku.
"Ah iya" kataku melihat dia mengangguk.
"Aku kira kau sakit karena kau diam seperti patung" ucapnya membuatku tersenyum.
"Aku tidak apa-apa nona" kataku dan melihat dia juga ikut tersenyum padaku.
"Tiffany ayo" kata seorang gadis berteriak ke arah kami dan kulihat dia menganggukkan kepalanya.
"Baiklah kalau begitu aku pergi dulu" ucapnya menunjukkan eye smilenya padaku kemudian berlalu pergi dengan aku yang masih melihat dia yang berlari kecil menghampiri temannya.
"Hey Amb kemarilah!" teriak Luna menyadarkanku yang membuatku berjalan menghampiri Luna dan yang lain.
"Kenapa kau melamun?" tanya Luna padaku yang sudah bergabung dengan mereka.
KAMU SEDANG MEMBACA
Thank You For Loving Me [ END ]
RomanceTatapan teduhnya, senyum hangatnya tidak selalu bisa diartikan bahwa dia baik-baik saja Sikap tenangnya tidak mampu membuat siapapun bisa menebak apa yang sedang ia pikirkan