Kak Fajar |13.49
Mel, pulang nanti
sibuk nggak?Caramel |13.50
Enggak, kenapa?Kak Fajar |13.50
Temenin aku nyari buku
latihan soal, ya?"Katanya nggak mau pacaran." Vivi mencibir. Ia senggol sikut Caramel. Sedangkan yang di senggol masih mesem-mesem menatap layar ponsel.
Caramel mendelik kesal, cepat-cepat matikan ponselnya. "Gue nggak pacaran."
"Terus itu apa?"
"Temenan."
"Caramel." Fajar menyuarai nama salah satu gadis yang tengah beradu argumen. Berdiri lelaki itu di ambang pintu kelas mereka, menggendong tas hitam dengan keadaan baju yang masih sama seperti ia berangkat sekolah, dimasukkan.
Baik Vivi maupun Caramel, keduanya menoleh. Cepat-cepat Vivi beranjak, keluar ia dari kelas tersebut.
"Mau ngajak Amel pacaran, ya, Kak?" tanya Vivi kala ia sampai di depan pintu kelas.
"Vivi!!" Malu Caramel. Ia protes pertanyaan Vivi yang sembarangan berseloroh itu.
Fajar dekatkan wajahnya ke telinga Vivi. "Iya, sekalian lunch," katanya tersenyum tipis.
"Wehhh! Sialan! Gercep amat." Reflek Vivi geplak kuat punggung Fajar sebelum gadis heboh itu pergi.
"Padahal gue ngasih tau yang bener." Fajar menatap aneh gadis pecicilan yang sembarangan menggeplaknya.
*****
Sampai keduanya, Caramel dan Fajar berhenti di sebuah toko besar. Gramedia. Caramel rapihkan rambut kuncir kudanya yang sudah agak berantakan, serta seragamnya yang agak lusuh.
Mendadak Caramel minder, satu bulan sudah mereka menjalin pertemanan, dan Caramel sangat sadar bahwa tak mungkin akan sedekat ini bila memang niatnya hanya akan berteman.
"Aku tunggu sini aja deh, Kak." Caramel berujar. Setelah ia fikir lagi, rasanya mereka sangat tidak sepadan dalam hal apapun, bahkan hanya untuk jalan beriringan, rasanya sangat tidak sepadan.
"Percuma dong Kakak ngajak kamu?" Ini kali pertama Fajar menggunakan kata ganti 'aku' menjadi 'kakak'.
Pada akhirnya Caramel ikut melangkah masuk bersama Fajar. Beriringan. Dengan Caramel yang masih terus berfikir bagaimana orang akan memandang mereka berdua.
Jujur saja, ini kali pertama Caramel masuk ke toko buku besar. Biasanya ia hanya pergi ke toko fotocopy kecil yang harganya masih bisa terjangkau oleh uang Caramel.
Fajar menatap jajaran novel best seller yang biasanya sangat di idam-idamkan oleh gadis remaja.
Fajar tatap sekilas wajah Caramel. Tampak murung serta lesu. Takut kah ia Fajar tak akan membelikannya apa-apa? "Kalau ada yang kamu suka, ambil aja."
Tak berubah sumringah raut gadis itu. "Enggak, Kak."
Aneh, padahal Caramel dihadapkan dengan novel-novel bagus. "Kamu nggak suka novel, ya?"
![](https://img.wattpad.com/cover/305442874-288-k94146.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
I'm okay (END)
Teen FictionOrang tuanya selalu bertengkar, tak ada yang bisa ia lakukan selain berusaha meyakinkan diri bahwa keluarganya akan baik-baik saja. Pertengkaran adalah hal wajar dalam rumah tangga. Tumbuh gadis itu berdampingan dengan rasa sakit. Hingga tiba pada...