Deepest regret

8 2 14
                                    

"Min-goo yang ngedonorin jantung itu untuk lo Somi."

"Mana mungkin! Kalian jangan bercanda, mana mungkin dia mau donorin jantungnya untuk gue.. Emangnya dia mati?"

"Lo harus tau diri Jeong!"

"Haha.. Si Juling itulah yang harusnya tau diri!!"

PLAAKKK...

"Aww.. Sakit," Rintih gadis itu sambil memegangi pipi kananya yang memerah akibat satu tamparan keras yang berhasil di layangkan oleh Yuqi.

"LO NGGAK USAH NGUJI KESABARAN KITA SEMUA YA NJING!" bentak Yuqi dengan lantang.

"Nguji kesabaran? Yang ada lo semua yang nggak tau diri datang kesini. Lo pada mau buat gue baikan dengan cara beginian?" decihnya meremehkan.

"—basi tau gak!! Selama dia hidup gue gak—"

BRAKK...

Pintu kamar Somi terbuka dengan keras, menampakan seorang laki-laki yang sudah lama tak Somi temui.

Belum sempat ia melanjutkan kata-katanya yang terpotong, lelaki itu berjalan menghampirinya.

Brak!!

Lelaki itu melemparkan sebuah buku yang sudah lumayan lusuh. Ia melemparkan kearah Somi, yang membuat sang empunya terperanjat kaget.

Pria itu tampak marah melihat Somi. Jujur saja ia saat ini bergidik ngeri saat laki-laki itu menatap kearah netranya dengan tatapan seperti ingin memakan apa saja yang ada di dekatnya.

"J-jun.. Apa ini??" tanyanya sok polos.

"Yang lo liat di situ apa?! Lemari?!" ujarnya ganas.

"B-buku.. Tapi ini punya siapa? Kenapa di kasih ke aku?!"

"Banyak bacot lo ya! Baca aja ngapa, lo kan gak percaya kalau Min-goo sesayang itu sama lo, jadi dengan adanya buku itu, gue harap otak lo berfungsi kembali!" seru Haechan yang memang dari tadi berdiri mengamati interaksi panas dalam ruangan itu.

"Kalau udah gak berfungsi lagi sih, dianya gila." sambung Yuqi santai.

"Lo pada diem!" seru Renjun tiba-tiba.

Lalu pria itu memberi intstruksi kepada gadis yang tengah terduduk lemah itu untuk membuka buku itu perlahan.

"Gue harap lo gak akan pernah menyesal dengan apa yang lo lakuin selama ini Jeong Somi!" peringat Renjun, lalu ia meninggalkan ruangan begitu saja.

Setelah peninggaln Renjun, yang lainnya pun ikut keluar, meninggalkan Somi sendiri dengan buku yang ada di pangkuannya.

Suasana hening, hanya ada suara lembaran kertas yang di balik oleh sang empunya.

Tulisan demi tulisan di amati, kalimat demi kalimat di baca. Beberapa kalimat yang tertulis di buku lusuh itu mampu membuat sang pembaca meneteskan air matanya.

Kalimat-kalimat itu bagaikan pedang yang menyayat hatinya. Menusuknya hingga sesak nafas.

Hari ini, Somi mengetahui bagaimana cara orang yang selama ini ia benci menyayanginya dengan tulus.

Bagaimana lelahnya gadis itu. Bagaimana gadis itu menemukan kebahagiaannya di dunia luar. Bagaimana baiknya gadis itu.. Kini Somi mengetahui bahwa orang yang selama ini ia benci dan hardik sangat menyayangi keluarganya, bahkan sangat menyayangi dirinya.

Bahkan detik ini, Somi baru mebgetahui bahwa Min-goo mengidap penyakit yang  mematikan dari tiga tahun yang lalu.

"T-tidak mungkin!!"

Rainbow After You (TAMAT✔)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang