Seorang gadis dengan segala kekurangannya, hingga pada akhirnya, ia bertemu dengan pelangi nya.
"Kamu pelangi bagiku, terlihat indah di lihat memang, namun sampai kapanpun takan pernah bisa menjadi milik-ku."
"Kekurangan itu nyata, kesempurnaan itu...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Percayalah, jika semuanya sudah memiliki ketentuan masing-masing. Semua orang memiliki takdirnya masing-masing, takdir itu selalu indah. Nikmatilah, maka kau akan mendapat hikmah di balik semua yang kau jalani saat ini.
~Min-goo
. . . . .
Huushhh...
Malam itu, angin berhembus cukup kuat. Hujan menerpa kota Seoul. Dan MIn-goo? ia terduduk di dalam kamarnya sambil memandangi hujan yang turun dari langit.
Ia sangat menikmati pemandangan luar kamarnya yang terbilang cukup indah. Tak henti-hentinya Min-goo terucap kagum.
Untung saja ia sudah kembali kerumahnya sejak satu jam yang lalu. Jika tidak, ia dan Renjun pasti akan terjebak hujan.
Ya - meski mereka menggunakan mobil, namun juga berbahaya karna jalanan yang licin dan suasana gelap.
Di luar benar-benar gelap, hanya ada kilat yang menyambar. Tidak ada bulan dan bintang yang terlihat.
Min-goo mengambil ponselnya yang tergeletak di dekat jendela kamarnya.
Kemudian, ia memasang sebuah earphone di telinganya, dengan tujuan untuk menyamarkan suara sambaran petir dan hujan.
Sebenarnya, Min-goo tak terlalu menyukai hujan, namun di saat hujan ia lebih tenang.
Belum sempat ia menyalakan lagu, terdengar sebuah ketukan di puntu kamarnya.
Tok.. Tok.. Tok..
"Masuk, ngga di kunci." balasnya dari dalam kamar.
"Kakak masuk ya?"
Ternyata itu kakaknya - Kang Lim.
Cklekk..
Tak lama setelah itu, pintu kamar Min-goo terbuka. Di baliknya, ada sesosok pria bertubuh jakung yang masuk dengan membawa sebuah nampan coklat yang terlihat antik.
Pria itu menutup kembali pintu kamar Min-goo, dan berjalan mendekati gadis yang tengah duduk di depan jendela itu.
"Ganggu gak dek?"
Min-goo menggeleng pelan, gadis itu hanya tersenyum ke arah kakak lelakinya.
"Kakak ngapain ke sini? Ada perlu kah?" tanya gadis itu.
"Engga, cuman mau liat kamu aja" gelak Kang Lim.
Min-goo menghembuskan nafas nya, sedikit berat.
"Kalo gitu aja kan besok juga ketemu lagi.. Kakak ini ada-ada aja sih." gerutunya.
Kang Lim hanya tersenyum melihat adiknya yang sudah mulai sedikit berani mengutarakan apa yang ia rasa.
Pria jakung itu meletakan nampan itu di meja belajar Min-goo, lagi-lagi ia tersenyum melihat ke arah Min-goo.