23. The Truth

22 11 12
                                    

"Eunghh, sakit tau!" lengguhan itu berasal dari kamar Somi.

Pagi ini Somi masih terbaring di atas ranjangnnya. Ia terkulai lemah. Para dokter memasanginya berbagai alat-alat yang mengerikan.

Ya. Jantung Somi kambuh. Sudah seharian ia tak sadar kan diri.

Di sisi lain, Min-goo mengkhawatirkan adiknnya. Namun ada perasaan yang takut, katika ia mengingat ayah dan ibunya akan di proses hari ini.

Pagi ini kondisi Min-goo cukup baik. Bahkan saat ini Min-goo tengah duduk di samping ranjang Somi untuk merawat anak itu.

"Lo bisa nyuapin ga sih!!" bentak Somi.

"M-maaf ya, ini aku tiup lagi biar ga panas.."

"Alah! Udahlah, gue gak mood lagi gara-gara lo! Pergi lo sana!!"

"Tapi kamu harus makan, biar cepet sembuh.."

"Gue sakit gini juga gara-gara lo. Lo sebenarnya puaskan liat gue menderita kaya gini!!"

"Enggak Som, kamu ini ngomong apa?!"

"Lo itu bangsat tau gak!"

Min-goo hanya terdiam saat adiknnya itu mencacinya di hadapannya. Ia hanya tersenyum pada adiknnya itu.

"Somi kamu tau? Di dunia ini cuman kamu yang kakak sayang, sampai kapanpun." Dengan lembut Min-goo menyuapi adiknya.

Namun Somi malah merotasikan matanya malas, baginya kakak seperti Min-goo itu hanyalah aib!

Sungguh ia sangat membenci kakaknya, bahkan Somi tak menganggap Min-goo sebagai kakak.

"Cih! Gue gak akan pernah nganggep lo itu keluarga, lo tau gak kalo gara-gara lo gue di ejek!" Somi mendecih, ia menatap Min-goo dengan tatapan tak suka.

Dengan senyuman yang lembut Min-goo mengusak pucuk kepala Somi, "itu terserah sama kamu, mau percaya atau enggak," jawabnnya dengan santai.

Somi membeku di tempatnnya, ia tak habis pikir dengan orang di depannya saat ini. Bagaimana bisa ia sudah menyakitinya berulang kali namun Min-goo masih tampak dengan tulus merawatnnya seperti ini.

Dan tak lama kemudian Somi menghempaskan tangan Min-goo.

"Apaan sih lo, megang-megang!! Gausah megang-megang gue!"Bentaknnya kepada Min-goo, entah sudah berapa kali ia membentak Min-goo seperti itu.

Entahlah, sudah cukup banyak Somi berbuat kasar dengan gadis itu. Namun gadis itu masih tetap berbuat baik padannya dan keluarganya.

Akhirnya Somi kembali merebakan tubuhnya.

"Lo mendingan keluar deh, gue muak liat mata lo yang juling itu."

"Ya udah, nanti kalau butuh apa-apa panggil aku ya.." jawab gadis itu dengan sangat tulus.

"Ga, udah lo jangan sok-sokan baik deh sama gue!! Gue tau lo dendam sama gue, kalo gue percaya sama lo yang ada ntar lo ngeracunin gue!!"

"Somi, kamu ngomong apa?"

"Alah diem lo!! Dah, sana pergi!! Gue mau istirahat."

Dengan menghela nafas yang sedikit berat, Min-goo memilih untuk meninggalkan ruangan itu. Membiarkan Somi istirahat.

"Gimana?" tanya seorang lelaki yang memang menunggu Min-goo di luar.

Min-goo hanya mengangguk, "dia udah lebih mendingan. Tadi juga udah mau makan, ya.. walaupun sedikit, tapi kondisi Somi udah membaik. Sekarang dia lagi istirahat." Jelasnnya pada sang lelaki itu.

Lelaki itu hanya mengangguk perlahan, seolah mengerti akan keadaan Somi sekarang.

"Jun!!"

Suara panggilan itu.. Renjun agak asing, saat mendengarnya.

Rainbow After You (TAMAT✔)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang