20.IMAM PILIHAN APPA

5K 280 3
                                    

Lebih baik mata saya di tusuk dan saya buta, dari pada saya harus melihat wanita bukan mahram yang memamerkan auratnya

Akhtar Fawaz Alfatih

.
.
.

Assalamu'alaikum, jangan lupa prioritas kan Al-Quran. Jangan lupa shalawat dan Al-Kahfi nya juga♡♡♡.

.
.
.

Bismillahirrahmanirrahim

Happy reading
.
.
.

20.IMAM PILIHAN APPA


"Halo sayang, aaaaa kangen banget gue sama lo!"

Aina bersi keras melepaskan pelukan jeje, namun hasilnya nihil, ia tak bisa lepas dari pelukan jeje karena pelukan jeje sangat kuat dan susah di lepas.

Aina berdecak kesal, baru di tinggal beberapa hari saja jeje sudah serindu itu apalagi jika Aina tinggal selama beberapa tahun, mungkin jeje akan gila.

"Isshh jeje awas!!" Suruh aina

Jeje menggeleng "No! Gue kangen tau, kangen sama sahabat sendiri ga boleh ya??"

Aina mendengus kesal "Bukan ga boleh tapi liat situasi dong, ini udah masuk loh. Bentar lagi pak bon masuk"

Jeje melepaskan pelukannya lalu duduk seperti semula "Ck! Bon cabe botak ngapain mesti ngajar si? Gue kan benci pelajaran pak bon, suka ngantuk gue" Balas jeje

Pukkk

Satu tamparan kecil mendarat di bibir cantik jeje, membuat jeje sedikit meringis.

"Heh! Mulut lo mau gue jahit hah?"

Jeje mendengus "Ck! Tega bener lo sama Sahabat sendiri"

"Ya lo ga boleh gitu sama guru, lo mau di azab Allah? Dengerin yah, barang siapa yang mencaci guru nya, atau tidak menghargai dan menghormati guru nya, maka diberikannya azab yang pedih" Ucap aina

"Ha iya iya neng aina, gue lupa kalo lo sekarang udah jadi istri seorang dokter paham agama" Balas jeje

"Em-"

Saat aina hendak membalas ucapan jeje barusan, ucapannya terpotong kala pak bon masuk kedalam kelas.

"Assalamu'alaikum anak anak" Ucap guru yang namanya diketahui 'pak bon'

"WAALAIKUMSALAM" Balas mereka serentak

"Sebelum kita memulai pelajaran, bapak akan mengenalkan teman baru terlebih dahulu kepada kalian" Ucap pak bon

Seketika semua murid di sana pun berbisik bisik kepada teman sebangku nya.

"Loh pak emang sekolah ini nerima murid lagi? Bukannya tinggal ngitung hari kita lulus, nanggung banget gasi" Ucap sekretaris kelas

Pak bon mengangguk "Memang benar, walaupun dia pindah di waktu yang sudah mepet, tetapi dia memiliki keinginan untuk mempunyai ijazah dengan nama sekolah kita, dan dia juga terpaksa ikut pindah karena orang tua nya ada urusan disini" Balas pak bon

Imam Pilihan Appa Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang