21.IMAM PILIHAN APPA

4.1K 253 4
                                    

Ketika saya melihat senyum kamu
Saya enggan memalingkan wajah saya, saya ingin terus melihat senyum kamu yang membuat saya candu melihat nya, dan senyuman itu hanya milik saya, tidak boleh ada yang melihat nya selain saya, karena senyuman itu anugerah terindah milik saya

Akhtar Fawaz Alfatih
.
.
.

Assalamu'alaikum, jangan lupa prioritas kan Al-Quran. Jangan lupa shalawat dan Al-Kahfi nya juga♡♡♡.

.
.
.

Bismillahirrahmanirrahim

Happy reading
.
.
.

21.IMAM PILIHAN APPA

"Lo mau beli apa?"

"Mie ayam pak karto aja deh" Balas aina

Jeje mengangguk lalu ia melenggang pergi untuk memesan makanan untuk nya dan juga aina.

Aina mengetuk ngetuk meja kantin dengan jari nya, dengan mata yang melihat lihat ke arah lain.

Aina berhenti mengetuk ngetuk meja kala atensi nya menangkap sosok gadis yang tengah bingung mencari tempat duduk.

Tangan aina terangkat "Sini!" Teriak Aina

Gadis itu melihat ke arah aina, dengan ragu ia berjalan dengan tangan yang menenteng mangkuk mie.

Kebetulan meja yang di tempati aina ada 2 kursi kosong, sehingga cukup untuk Jeje dan gadis itu.

"B-boleh aku duduk disini?" Ucap gadis itu ragu

Aina tersenyum lalu mengangguk antusias "Ya jelas boleh dong, ayo duduk duduk" Balas aina

Gadis itu duduk di depan aina "Ka-kamu tidak makan?" Tanya gadis itu

"Lagi pesen tu si jessica" Balas aina

Gadis itu mengangguk pelan seraya menyimpan kembali sendok yang ada di tangannya membuat aina langsung menahan nya.

"Kenapa di simpan lagi?" Tanya aina

"Aku nunggu pesanan kamu datang saja, aku tidak enak memakan makanan duluan" Ucap gadis itu

Aina terkekeh "Makan aja elen, gapapa beneran, bentar lagi juga jessica dateng ke sini ko bawa makanan. Makan aja sok" Ucap aina

Elena menggeleng "Aku menunggu kalian saja" Balas nya, lalu disimpannya kembali sendok yang ada di genggamannya

Yah gadis itu adalah Elena, murid baru tadi pagi.

Aina mengangguk "Yaudah deh, keras kepala banget" Ucap aina, mengundang kekehan Elena

Aina ikut terkekeh "Oh iya elen, kamu pindah kesini karena alasan apa? Padahal kan bentar lagi kita lulus loh, tinggal ngitung hari, ga tanggung apa? Ga repot juga harus transfer tranfer nilai?" Tanya aina

Elena tersedak air liur nya sendiri, membuat aina langsung beralih ke tempat duduk di sebelah Elena, guna menepuk-nepuk pelan punggung Elena.

Imam Pilihan Appa Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang