43.IMAM PILIHAN APPA

2.5K 181 6
                                    

Semua harta kekayaan yang saya berikan, tak akan sebanding dengan perjuangan kamu sebagai seorang perempuan

Akhtar Fawaz Alfatih

.
.
.

Assalamu'alaikum, jangan lupa prioritas kan Al-Quran. Jangan lupa shalawat dan Al-Kahfi nya juga♡♡♡.

.
.
.

Bismillahirrahmanirrahim

Happy reading
.
.
.

43.IMAM PILIHAN APPA

Keesokan harinya. Kini Aina terbangun lebih siang di banding biasa nya. Sekarang pukul 07:30, untung saja dia tidak ada kelas pagi. Dia ada kelas siang, jadi dia lebih sedikit bersantai tak terburu buru.

Aina tertidur di kamar Azhar semalam. Aina benar benar kesal kepada suami nya yang tak mau menuruti keinginan nya. Bukan apa apa, itu murni keinginan jabang bayi di dalam perut nya.

Aina yang tengah tertidur pulas sedikit terusik karena sinar matahari yang sudah menyorot masuk kedalam celah jendela kamar Azhar.

Dia bangkit, lalu duduk dan bersandar di kepala ranjang. Mengucek mata nya dan menetralkan nyawa nya yang belum sepenuhnya terkumpul.

Dia melihat ke samping yang dimana Azhar tidur, di sana kosong. Azhar sudah tidak ada di ranjang. Dia mencari cari Azhar ke semua sudut namun dia tak menemukan nya.

"Mungkin Azhar lagi mandi" Gumam nya

Dia mulai turun dari ranjang nya sebelum dia melihat secarik kertas di atas nakas. Kening Aina mengerut lalu mengambil kertas tersebut dan membacanya.

Kertas tersebut bertuliskan.

'Selamat pagi humairah nya Akhtar. Kayanya kamu kecapean, tidur nya sampai pulas. Tidak apa apa, kamu juga ada kelas siang bukan? Jadi kamu tidak usah terburu buru. Mas cuma mau kasi tau, kalo Azhar sudah berangkat dengan Mas, dia harus sekolah. Jika menunggu kamu bangun, mungkin dia akan membolos. Mas juga berangkat ke rumah sakit, mas ga tega bangunin kamu. Kamu juga kayanya masih marah sama mas, maafin mas dong ya. Oia, nanti kamu buka pintu buat orang orang, sekitar jam tujuh empat puluhan. Mas udah siapin sarapan buat kamu di bawah, jangan lupa di makan ya zaujati.

Akhtar, suami mu
Mas sayang kamu, love you'

Seulas senyum tercetak jelas di wajah Aina. Dia cukup terkesima dengan surat yang Akhtar simpan. Dia tersenyum sebelum dia melihat jam dinding yang dimana jarum jam sudah tepat di pukul 07:40, dan Akhtar menyuruhnya untuk membuka pintu di jam itu.

Dengan cepat Aina memakai sandal rumah nya dengan menenteng kertas di tangan kanan nya. Dia langsung turun kebawah dengan tergesa menuju pintu utama.

Benar saja, saat Aina ingin membuka pintu. Tiba tiba bel pun berbunyi, dan Aina pun segera membuka pintu rumah nya dengan keadaan Aina hanya memakai piyama oversize dan untung saja dia tidak lupa khimar instannya.

Imam Pilihan Appa Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang