23.IMAM PILIHAN APPA

4.1K 245 4
                                    

Di ribuan bintang yang bersinar, bukankah hanya ada satu yang sangat terang? Sama hal nya ketika saya melihat ribuan wanita yang cantik, namun di ribuan wanita itu hanya ada satu wanita yang membuat saya menarik dan saya candu untuk terus melihatnya, wanita itu adalah kamu

Akhtar Fawaz Alfatih

.
.
.

Assalamu'alaikum, jangan lupa prioritas kan Al-Quran. Jangan lupa shalawat dan Al-Kahfi nya juga♡♡♡.

.
.
.

Bismillahirrahmanirrahim

Happy reading
.
.
.

23.IMAM PILIHAN APPA

Jam sudah menunjukan pukul 18.03

Didepan pintu operasi banyak sekali orang yang menunggu keluar nya akhtar, dokter rakadenza, kenra bahkan jeje pun sudah ada di sana guna menemani aina.

Mereka menunggu di kursi depan ruang operasi.

Mereka semua merapalkan do'a agar azhar diberi keselamatan.

Dan tepat saat itu juga pintu ruang operasi terbuka, menampakkan akhtar yang keluar dengan baju nya yang banyak sekali bercak darah.

Membuat semua yang ada di sana berdiri menghampiri akhtar.

"Gimana tar? Ponakan gue gapapa kan?" Tanya dikta tergesa

"Bagaimana nak? Azhar tidak apa apa?" Tanya umi halimah

"Azhar tidak apa apa kan nak akhtar?" Tanya umma hani dengan suara sendu nya

"Gimana pak?" Tanya aina dengan tatapan sayu nya, membuat akhtar tak tega melihat nya

"Kondisi azhar sudah membaik, azhar sudah melewati masa kritisnya" Ucap akhtar membuat semuanya menghela nafas lega

"Alhamdulillah" Ucap mereka serempak

Akhtar mendekat ke arah aina klau mendekap nya "Jangan menampakkan wajah sayu seperti itu, saya tidak suka" Ucap akhtar

Air mata yang sejak tadi ia tahan kini tumpah, bukan karena sedih tetapi karena bahagia karena Allah telah mengabulkan doa nya untuk menyelamatkan nyawa azhar.

Ia terisak di dada bidang suami nya "Makasih pak, makasih udah selamatkan azhar untuk saya" Ucap aina

"Itu sudah kewajiban saya untuk menyelamatkan seseorang, apalagi seseorang itu azhar, anak laki laki saya" Balas akhtar

Jeje dan dikta yang melihat adegan didepannya itu terenyuh, aina dan akhtar sangat serasi.

"Aaaaa jadi iri gue" Celetuk jeje seraya menggandeng lengan dikta dan menyimpan kepalanya di bahu dikta

Tanpa sadar dikta mengangguk lalu mengusap usap surai legam kecoklatan milik jeje "Iya, jadi pengen gue" Balas nya

Jeje mengangguk sebelum sadar, tak lama kemudian dia melihat ke arah lengannya yang dimana tengah menggandeng dikta tanpa sadar.

Imam Pilihan Appa Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang