EXTRA CHAPT

5.8K 194 17
                                    

Assalamu'alaikum

Happy Reading!
.
.
.

EXTRA CHAPT IMAM PILIHAN APPA

5 tahun kemudian

Seorang ayah tengah bermain dengan ke empat anak nya. Saling tertawa bersama, terlihat sorot kebahagiaan di mata mereka.

"Ayah ayah, lihat Delan main tanah yah!"  Adu anak bernama Arkan.

"Ndak yah! Bang alkan bohong!"

"Bohong bohong, abang benel loh. Liat tangan Delan kotol tau!" Seru Arkan seraya menunjuk Deran

"Bang Delan sama Bang Alkan sama aja. Tuh, tangan bang Alkan juga kotol huuuu" Timpal anak perempuan bernama Senja.

Akhtar hanya menggelengkan kepala nya gemas ketika melihat anak anak nya meributkan hal hal kecil.

"Sudah tidak apa apa, kalian boleh main tanah, asal setelah nya mandi" Lerai Akhtar

"Iya nih, ribut mulu kerjaannya" Timpal Azhar

Ketiga anak kembar itu hanya menjulurkan lidah nya pada Azhar. Dih, bukannya mereka yang yang ribut duluan, ko Azhar yang di musuhin oleh anak kembar tak identik itu.

Akhtar hanya tertawa melihat nya, dia duduk dengan Azhar di samping nya.

"Nak, kamu sudah besar ya sebentar lagi kamu masuk sekolah menengah ya? " Ucap Akhtar

Azhar mengangguk "Iya ayah"

Akhtar tersenyum "Baru kemarin kamu umur empat tahun, pas Buna kamu temui kamu. Sekarang kamu udah besar aja nak"

Senyum simpul Azhar meredup kala ayah nya berbicara demi kian. Dia hanya menanggapi ucapan ayah nya dengan senyum getir.

Akhtar yang menyadari perubahan ekspresi anak nya segera dia bertanya.

"Ayah salah bicara ya nak?" Tanya Akhtar

Azhar menggeleng, lalu memeluk Akhtar dari samping "Enggak ko yah, cuma Azhar jadi keinget Buna dan kangen dia. Buna yang bawa aku ke rumah ayah, Buna juga yang awal mula nya temui aku di supermarket, aku hanya anak temuan kan yah? "

Akhtar membalas pelukan Azhar "Ayah juga kangen Buna. Kamu jangan merasa kamu hanya anak temuan, enggak! kamu anak ayah sama Buna, sampai kapan pun itu. jangan pernah katakan hal itu lagi ya?"

Air mata Azhar keluar dari pelupuk indah nya, tak kuasa menahan tangis yang sadari dulu ia tahan. Setiap malam, dia selalu saja memikirkan Buna nya, bahkan 5 tahun belakangan ini.

Akhtar meraih pun dah Azhar, lalu di tatap netra indah milik anak itu. Di hapus nya perlahan dengan tangan kanannya.

"Jangan nangis, kamu nangis bikin ayah jadi merasa bersalah. Karena setitik luka maupun duka pada kamu nak, seribu luka bagi ayah. Karena kamu dan adik adik kamu adalah titipan terakhir dari Buna kamu sayang" Ucap Akhtar lembut

Azhar mengangguk lalu tersenyum "Makasih, makasih ayah udah mau ikhlas nerima kehadiran Azhar walaupun Buna sudah tiada, makasih udah mau rawat Azhar, sekolahin Azhar sampai sebesar ini. Azhar akan lakuin apapun itu untuk membalas semua kebaikan ayah, apapun itu percayalah pada Azhar ya yah?"

Imam Pilihan Appa Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang