Byuurrr..
Semburan maut dari dukun tersebut melayang mengenai tembok karena sang dukun di tabrak oleh Axel. Salsa mendidih di tempat saat dukun sewaannya gagal memberikan jampi-jampi ke Marcus dan Lucas karena perbuatan Axel yang ceroboh. Axel terkejut saat melihat ada dukun di kantor milik Arvel, abangnya.
"AXEELL!! KAMU KENAPA JADI PENGGANGGU SIH!!" Teriak Salsa dengan kesal.
"Sejak kapan kak Salsa jadi pengikut sekte dukun beranak seperti ini? Gejala awal mulanya kenapa kak?" Tanya Axel dengan terkejut.
"Dia bukan dukun beranak! Dia dukun yang ilmunya sudah level dewa!" Jawab Salsa dengan keras.
"Sepertinya kak Salsa ini sudah stres. Yuk, kak bisa yuk masuk ke rumah sakit jiwa. Nanti dedek Wayan ganteng yang temenin kesana."
"Kasian mana masih muda."
Tata dan Bella yang mendengar keributan di sebelah lift itu mulai terganggu. Mereka berdua pun langsung pergi menuju keributan tersebut. Tak lama berjalan, Tata dan Bella melihat Salsa tengah adu mulut dengan Axel CS. Bella mendekati Marcus dan memeluk lengan pria itu sedangkan Tata berdiri disebelah Lucas.
Salsa langsung berjalan mendekati Tata untuk menampar gadis itu. Tanpa basa-basi Salsa melayangkan tangannya menuju ke pipi Tata tetapi dengan cepat Lucas menahan tangan Salsa dan sedikit memutarnya sehingga membuat Salsa meringis kesakitan.
"Ampun! Awh, sakit! Lepaskan!" Ucap Salsa.
"Jangan coba-coba menampar kak Nathasa kalo kamu tidak ingin meratapi hidupmu di penjara, manis." Ujar Lucas lalu melepaskan genggamannya dengan kasar.
Akhirnya, salsa dan dukun tersebut dibawa dua bodyguard pergi dari kantor Arvel. Axel pun langsung berjalan begitu saja menuju ruangan Arvel meninggalkan sahabat-sahabatnya. Sampainya di ruangan, Axel melihat Arvel tengah serius menatap MacBook-nya dengan kedua telinganya tersumpal headset bluetooth.
Axel pun mengambil posisi duduk di kursi depan meja kerja Arvel. Dia menunggu Arvel sembari membalas chat dari teman-teman perempuannya yang sibuk mencari pernak-pernik untuk besok. Hampir setengah jam lamanya Axel menunggu akhirnya, Arvel membuka suara.
"Kamu ngapain kesini?" Tanya Arvel. Axel pun memasukkan kembali iPhone 14 pro max miliknya itu ke dalam saku jas almamater sekolahnya.
"Jadi, abangku sayang tapi boong. Besok lusa di sekolah ada pameran busana dari koran. Nah, di kelas itu yang kepilih ada delapan orang empat cewek dan empat cowok. Salah satunya itu aku ke pilih." Jawab Axel.
"Terus?"
"Terus aku itu nggak mau dipasangin sama si Rena, bang. Kan abang tau sendiri Rena itu gimana."
Arvel menghela nafas berat. Dia paling malas jika Axel harus merengek seperti ini di kantornya. Apalagi ini masih jam kerja. Arvel pun mengambil posisi menjadi berdiri di sebelah Axel.
"Suruh aja si panitia meng-cancel acaranya. Selesai." Saran Arvel yang membuat Axel tidak setuju.
"Jelas gak bisa dong bang. Acaranya itu penting soalnya pak bupati sama pak walikota bakalan jadi jurinya." Sahut Axel.
"Ya suruh temenmu aja buat gantiin kamu."
"Aku itu pengennya pasanganku aja yang diganti bang, ayolah help me. Aku gak mau sama Rena si kutu kupret, sialan bau jigong itu."
"Ya terus abang harus gimana?!"
"Abang sekarang harus ikut aku ke sekolah. Nanti abang yang ngomong langsung ke Lala salah satu panitianya."
"Kamu gak tau kerjaan abang lagi numpuk."
"Ayolah bang, kan abang pemilik perusahaan. Karyawan juga banyak. Terus ngapain abang harus repot-repot kerja. Please, help me. Help me!!"
"Dasar kamu ini! Ya sudah ayo!"
Axel sangat senang bukan main mendengar bahwa Arvel mau datang ke sekolah. Soalnya, Arvel terakhir menginjakkan kaki ke sekolahnya itu pas penerimaan raport kenaikan kelas 2 SMA dan sekarang Axel kelas 3 SMA mau memasuki semester akhir. Jadi, tau sendirilah sudah berapa lama Arvel tidak datang ke sekolah Axel.
"Sayang, ayo ikut aku sebentar ke sekolahnya Axel." Kata Arvel ke Tata.
"Ngapain? Aku masih banyak kerjaan ini." Jawab Tata yang baru saja duduk di kursinya.
"Udah bentar aja kok. Dan untukmu Bel, kamu juga ikut ayo!"
"Lah! Kenapa aku juga ikutan?"
"Ini perintah bosmu. Emangnya kamu mau gajimu ku potong?"
"Ya, jangan dong pak. Gaji saya kan lumayan buat beli dua Lamborgini masa harus di potong."
"Lu mah walaupun gaji di potong masih bisa beli seribu Lamborgini, Bel."
"Ya pokoknya gitulah, Nath."
"Yuk berangkat!"
Arvel, Tata, Bella dan Axel CS pun pergi menuju ke sekolahan. Setengah jam perjalanan, akhirnya satu Lamborgini dan enam motor ninja sampai di sekolah elite anak para konglomerat yaitu Golden Senior High School. Sekolah swasta yang berfasilitas lengkap dan mahal untuk anak-anak konglomerat. Walaupun ada yang dari keluarga tidak mampu, tetap bisa sekolah disitu jika berprestasi karena akan mendapatkan beasiswa. Jika tidak berprestasi akan sulit masuk ke Golden karena biaya masuknya saja berkisar lima puluh juta belum tetek bengek yang lainnya jika sudah resmi menjadi murid Golden Senior High School.
Arvel berjalan dengan santai sembari menggandeng Tata. Arvel tak lupa memakai kacamata hitam miliknya untuk menambah pesona ketampanannya. Kedatangan Arvel menjadi sorotan para guru-guru muda yang beberapa bulan lalu baru saja dilantik menjadi guru muda Golden Senior High School. Tata yang melihat itu langsung memasang muka sinis dan semakin mempererat genggamannya.
Kelas Axel terlihat begitu ramai, murid-muridnya sibuk merancang kostum dari koran yang akan di pakai pameran besok lusa. Axel pun berdiri di depan papan tulis lalu Wayan memberikan toa ke sahabatnya tersebut.
"MOHON PERHATIAN KAWAN-KAWANKU TERCINTA DAN TERSAYANG SERTA SEPERJUANGAN!" Ucap Axel memakai toa.
Setelah itu Arvel, Tata dan Bella masuk ke dalam kelas. Semua teman-teman satu kelas Axel terdiam saat melihat kedatangan Arvel. Axel pun menyuruh Lala salah satu panitia acara untuk mendekat.
"Lo cepat ganti pasangan gue." Titah Axel.
"Gak bisa Xel, lo udah sama Rena. Itu tuh gak bisa diganti secara tiba-tiba." Sahut Lala.
"Tuh kan bang, si Lala temennya Poh itu ngeselin banget jadi panitia."
"La saya tidak mau tau. Kamu harus mengganti pasangan Axel. Atau apa perlu saya menemui ketua panitia pelaksana sekarang?"
"Tidak perlu bang. Biar saya saja nanti yang menemuinya."
"Saya harus melihat secara langsung kamu bertemu dengan ketua panitia pelaksana dan mengganti pasangan Axel. Saya tidak ingin Axel mengganggu jam kerja saya lagi dengan masalah yang sama." Ucap Arvel yang langsung diiyakan Lala.
Mereka pun pergi menuju kelas si ketua panitia pelaksana berada. Axel sudah sangat gembira sekali. Akhirnya, dia bisa terbebas dari si Rena yang menyebalkan.
¶¶¶
TBC.
Jangan lupa untuk vote ArTa ya!!
KAMU SEDANG MEMBACA
My Beautiful Bride [TAMAT]
RomansaSEQUEL Of MY DADDY VERY HANDSOME✅ REVISI SETELAH TAMAT. Rank: #1 Arvel [12.09.2020] Rank: #1 Arvel [02.09.2020] Rank: #1 Arvel [01.09.2020] Rank: #1 Arvel [31.08.2020] Rank: #1 Arvel [13.08.2020] Rank: #1 Arvel [12.08.2020] Rank: #1 Arvel [11.08.202...