~Happy Reading~
Razka, Johan, Hairiz, serta Zian, hari ini mereka akan segera pulang sore kembali ke rumahnya, setelah beberapa hari pergi berlibur. Dan ya, kebetulan waktu baru menunjukkan pukul 15.00. Mereka masih berada di perjalanan menuju pulang.
Maka dari itu, ayah, ibunya beserta kedua saudaranya tengah menunggu kedatangan dari mereka berempat. Lagi pula, anak pertamanya sudah membangun rumah tangga. Jadi, dia sudah pisah rumah bersama mereka. Hmm, sepi deh gak ada Natan yang suka ketawa renyah ( wkwk. Canda renyah )
"Ma, mana sih bang Aka masih belum pulang?" tanya Jibran.
"Gak tau juga. Mungkin, masih di perjalanan. " jawab Riana memungkinkan.
"Si bang Johan juga. Belum pada pulang ya?" giliran Nakata yang bertanya, tanpa menoleh. Fokus handphone.
"Ya iyalah, kan mereka barengan berempat. Gimana sih bang. " timpal Jibran.
"Idihh, biasa kali gak usah ngegas. " cibir Nakata.
"Orang gak ngegas juga. " ujar Jibran.
"Iye dah, terserah. " malas Nakata.
"Udah. Lebih baik, kita tunggu saja mereka. Palingan, bentar lagi juga pulang. Kan jauh juga di perjalanannya. Pasti mereka pada selamat kok. Berdoa aja. " Rusyadi mencoba menenangkan mereka.
"Amiin. Semoga ya. " ucap Riana, penuh harap.
"Amiin. " sahut Jibran bersama Nakata.
Pada akhirnya, mereka saat ini mencoba untuk tenang saja. Dan tentunya, menunggu kabar dari anak remajanya yang lain.
'Jangan khawatir ya bunda, ayah, adik-adik. Pasti para bujang itu pulang dengan selamat. Masih utuh kok '☺️
Waktu terus berputar. Mereka masih setia stay untuk menunggu kedatangannya. Tapi tiba-tiba, tak sengaja Jibran melihat layar handphone milik Nakata dengan memicingkan matanya curiga. Ya, dia sibuk chatingan sama temannya. Entah itu teman biasanya, atau teman tapi dekat.
Namun Jibran berusaha untuk tidak menegur terlebih dahulu. Dia mencoba berpura-pura tak tahu. Jika sudah waktunya, baru dia akan bertanya.
"Eh Ma, Papa ke belakang dulu ya. " izinnya.
"Ohh, ya udah Pa. Nanti Mama kabarin kalo ada kabar dari Razka. " sahut Riana.
"Ya Ma. " jawabnya.
"Lho Pa. Mau kemana?" tanya Jibran.
"Ke belakang dulu. Mau ikut ke toilet?" jawab ayahnya, sedikit bercanda dia.
"Ihh Papa. Ya udah ah, buruan ke toilet. " suruh Jibran. Dia ngerti apa yang ayahnya maksud.
"Ya udah. " Rusyadi melengos pergi saja.
"Kenapa Ran?" tanya Nakata, datar.
"Gak ada apa-apa. " jawab Jibran.
"Ouhh. " singkat Nakata.
Ting..
Arsya
Na, besok ada tugas gak sih?
Nakata
Emm, kayaknya cuman ngerangkum aja. Kenapa emang?
Arsya
Gak papa sih. Cuman nanyain doang, siapa tau ada tugas lain. Ntar gue liat sama lu. Hehe
Nakata
Ohh. Ya sih, setau gue cuman ngerangkum bahasa Indonesia doang
KAMU SEDANG MEMBACA
TERLALU CINTA [On Going]
Teen Fiction~~~ Kisah ini menceritakan tentang Penderitaan seorang lelaki yang tak bisa memiliki seseorang yang di cintainya, meskipun dia telah mencoba menjalani hubungan dengan gadis lain. Lelaki itu sangat tersiksa dan terluka hatinya. Dia selalu mengingat k...