◍Happy Reading◍
"Permisi bu, pak. Aduh maaf ya, gak sempat kita kabarin lagi tadi. " ucap Riana, setelah sampai di salah satu ruangan yang terdapat orang tuanya Danisa.
"Ehh, tamunya udah dateng. Silahkan silahkan, duduk. Kita nunggu dari tadi lho. " sapa kedua orang tuanya Danisa.
"Iya makasih. Maaf ya, jadi nunggu lama. " ucap Riana lagi.
"Iya nih. Soalnya tadi kami sedikit membawa sesuatu gitu. Jadi, terlalu lama juga. " sambung Rusyadi.
"Ya gak papa. Kami juga senang atas kedatangan kalian ke rumah kami. " balas bu Carla, ibunda Danisa.
Ketujuh remaja lelaki itu hanya tersenyum saja dan menundukkan kepalanya sebagai kesopanan mereka terhadap keluarga yang bersangkutan.
"Ohh iya, ini kami sedikit membawa beberapa bingkisan untuk kalian. Maaf ya, hanya bisa memberi ini. " ucap Rusyadi, sambil memberikannya.
"Aduh, gak usah repot-repot. Kami juga udah seneng kok, kalian bisa dateng ke sini. " Carla merasa sungkan.
"Ehh gak masalah kok. Kita gak repot bawain itu untuk kalian. Malah kita seneng bisa ngasih itu ke keluarga bu Carla sama pak Arya." ujar Riana.
"Iya tante, om. Gak papa kok. Lagian Mama sama Papa, emang suka banget memberi sesuatu sama orang lain. Jadi, mohon di terima ya tante, om. " sambung Nakata.
"Iya tante, om. Mama sama Papa kita tuh emang hobi banget ngasih apa aja buat orang lain. Apalagi kan, tante sama om orang tuanya Danisa. Ya kan?" ucap Natan, sambil mengarah ke arah Danisa yang tengah memperhatikan perbincangan antara orang tua mereka.
"Ya sudah. Kami terima ya bingkisannya. Terimakasih banyak ya, sudah bawakan ini capek-capek. " Arya menerimanya.
"Ihh udah gak papa pak. Kita senang kok bisa memberikan bingkisan yang tidak sebegitu bagus ya. Maklumlah, tadi buru-buru takut terlalu siang juga kesini nya. " kata Riana.
"Iya pak, bu. Maaf ya kami hanya bisa membawakan sesederhana mungkin. " sambung Rusyadi.
"Iya gak papa. Ini aja udah cukup bagi kami. Makasih ya bu, pak, adek semuanya. " ucap Carla.
"Ya sama-sama bu Carla. " balas Riana, sambil tersenyum.
"Sama-sama tante. " sambung keenam remaja bersaudara.
"Ohh iya lupa. Sebentar ya, saya buatkan dulu minum. Pasti capek ya jauh-jauh datang kesini?" Carla bergegas untuk membuatkannya.
"Ehh bu, gak papa. Santai aja dulu, gak usah terburu-buru gitu sama kita. " ucap Riana, sungkan.
"Gak papa bu Riana. Lagian, istri saya memang suka begitu, kalau ada tamu langsung saja di tawarin minum. Masa gak di kasih apa-apa. Udah jauh lho, datang kesini. " pinta Arya.
"Iya tante, gak papa kok. Lagian kalian juga pasti haus kan dari tadi di perjalanan?" Danisa memberi perhatiannya.
"Nah betul itu. Udah ya, santai aja. Kayak sama siapa aja. Kan kita bentar lagi juga jadi keluarga. " ucap Carla.
"Iya Ma bener itu. Varel juga haus nih, pengen minum yang seger-seger. Hehe, " bisik Hairiz.
"Ishh kamu ini. Ya nanti di buatin minum sama bu Carla, " sahut Riana.
"Kenapa bu?" tanya Carla.
"Ehh, enggak gak papa. Ini adiknya Natan biasalah suka ini itu. " jawab Riana, berdusta.
"Hahaha, " Razka tertawa, namun pelan.
"Apaan lu ketawa bang? " tegur Hairiz.
"Hehehe, " Razka semakin cengengesan.
KAMU SEDANG MEMBACA
TERLALU CINTA [On Going]
Ficção Adolescente~~~ Kisah ini menceritakan tentang Penderitaan seorang lelaki yang tak bisa memiliki seseorang yang di cintainya, meskipun dia telah mencoba menjalani hubungan dengan gadis lain. Lelaki itu sangat tersiksa dan terluka hatinya. Dia selalu mengingat k...