•Cerita Hairiz

10 6 7
                                    

                              ~Happy Reading~

Jam dinding yang berada di ruangan tersebut sudah menunjukkan pukul 20.00, dan ketujuh anak remaja lelaki itu masih setia menunggu perihal cerita saudaranya.

"Riz, ayok ceritain sekarang. " pinta Nakata terkekeh.

"Lama amat mau cerita gitu aja, pasti ceritanya gak menarik ya. Hahaha, " Razka meledekinya.

"Abang Aka jahat deh sama Iriz. Au ah aku ngambek, " ucap Hairiz dengan wajah manjanya.

"Gak usah di manja-manja deh tuh muka. Orang gak akan peduli juga, malah makin geli ngeliat muka lu itu. " ucap Natan meledeknya.

"Yang sabar ya Riz, lu pasti kuat kok. " timpal Johan, sambil memamerkan senyumnya.

"Lu semua gitu sama gue. Dahlah, kalo kayak gini gue gak mau cerita. " Hairiz merajuk.

"Cyaelah gitu aja ngambek lu. Ya udah deh, maafin abang-abang lu ini ya, " ucap Natan membujuknya.

"Baperan amat lu Riz, " kata Razka.

"Tau, kayak jatuh cinta aja terus di tinggalin. Hahaha, " ucap Zian meledekinya.

"Eh abang, jangan gitu sama bang Iriz. Kasian tau, "perhatian Jibran.

"Nah bener yang di bilang sama si Jibran. Lu pada emang gak punya akhlak baik ya, kelewatan deh. " sahut Nakata sependapat dengan adiknya.

"Iya deh oke, gue minta maaf. Ya bang Riz?" kata Zian meminta permohonan maaf pada Hairiz.

"Hm, iya deh gue maafin lu semua. " jawab Hairiz dengan ikhlas.

"Jangan di masukin ke hati dong Riz. Kita kan canda doang kali, " ucap Natan.

"Bener tuh, " timpal Johan.

"It's okay, gwaenchana Hyung. " ucap Hairiz dengan gaya bahasanya.

"Oke good, " kata Natan.

"Udah kelar kan maaf-maafan ya, sekarang lanjut ke topik pembicaraan. Bang Riz, gimana ceritanya?" Nakata kembali bertanya lagi.

"Terniat banget lu, mau denger cerita gue. " kata Hairiz.

"Udah, gak usah banyak komen. Langsung ke intinya aja. " pinta Nakata.

"Iya Nakata yang cakep, " pujinya.

"Emang, " percaya diri Nakata.

"Terserah lu, " ucap Hairiz.

"Udah, buruan. Keburu larut malam nih, besok kan mau sekolah kalian. " kata Natan memperingatinya.

"Siap abang Natan. " ucap mereka.

"Okey gue cerita ya. Jadi gini, sebenernya gue tuh lagi bahagia karena gue udah bertemu sama salah satu cewek yang baik, cantik, dan sesuai dengan tipe gue, gitu. " Hairiz bercerita.

"Udah gue duga, pasti si Iriz emang bahagia karena cewek. Buktinya, dia sebahagia itu sampe bisa senyam-senyum sendiri. Gitu kan kata lu Na?" ucap Razka, lalu bertanya pada Nakata.

TERLALU CINTA [On Going]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang