^Happy Reading^
Seperti hari biasanya, keluarga pak Rusyadi kembali berkumpul lagi di ruang keluarganya. Ayah dan ibunya tengah menonton acara televisi, sementara dengan ke tujuh anak lelakinya, mereka ada yang memainkan ponselnya, ada yang ikut menonton acara di televisi, dan ada juga yang gak ada kerjaannya atau bisa di bilang 'gabut.
Meski begitu, mereka tetap damai dan tentram dengan sesama saudaranya. Tak lupa juga, suasana yang tenang seperti itu, akan berubah menjadi rusuh kembali karena ulah tingkah mereka. Jika sudah membahas yang aneh-aneh, pasti saja suasana di rumahnya akan berubah seratus persen.
Gambarannya, bisa dikatakan seperti itu lah.
"Ma, sinetron jaman sekarang ya kebanyakannya itu sinetron anak muda terus, gak ada yang lain. " ucap Rusyadi memulai pembicaraan.
"Iya ya Pa, emang kebawa jaman now sekarang. Jadi, film-film di tv tuh banyaknya sinetron anak muda. " ujar Riana, sambil melihat ke layar televisinya.
"Yah Papa sama Mama kayak yang gak pernah muda aja. Pasti Mama sama Papa juga pernah ngerasain yang namanya jatuh cinta, pacaran, romantisan kan?" timpal Hairiz, menggoda kedua orangtuanya.
"Iya Ma, Pa. Bener tuh kata bang Iriz, pasti Mama sama Papa juga pernah ngerasain jamannya lagi masa muda. Masa enggak pernah sih, " Nakata ikut menggodanya juga.
"Ngapain sih lu berdua, malah nyudutin Mama sama Papa kayak gitu. Kasian Mama sama Papa tuh, " ucap Johan.
"Tau, si Varel tuh yang duluan. Jadi semua suka kebawa-bawa pengaruh dia, " Natan menimpalinya.
"Apaan sih bang, gue kan cuman ngomong aja gak ada tuh niatan nyudutin Mama sama Papa. Suka salah paham deh, " kata Hairiz memasang wajah cemberutnya.
"Gak usah sok merajuk Riz. Muka lu emang gitu dari dulu, jadi gak usah sok sokan mau di bilang imut. " ucap Razka dengan entengnya.
"Hahaha, kesian di ejekin bang. " Zian meledekinya.
"Lain kali jangan suka bertingkah duluan, jadinya kan lu yang di ejekin sama kita. " peringat Johan.
"Iyain biar cepet. " kata Hairiz.
"Emang harusnya gitu, biar gak jadi omongan panjang ya kan?" kata Johan mengarahkan pandangannya pada Hairiz.
"Hmm, " gumam Hairiz.
"Udah, kalian jangan jadi ribut hal kecil. Lagian Mama sama Papa juga ngaku kok, kita pernah muda juga dan pernah ngerasain yang namanya jatuh cinta, pacaran, dan lain sebagainya. " ucap Riana.
"Tapi, Mama sama Papa tuh maksudnya kenapa di acara televisi selalu aja sinetronnya itu tentang anak muda yang mainnya tuh lebay, alay gitu. Kan Mama sama Papa ngerasa gimana gitu ngeliatnya. " sambungnya lagi.
"Iya bener kata Mama kalian. Kita berdua kan udah tua, masa harus nonton film-film anak muda lagi kan gak nyambung. Hahaha, " ujar Rusyadi, mengakhiri dengan tertawa.
"Ohh gitu ya. Tapi, gak papa lah Mama sama Papa kalo mau mengingat masa muda kalian gak papa kok. Jadi, kalian bisa ngerasain lagi tuh yang namanya jatuh cinta pada pandangan pertama, cyaaa.." ucap Nakata, menggoda lagi.
"Ihh apaan sih Naka. Udah ah, mending pindahin channel TV nya ke acara yang lain, yang lebih penting dari itu. " Riana tersipu malu.
"Malu-malu kucing nih Mama, " goda Zian.
"Ekhem..ciee Mama sama Papa mau ngerasain muda lagi nih, " sambung Natan ikut menggodanya juga.
"Sudah sudah, mendingan kalian bahas yang lain jangan bahas urusan orang tua ya. " Ayahnya menghentikan para anak bujang lelakinya, yang masih terus menggoda mereka berdua.
KAMU SEDANG MEMBACA
TERLALU CINTA [On Going]
Fiksi Remaja~~~ Kisah ini menceritakan tentang Penderitaan seorang lelaki yang tak bisa memiliki seseorang yang di cintainya, meskipun dia telah mencoba menjalani hubungan dengan gadis lain. Lelaki itu sangat tersiksa dan terluka hatinya. Dia selalu mengingat k...