16. who are you?

4.2K 419 34
                                    

⚠️⚠️⚠️
Akan ada dialog sensitif, diharapkan untuk bijak dalam menanggapinya.
️⚠️⚠️⚠️

.

.

.

Tio memandang bangunan-bangunan tinggi dari balik jendela ruangannya dengan isi kepala yang penuh. Tangannya yang menggenggam segelas bir diputar dengan gerakan perlahan. Ingatannya kembali mundur pada kejadian beberapa hari yang lalu saat Tio bertemu dengan teman baiknya, sekaligus seseorang yang pernah terlibat kerjasama dengan Tio.

"Yo, anjing! Setelah lama akhirnya ketemu lagi." ucapan pertama kali keluar dari cowok yang memakai jaket leather dan topi menutupi kepalanya. "Apa kabar lo?" sambungnya bertanya.

"Alhamdulillah baik. Lo sendiri gimana, Jo? Project di New York aman?" tanya balik Tio.

Joandra mengangguk. "Aman. Btw sorry gue nggak bisa hadir di acara pernikahan Giana, masih belum siap lihat dia bersanding sama cowok lain."

Tio langsung tertawa keras. "Buaya modelan lo mana kenal patah hati sih anjing."

"Orang-orang kenapa pada menyepelekan hati gue si anjing? Beneran patah hati dikira bohongan."

"Muka lo nggak mendukung untuk patah hati, Jo."

Joandra terkekeh remeh, stereotip sekali. Bahwa orang yang patah hati harus menunjukkan wajah nelangsa mereka, padahal tidak harus seperti itu, patah hati tetaplah sakit. Walaupun tidak ditunjukkan secara nyata melalui perilaku.

"Capek gue jelasinnya, intinya sampai sekarang gue masih berharap Giana jomblo. Siapa tau semesta dukung gue buat jadi suaminya."

"Nggak bisa! Adek gue udah ketemu cowok yang tepat."

"Tepat apaan anjing, gue pikir si Jevan bakalan jadi sama Milly. Ternyata tanpa diduga-duga, dia embat orang yang selama ini gue sayang, anjirr tau aja mana cewe berkelas."

Tio langsung menatap bingung Joandra, membuat yang ditatap ikutan bingung. "Lo nggak tau?" tanya Joandra memastikan.

Tio menggeleng tidak tau. "Milly siapa? Maksudnya apaan nih?" bingung Tio, mengambil fokus sepenuhnya untuk mendengar jawaban Joandra.

Joandra menghela nafas pelan. "Lo beneran nggak tau atau pura-pura nggak tau? Jujur aja deh."

"Nggak tau, apaan cepat! Ini menyangkut adek gue juga."

"Iyaa menyangkut cewek gue juga."

"Istighfar anjing, Jo. Serius!"

"Gue kristen anjing. Sabar!"

"Bangsat!"

Joandra tertawa, kemudian menepuk bahu Tio agar tetap tenang. "Yang gue tau selama ini Milly sama Jevan pacaran. Kalau lo nggak tau Milly, mending lo hapus semua media sosial lo, nggak guna! Soalnya muka dia sliweran dimana-mana." jelas Joandra, kemudian menyenderkan punggungnya ke kursi. "Gue pernah sekali project bareng dia. Lo tau 'kan brand Eriga yang udah terkenal sampai ke LA? Nah! Gue ditunjuk sebagai BA sekaligus model catwalk, sedangkan dia ditunjuk sebagai GA. Singkat cerita, gue dekat sebagai teman sama dia selama proses project ini, terus Jevan pernah sekali main ke lokasi. Kenalan dan basa-basi biasa. Nggak lama, cuman mampir doang." lanjut Joandra menceritakan sesingkat mungkin.

"Datang 'kan bisa aja cuman sekedar teman." balas Tio, masih berusaha untuk berpikiran positif.

Joandra lagi-lagi terkekeh. "Mana ada teman ciuman goblok! Lagian untuk apa sih gue ngarang cerita? Milly juga kenalin Jevan sebagai pacarnya ke gue." ucap Joandra.

MARRIEDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang