4. gaun pernikahan

4.1K 484 47
                                        

Yang tak disangka-sangka menjadi jalan takdirnya, tapi yang diharapkan? Hanya sebuah lelucon dari ekspetasi yang tidak pernah terwujud.

.

.

.

Jevan melenguh, perlahan kelopak matanya terbuka dan menyadari bahwa tempatnya tertidur bukan di kamar apartemennya atau kamar di rumah orangtuanya. Cowok itu segera bangkit dan menoleh pada Giana yang tertidur pulas disampingnya, yang tadi sempat memeluk Jevan.

"Anjir! Kok malah tidur disini?" bingung Jevan, kemudian melirik jam dinding.

Pukul 03.15 pagi. Sial! Jevan ketiduran. "Milly!" gumam Jevan menyadari bahwa dirinya tadi meninggalkan Milly sendirian di apartemen. "Gue balik." sambung Jevan berbisik pada Giana, walaupun tau itu adalah hal yang sia-sia.

.

.

.

Begitu sampai di apartemen miliknya, Jevan menemukan Milly tertidur sendiri dikamar miliknya. Masih dengan pakaian yang sama, saat mereka pergi ke mall tadi. Seketika perasaan bersalah muncul karena sudah membuat Milly menunggu lama.

"Maaf ya sayang." ucap Jevan, mengecup kening Milly lalu ikut berbaring disamping Milly.

Milly melenguh saat merasakan gerakan dari orang lain, kelopak matanya terbuka bersamaan dengan senyum yang begitu manis saat matanya menangkap sosok Jevan yang sedang memeluknya.

"Akhirnya pulang juga."

"Lanjut tidur lagi aja." sergah Jevan cepat, mengeratkan pelukannya.

Dalam sehari Jevan sudah berhasil tertidur dikamar yang berbeda. Pertama dikamar milik Giana, sekarang dikamar miliknya bersama Milly. Hebat!

_⁠_⁠_⁠_⁠_⁠_⁠_⁠_⁠_

Jevan memeluk Milly, melepas kepergian kekasihnya ke Bali untuk memenuhi pekerjaannya sebagai aktris. "Maaf ya soal kejadian semalam. Papa benar-benar tahan aku banget untuk ngobrolin masalah di kantor." ucap Jevan, mengelus surai lembut Milly.

Bohong, sekali lagi Jevan melakukan kebohongan kepada Milly. Tidak ada obrolan bersama papa, cowok itu justru tertidur pulas bersama calon istrinya hingga melupakan sang kekasih.

"Gapapa, aku ngerti kok. Yang terpenting 'kan kamu tetap pulang ke apartemen semalam."

"Nanti setelah pulang dari Bali, kita jalan-jalan ya."

Milly melepaskan pelukannya. "Aku pulang sehari kamu mau nikah. Memangnya ada waktu?" tanya Milly, melirik arlojinya sebentar.

"Ada, setelah acara pernikahan aku, kita ke Bandung. Dua hari cukup 'kan?"

"Cukup aja lah, aku juga nggak bisa lama-lama karena ada jadwal pemotretan setelah itu."

Jevan tersenyum. "Oke! See you cantik. Semangat kerjanya ya." ucap Jevan, kemudian mengecup pipi Milly.

Milly menarik topinya untuk lebih dalam menutupi wajahnya. "See you." balas Milly sembari menarik kopernya, kemudian berjalan dan melambaikan tangan kepada Jevan.

Jevan menghela nafas pelan. Setelah mengantar Milly, lalu balik ke kantor dan siang nanti akan menemani Giana cek gaun. Lelah dirasa saat Jevan menyadari bahwa dirinya akan kesana kemari dengan perjalanan yang lumayan menguras waktu. Maka dengan langkah gontai Jevan masuk ke dalam mobil lalu melajukan mobilnya menuju kantor.

.

.

.

Hampir satu setengah jam waktu yang dibutuhkan Jevan untuk sampai ke kantor, jalanan begitu macet sehingga Jevan sedikit telat untuk sampai ke kantor.

MARRIEDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang