Chapter 4

81 4 0
                                        

"Ris, hmmm," panggil Gandhi dengan hati-hati kepada Risa. Mereka sedang dalam perjalanan pulang setelah bekerja.

"Apa sih? Ngomong aja ngomong gak usah sok ragu gitu," ucap Risa yang tak sabar.

"Gini loh, gue baru inget sekarang kan ultahnya si Fera, gue mau ngasih kado yang kemarin kita beli itu loh," ucap Gandhi dengan pelan.

"Terus?" tanya Risa dengan salah satu alis terangkat ke atas.

"Lo mau nemenin gue kasih kado sambil nembak dia atau mau gue anterin pulang dulu?" tawar Gandhi pada Risa yang duduk disebelahnya.

"Hmm, kayanya gue turun sini aja deh kasian lo harus muter lagi dan gue gak mau ngikut lo, takut dengerin lo di tolak ntar gue yang malu," jawab Risa yang telah membuka sabuk pengaman.

"Seriusan gak apa-apa gue turunin lo disini?" tanya Gandhi yang ragu menurunkan Risa dipinggir jalan. Ia merasa seperti laki-laki yang viral di akun tok-tok.

"seriusan gak apa-apa, good luck pokoknya, jangan lupa kabarin gue hasilnya," Risa sudah keluar dari mobil Gandhi.

"Gue tungguin lo sampe dapet taksi ya," tawar Gandhi untuk menebus rasa bersalahnya.

"Enggak-enggak, lo pergi aja keburu macet dan keburu malem, sono lo pergi aja," ucap Risa untuk mengusir Gandhi cepat pergi.

"Yaudah bye, kabarin gue kalo udah sampe apartemen ya," pamit Gandhi dan pergi melanjutkan perjalanannya.

🌦️🌦️🌦️

Risa masih menunggu taksi kosong yang melewati jalanan. Kendaraan apapun yang Risa pesan di aplikasi online belum ada yang berhasil, karena memang waktunya pulang kerja dengan jalanan yang sudah pasti sedang macet-macetnya.

"Ris, mau pulang ke apartemen?" tanya Diana ketika membuka kaca mobilnya. Diana memberhentikan mobil di depan Risa berdiri.

"Hey Na, iya nih lagi nunggu taksi yang lewat," jawab Risa yang agak menundukan kepalanya dekat jendela mobil agar terdengar oleh Diana.

"Ikut gue aja, sini masuk. Sekalian gue mau nganterin mobil Andra ke apartemennya. Yuk cepet masuk," paksa Nana.

"Gak apa-apa nih serius?" Risa memastikan lagi, karena merasa canggung kalau harus naik mobil Andra.

"Ya ampun seriuslah gak apa-apa orang kita satu tempat tujuan ini. Kaya ke siapa aja loh," ucap Diana.

Risa akhirnya diantar pulang oleh Diana. Awalnya terasa canggung karena sudah lama tidak ngobrol walau kemarin beberapa kali bertemu hanya saling sapa saja. Perjalanan pulang mulai terasa rileks ketika obrolan sudah saling menyambung.

Perjalanan walau terkena macet tidak terasa lama karena Risa dan Diana benar-benar sudah kembali akrab. Mereka adalah sahabat lama yang terpisahkan oleh jarak dan waktu. Persahabatan dimulai ketika mereka tinggal bersama dalam satu komplek dan satu sekolah dasar hingga awal kelas sekolah menengah pertama.

Saat kelas 2 Sekolah Dasar Risa adalah anak baru pindahan dari Surabaya yang terpaksa pindah ke Jakarta karena mengikuti pekerjaan ayahnya yang berpindah tugas. Diana yang duduk sendiri akhirnya mempunyai teman sebangku yaitu Risa. Risa yang merasa tidak percaya diri akhirnya mulai bisa berinteraksi karena Diana dan Andra membantunya untuk berinteraksi dengan teman yang lain. Andra adalah teman sekelas Risa dan sepupu dari Diana yang rumahnya sama-sama dalam satu kompleks.

Setiap hari dari pagi hingga malam mereka selalu bersama, bahkan dulu saat weekend mereka menginap atau berkemah di taman kompleks. Saat libur sekolah mereka liburan bersama. Persahabatan mereka susah dipisahkan hingga saat kenaikan kelas 8 Risa harus pindah sekolah ke Surabaya sebab tugas ayahnya di Jakarta sudah habis.

Pada zaman itu komunikasi masih terbatas, membuat mereka susah untuk berkomunikasi. Memasuki SMA, media sosial seperti Facebook mulai mendunia. Risa akhirnya bisa menemukan akun Diana dan Andra. Sempat bertukar pesan untuk melepas rindu tapi pada satu waktu semua berubah, pesan yang terkirim tidak di balas dan semua akun media sosial Risa di blokir. Akhirnya setelah bertahun-tahun mereka baru bisa berkomunikasi lagi dan dipertemuan pada waktu yang tak terduga.

🌦️🌦️🌦️

"Gimana berhasil gak?" Tanya Andra pada Diana yang sudah duduk manis di sofa ruang tengah apartemen.

"Pastilah gue tuh selalu berhasil, dan info ini bakal buat lo seneng banget," ucap Diana sedikit menggoda Andra.

"Cepetan ah, gak usah basa-basi," Andra tak sabar mendengar info yang didapatkan Diana.

"Mau ngasih apa lo setelah mendengar info ini?" Diana sengaja mengulur waktu untuk memberikan informasinya karena gemas melihat raut wajah Andra yang sangat penasaran.

"Lo nyebelin dah," Andra sudah mengeluarkan nada kesalnya.

Diana menceritakan informasi yang didapatkan saat mengobrol diperjalanan bersama Risa kepada Andra. Diana memang dari awal sudah salah menduga bahwa Gandhi adalah pasangan Risa bahkan pernah berpikir bahwa Gandhi suami Risa bahkan menjadi simpanannya. Diana mengatakan bahwa Gandhi adalah sahabat Risa sejak masa perkuliahan hingga sekarang menjadi rekan kerja Risa. Mereka tidak mempunyai hubungan lebih dari sekedar sahabat.

Risa sampai saat ini belum mempunyai pacar dan sejenisnya, bahkan Risa belum pernah pacaran. Mengenai susu formula dan popok yang dibelinya tempo hari itu pesanan teman Gandhi. Diana menceritakan semua yang diobrolkan bersama Risa. Andra tersenyum puas karena informasi yang diberikan sangat bermakna sekali bagi Andra. Usahanya selama ini tidak akan sia-sia dan masih mempunyai kesempatan.

Andra ingin segera berbincang dengan Risa seperti dulu. Andra merindukan Risa yang selama ini selalu ada di hatinya walau sudah sekian lama tidak berjumpa. Andra akan mengejar cintanya yang sempat hilang.

🌦️🌦️🌦️

From: 081322475xxx

Risa

Ini dengan Revandra

Bisa kita bertemu dan berbicara?

Risa membaca notifikasi pesan dari nomor yang tidak di kenal. Pesan terakhir yang tersampaikan akhirnya tahu siapa yang mengirim pesan adalah Revandra. Risa masih bingung harus bersikap seperti apa, ia akhirnya mengabaikan pesan itu. Menghapus pesannya dan memblokir nomor Andra.

Andra yang menunggu balasan pesan Risa merasa tidak tenang karena sudah dua jam dari ia mengirim pesan terakhir tidak kunjung membalas hanya di baca saja. Andra memutuskan untuk melakukan panggilan kepada Risa, tapi nomor yang dituju tidak bisa dihubungi. Andra memberikan pesan lagi kepada Risa dan hanya ceklis satu tanpa foto profil. Andra sudah menyimpulkan bahwa nomornya sudah di blokir oleh Risa.

***

RETROUVAILLESTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang