Chapter 12

30 2 0
                                    

Beberapa tahun menjalani hari yang sangat tidak menyenangkan, bukan Andra tidak sadar bahwa dirinya sekarang seperti boneka yang menuruti semua keinginan sang empunya. Menaati peraturan dan mewujudkan semuanya sesuai rencana.

Kalau bukan karena perjanjian itu, Andra tidak sudi menjalani semua perintah Ayah tirinya. Rasanya ingin berontak dan pergi meninggalkan ini semua tetapi ia teringat ibunya. Apabila Andra tidak mengikuti perintah tersebut maka yang akan tersiksa bukan hanya Andra tetapi Ibunya akan merasakan semua itu. Andra tidak ingin mengganggu ketentraman hidup ibunya.

Caterine memang akan selalu seperti pacar yang manja dan posesif ketika bertemu Andra, baik saat didepan banyak orang atau saat mereka berdua. Tetapi Andra hanya merespon seperlunya, hatinya sama sekali tidak goyah dan menaruh hati kepada Caterine.

Caterine yang merasa lelah karena tidak berhasil menaklukkan hati Andra ternyata bermain api dengan seseorang yang membuat Andra harus menjalani ini semua. Merasa dikhianati oleh saudara dan pasangannya membuat Andra ingin membatalkan pertunangannya, tapi tidak semudah itu, Andra harus menerima permintaan maaf Caterine dan kembali bersama. Hal ini berujung kembali dengan nama baik keluarga dan bisnis.

Andra semakin dingin dan tak tersentuh, membuat Caterine berulah kembali hingga melebihi batas dengan orang yang sama membuat Andra benar-benar murka. Akhirnya Andra bisa terlepas dari jeratan toxic ini. Hal yang dilakukan Caterine ternyata membuka jalan Andra untuk terbebas dari perjanjian dengan Ayah tirinya.

Andra yang sudah berhasil keluar dari lingkaran tersebut akhirnya memilih pergi ke Indonesia dan mencari keberadaan pemilik hatinya. Selain itu ia akan berusaha mengembangkan perusahaan yang sekarang dipegang oleh Rico.

Risa yang mendengarkan dengan seksama mengenai cerita Andra merasa tak karuan. Ia merasa sedih, bingung dan tak paham berhasil meloloskan air mata yang sejak awal tertahan untuk keluar.

Andra merasa bingung dengan keadaan Risa, "Sa, are you ok?" tanya Andra yang mengusap air mata Risa menggunakan tisu.

"It's ok, kasih waktu aku untuk nangis dulu ya," jawab Risa memohon.

Perasaannya yang mudah tersentuh sehingga selalu menangis dengan hal-hal kecil memang bukan rahasia lagi. Apalagi mendengarkan cerita Andra yang sungguh tidak baik, merasa bersalah pula karena tidak berada disamping Andra membuat Risa semakin nangis hingga sesegukan.

🌦️ 🌦️ 🌦️

Risa yang telah selesai menangis terus mengatur napasnya agar lancar dan tidak sesegukan. Awalnya Risa ingin terlihat kalem dan elegan tapi pada akhirnya ia malah menangis didepan orangnya.

"It's ok, sekarang aku udah ada disini menandakan aku sudah melepas semua hal-hal toxic hidupku disana. Jangan nangis lagi ya," Andra mencoba menenangkan Risa dengan kata-katanya.

"Aku udah menceritakan hidupku sebelum kita bertemu lagi, sekarang bolehkah aku tahu apa yang terjadi setelah kamu pindah?" pinta Andra kepada Risa yang sekarang sudah terlihat tenang.

Risa menggangguk menandakan ia setuju atas permintaan Andra. Risa menceritakan hal-hal yang terjadi dahulu setelah ia pindah ke Surabaya.

Kota Surabaya bukanlah kota baru yang Risa tinggali, dulu sebelum pindah ke Jakarta ia menghabiskan masa kecilnya di Surabaya hingga saat papanya mendapatkan tugas ke Jakarta iapun ikut pindah kesana. Setelah delapan tahun kembali lagi ke kota pahlawan ini tetap saja Risa merasakan suasana baru tetapi perasaan masih yang lama. Suasana kota yang sudah berubah dan perasaan nyaman yang dulu dirasakan masih terasa sama.

Tidak terlalu sulit untuk Risa beradaptasi, berkat sahabat-sahabatnya di Jakarta yang membuat Risa menjadi sosok menyenangkan dan mudah bergaul membuat ia cepat beradaptasi. Risa mempunyai dua orang kakak laki-laki kembar yang bernama Claudio dan Julio. Dua kakak laki-lakinya ini terpaut umur 10 tahun dengan Risa, membuat Risa si anak bungsu selalu dimanjakan dan dilindungi oleh kakaknya.

Risa paling dekat dengan Lio, karena Lio tidak sekaku kakaknya Dio. Dio yang memiliki karakter seperti papahnya hingga sampai profesinya sekarang sama membuat Dio sangat dingin dan susah didekati kepada orang baru terkecuali untuk keluarganya. Dio setelah menikah mendapatkan tugas di Bandung sehingga semakin kecil intensitas Risa untuk bertemu.

Lalu Lio yang karakternya hampir mirip dengan ibunya, senang bergaul dan ramah kepada siapapun. Lio pun tidak mengikuti jejak papahnya sebagai abdi negara, Lio memilih meneruskan usaha keluarga Ibunya di bidang properti.

Waktu yang fleksibel membuat Risa lebih dekat dengan Lio, apalagi istri Lio yang bernama Alisa adalah seorang psikolog membuat Risa senang bercerita mengenai apapun. Alisa selalu membantu Risa menemukan solusi permasalahannya membuat Risa betah dan sering mengunjungi rumah Lio.

Risa yang tertarik dengan profesi kakak iparnya membuat ia mengambil jurusan yang sama saat kuliah. Risa yang masih dalam masa orientasi selama 3 bulan harus mengikuti semua kegiatan yang diadakan oleh jurusannya. Hingga pada puncak peresmian selesainya masa orientasi semua mahasiswa harus mengikuti makrab atau malam keakraban di suatu villa.

Risa yang belum selesai bercerita tiba-tiba meneteskan kembali air matanya. Ia berusaha kuat menahan air mata ketika menceritakan hal tersebut tetapi pertahanan untuk tidak menangis ternyata runtuh kembali. Risa menangis untuk kedua kalinya didepan Andra.

Andra yang melihatnya hanya bisa diam dan memberikan minum, perempuan yang sedang menangis hanya perlu diberikan waktu sejenak dan jangan diberikan pertanyaan terlebih dahulu hingga tenang. Sore hari yang sangat mendukung, suasana mendung, wangi tanah setelah hujan dan cerita yang sangat berat membuat hari ini penuh makna.

***

RETROUVAILLESTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang