"Lo kenapa sih sampe ditegur sama Pak Raso? Ngelamunin apa? Gak kayak biasanya lo begini," tanya Gandhi saat mereka bertemu di lorong ruang produksi.
Setiap pagi seperti biasa akan ada selalu rapat entah tiap divisi, departemen atau seluruh departemen. Hari ini jadwal rapat dengan seluruh departemen karena akan ada pelaporan kepada general manager menjelang akhir bulan.
Risa yang mengantuk karena tidak bisa tidur semalaman terpikirkan pesan yang dikirim oleh Andra membuat ia tidak fokus dan berhasil menjadi pusat perhatian dan berhasil mendapatkan atensi semua yang mengikuti rapat karena mendapatkan teguran.
"Gue semalem gak bisa tidur, gak enak badan banget ini. Mau gak masuk tapi hari ini ada rapat yang penting, mana gak bisa ditinggal ya terpaksa gue dateng ke Kantor," jawab Risa lemas sambil berjalan menuju weighing bahan baku. Tak menghiraukan lagi Gandhi yang sudah sampai terlebih dahulu di ruangan IPC.
🌦️🌦️🌦️
Setelah mengontrol kegiatan di bagian weighing dan pergudangan Risa kembali ke ruangannya. Meminta makan siang diantarkan kesana karena ia tak sanggup untuk makan di kantin disertai harus menimbrung ngobrol dengan rekan yang lain. Apabila setelah makan ia langsung pergi akan dikira ada masalah dengan teman-temannya jadi lebih baik dan aman ia makan diruangannya.
Tok tok tok
"Masuk," Risa mempersilahkan Pak Giro untuk masuk dan mengantarkan makanan yang sebelumnya dipesan Risa.
"Lo Pak ini kenapa ada Roti, sereal, susu dan obat? Perasaan tadi saya enggak pesan ini," Risa merasa heran karena dia hanya memesan makan siang saja, untuk obat tadi dia sudah sempat diperiksa dan diberikan resep oleh dokter perusahaan dan menebus resep obat di apotek perusahaan.
"Oh ini tadi sekalian ada titipan dari Pak Gandhi untuk Bu Risa," jelas Pak Giro kepada Risa yang akhirnya mengetahui asal muasal makanan ini. Zaman sekarang apalagi di perusahaan memang minim sekali secret admire. Sekalinya ada yang menjadi secret admire akan segera ketahuan karena setahu Risa karyawan disini sudah berpasangan, apalagi yang mempunyai jabatan bisa terhitung yang tak berpasangannya.
🌦️🌦️🌦️
Gandhi membangunkan Risa yang tertidur di sofa setelah pulang kerja. Niat hanya merebahkan badan sambil menunggu pesanan makanan mereka datang, Risa keterusan untuk tidur. Risa yang terlihat lelah karena kurang tidur serta agenda hari ini yang sangat padat membuatnya sangat mudah tertidur dimanapun. Sebelumnya saat perjalanan pulang Risa sudah tertidur didalam mobil.
"Ris bangun, makan dulu yuk terus minum obat," ajak Gandhi sambil menepuk pelan lengan Risa.
Risa yang terusik dengan gangguan yang diberikan Gandhi akhirnya terbangun dan mencuci muka agar terlihat segar. Lalu mengambil posisi duduk berhadapan dengan Gandhi di Kitchen Island.
Makan malam berlangsung dengan suasana hening dikarenakan Risa yang lebih banyak diam. Gandhi yang berniat ingin menanyakan hal yang disembunyikan Risa terpaksa tertahan melihat situasi dan kondisi tidak mendukung.
Risa masih terduduk di kursi memerhatikan Gandhi yang sedang mencuci peralatan makan yang tadi digunakan mereka untuk makan.
"Ris, gue pulang ya kalo gitu. Lo jangan gadang lagilah, minum obatnya kalo besok masih sakit gak usah ke kantor," ucap Gandhi dan bersiap untuk pulang.
"Gan, boleh gue tanya sesuatu?" tanya Risa sebelum Gandhi membuka pintu.
"Bolehlah," jawab Gandhi menunggu Risa berbicara lagi.
"Soal hubungan..." ucap Risa terpotong dan ragu untuk melanjutkan kalimatnya.
"Oh soal hubungan gue sama Fera?" tanya Gandhi untuk memastikan.
Risa akhirnya mengangguk ragu karena yang ingin dia tanyakan sebenarnya hubungan antara Gandhi dan dirinya.
"Kemarin gue diterima jadi pacarnya dia dong, gue udah pengen cerita ini ke lo tapi liat sikon tidak mendukung gue keburu lupa," Gandhi menjawab dengan antusias, "besok-besok deh gue ceritain ya, sekarang gue harus balik dan lo harus istirahat, bye."
🌦️🌦️🌦️
"Tumbenan lo nyuruh makan siang di ruangan lo," ucap Gandhi saat sudah masuk dalam ruangan Risa dan mengambil tempat duduk di sofa yang berada dekat meja kerja Risa.
"Pertama gue ngucapin terima kasih karena lo udah perhatian kemarin dan gue traktir lo makan siang. Kedua kenapa makan di ruangan gue karena gue lagi males bersosialisasi dengan basa basi," jelas Risa yang menghampiri dan duduk di seberang Gandhi.
"Eh, gila lo pesen chicken katsu di tempat favorit gue? Tahu aja lo kalo gue lagi BM ini," ucap Gandhi.
"Iyalah, gue gitu peka kan gue, kemarin-kemarin lo ngomongin chicken katsu terus, udah ya impas tuh," jawab Risa dan membuka makanan yang sudah sampai sekitar 10 menit lalu.
Gandhi hanya menanggapi dengan senyum karena sudah teralihkan oleh makanan yang berada didepannya. Mereka sangat menikmati makan beratnya sehingga tidak ada yang berbicara saat makan. Waktu makan siang masih sisa 20 menit lagi, mereka menikmati dessert yang tadi sudah dipesan Risa.
"Minggu malem ada pembukaan café di daerah Dago, lo bisa temenin gue gak?" tanya Risa sambil memainkan boba yang berada dalam dessert-nya.
"Minggu siang gue udah ada janjian sama Fera mau jalan, gak tahu balik jam berapa," jelas Gandhi merasa tak enak menolak ajakkan Risa.
"Oh oke no problem, gue pergi sendiri aja kalau gitu," jawab Risa santai walau terdengar nada yang berbeda saat berbicara.
Obrolan mereka berlanjut kearah lebih serius. Gandhi berhasil merayu Risa untuk menceritakan apa yang dipikirkan hingga begadang dan berujung hampir jatuh sakit. Risa menceritakan masalah Andra yang mengirimkan pesan dan perlahan menceritakan keadaan saat semua kontak dan media sosialnya di blokir oleh Andra. Gandhi mendengarkan cerita tersebut mengambil kesimpulan mengenai perasaan masing-masing yang tak tersampaikan satu sama lain. Dahulu Risa tidak pernah menceritakan sampai sini, hanya menceritakan cinta pertamanya bernama Andra.
Rasa yang terpendam dalam hati Gandhi perlahan harus dihapuskan, ia merasa benar mengambil langkah untuk mempunyai pacar dan berharap Fera dapat menghadirkan perasaan baru dalam hatinya. Walau terasa sulit, tapi ia tidak ingin terjebak pada cinta sendiri yang terlalu lama. Ketika cintanya sekarang sudah menemukan tempat untuk pulang walau tinggal menunggu waktu hingga cinta itu sampai pada rumah sebenarnya. Biarkan perasaan sayang Gandhi menjadi sebuah halte untuk berteduh ketika hujan dan menunggu kendaraan datang menjemput untuk pulang.
***
KAMU SEDANG MEMBACA
RETROUVAILLES
ChickLitPerjalanan Cinta seorang Risa tidak seindah perjalanan kariernya. Membutuhkan bertahun-tahun hingga ia dapat keluar dari belenggu masa lalunya. Membangun pertahanan hati, membuka lembaran baru dan siap menerima penghunian baru untuk hatinya, dalam s...