"Lo gila ya, sekarang terang-terangan lo yang mau nyelakain gue?" Risa dengan kesal menatap Bang Jamet dengan seringai jahil.
"Enggaklah, masa sih gue sengaja nyelakain lo. Gue mau nyapa lo aja secara resmi, soalnya tadi lo nyuekin mulu kalo gue tanya diluar shoot," ungkap alasan Bang Jamet.
"Urusan gue sama lo cukup dengan profesionalisme, diluar itu gue gak mau berurusan sama lo, ngerti?" Risa menekankan kata-kata yang dikeluarkan untuk Bang Jamet.
"Maaf Ris, gue beneran nyesel banget. Dari tadi gue bingung gimana caranya biar bisa ngobrol lagi sama lo. Seriusan gue minta maaf soal masalah tadi sama masalah yang dulu," ucap Bang Jamet dengan rasa bersalah yang sangat jelas terlihat diwajahnya.
"Cukup lo jangan deketin dan jangan ganggu gue lagi udah cukup. Maaf lo gue terima. Selain masalah kerjaan, gue mohon lo sama dayang-dayang lo jangan ganggu gue," minta Risa kepada Bang Jamet.
"Iya Ris gue gak akan gangguin lo, maaf sekali lagi ya," pamit Bang Jamet hingga pergi karena merasa seram melihat pandangan Andra yang sangat menusuk.
Andra memang tidak mengeluarkan suara kepada Bang Jamet, Andra cukup menatap tajam yang mengintimidasi dan membiarkan Risa menyelesaikan masalahnya dahulu. Andra akan turun tangan apabila Risa sudah tidak sanggup menyelesaikan atau lawannya yang sudah mengeluarkan kata-kata verbal yang keterlaluan atau mulai main fisik. Andra cukup mendampingi disamping Risa agar Risa merasa aman.
🌦️🌦️🌦️
Selama dalam perjalanan, Andra memerhatikan Risa yang sedikit pendiam setelah kejadian tadi dengan Bang Jamet. Pertama kalinya Andra melihat Risa semarah itu kepada orang lain. Dahulu, Risa jarang sekali marah, bahkan Risa terlalu baik dan lembut. Waktu dan situasi berhasil membentuk karakter entah menjadi kuat atau semakin rapuh. Tapi, yang terjadi pada Risa adalah suatu perubahan yang sangat kuat, dia menjadi seorang pemberani walau masih tersirat beberapa trauma dalam dirinya.
"Sa, sebelum pulang, kita makan dulu ya," Andra memecah keheningan yang ada.
"Eh, iya boleh-boleh. Mau makan apa?" tanya Risa yang terlihat jelas saat berkata ada rasa kaget tercipta dalam suaranya.
"Enaknya apa sih daerah sini? Biasanya kamu banyak rekomendasi soal makanan," ucap Andra mencoba memancing Risa agar tidak melamun.
"Hemm apa ya, bingung sih kalo ditanya gitu. Kamu masih suka bebek gak?" tanya Risa dengan memberikan opsi.
"Masih dong, kebetulan aku juga udah lama tuh gak makan itu. Jadi, tempat makan mana yang bebeknya dapat bintang lima dari kamu?" Andra tersenyum ketika caranya berhasil. Tips dari Gandhi emang gak salah, saat Risa udah mulai melamun atau overthinking maka harus ada asupan makanan untuk mengalihkan perhatiannya.
"Kita ke Bebek Ali Borme yuk. Udah lama aku gak kesana, enak kok walau bukan restoran besar tapi tempat makannya nyaman kok walau kadang suka ngantri sih," jawab Risa mulai semangat.
"Daerah mana tuh?" tanya Andra karena tidak tahu tempatnya dimana.
"Daerah Dipatiukur, pokoknya ikutin terus jalur ini nanti aku arahin lagi ya kalo harus pindah jalur," ucap Risa yang dijawab dengan senyuman oleh Andra.
"Ndra, tahu gak sih dulu tuh ya Bebek Ali ini jualannya sore-sore kaya warung tenda pecel lele gitu. Nah sebelum ditempat yang sekarang di Dipatiukur awalnya mereka buka warungnya disamping rumah sakit Borromeus, kalau mau beli itu ngantrinya panjang banget dong makanya harus sabar," Risa tanpa diminta menceritakan sedikit sejarah warung makan yang akan dikunjunginya kepada Andra.
Selama perjalanan Risa bercerita makanan-makanan yang harus Andra coba, mulai dari warung tenda, café dan restoran besar yang direkomendasikan oleh Risa. Pancingan soal makanan membuat Andra tersenyum puas karena respon yang diberikan Risa benar-benar langsung berubah.
🌦️🌦️🌦️
"Seorang Clarisa memang susah diganggu banget ya kalau makan?" tanya Andra dalam perjalanan pulang ke Apartemen.
"Hehehe, maaf ya. Habisnya tadi tuh kaya moodboster banget setelah kejadian tadi, lagian aku BM banget sama Bebek Ali," ujar Risa.
"Iyaya, aku ngerti kok pasti tadi bete banget ya sama Bang Jamet. Gak apa-apa kok sekarang aku seneng kamu udah bisa ketawa lagi," ucap Andra.
"Kebiasaan deh ya weekend gini pasti macet, dengerin musik boleh ya?" tanya Risa kepada Andra yang memantau maps mencari jalan alternatif.
"Boleh dong, pilih aja deh lagu yang kamu suka. Bye the way, beneran banget nih gak ada jalan alternatif ke apartemen?" Andra yang masih mengecek maps saat macet.
"Apartemen kita kan di tengah kota, otomatis lewat jalur mana pun kena macet kalo weekend," ujar Risa.
Risa menyambungkan musik dengan speaker mobil, beberapa lagu terputar secara otomatis dengan acak. Musik terus berputar hingga pada satu lagu yang mengingatkan mereka pada masa lalu.
Aku ingin menjadi setitik awan kecil di langit
Bersama mentari
Walaupun ku sendiri tapi aku masih ada
Masih ada cinta di hati
Cup cududududu cup dududududuLagu masih ada milik Ello itu lagu favorit Risa, Andra dan Diana yang saat itu semangat banget kalau diputar lagunya. Tidak pernah bosan mereka selalu mengulang lagu tersebut, karena lagunya berhasil meningkatkan semangat saat sedang down.
Bernyanyi bersama tanpa sadar berhasil membangun kembali kedekatan diantara mereka. Suasana canggung berhasil dipecahkan, sehingga Risa berhasil menceritakan apa yang terjadi pada dirinya dan Bang Jamet. Andra merasa kesal sendiri mendengarnya, pantas saja Gandhi tadi selalu mewanti-wanti Andra untuk terus menjaga Risa.
***
KAMU SEDANG MEMBACA
RETROUVAILLES
ChickLitPerjalanan Cinta seorang Risa tidak seindah perjalanan kariernya. Membutuhkan bertahun-tahun hingga ia dapat keluar dari belenggu masa lalunya. Membangun pertahanan hati, membuka lembaran baru dan siap menerima penghunian baru untuk hatinya, dalam s...