Mobil Risa sudah rapi terparkir di basement dan ia hendak turun dari mobilnya tetapi seketika tangannya tertahan untuk membuka pintu mobil. Risa melihat Andra sedang menarik tangan seorang perempuan yang parasnya sangat cantik. Perawakannya seperti seorang model professional, sangat kentara sekali dari pakaian yang digunakan dan cara jalan yang sangat anggun.
Risa terus bertanya-tanya siapa perempuan yang tangannya digenggam oleh Andra, setahu Risa perempuan yang dekat dengan Andra hanya dirinya dan Diana. Apa perasaan Risa yang terlalu percaya diri, atau memang kenyataannya seperti itu, sehingga sekarang Risa merasa asing dengan perempuan tersebut.
Risa ingin bertanya kepada Diana tapi rasanya sulit untuk mendeskripsikan perempuan tersebut karena ia tidak sempat mengambil gambar mereka saat di basemant. Tapi rasanya terlalu jauh juga bertanya mengenai rasa penasarannya terhadap Diana, Risa takut terkesan perempuan yang ikut campur urusan orang.
“Lupain ajalah, jangan ngurusin masalah orang. Hati tenang ya, ayo netral lagi dong jangan gini buat gak nyaman aja” lirik Risa untuk dirinya.
🌦️🌦️🌦️
Marina Putri Pramudya
Mamih, tadi kata eyang mamih telepon ya? Aku mau vcall boleh?
Satu pesan masuk dari Ina, keponakan Risa. Marina dan Mario adalah anak dari Kakaknya yaitu almarhum Mas Lio. Rio dan Ina memang memanggil Risa dengan panggilan Mamih, dan kepada Dio dan Istrinya memanggil papah dan mamah. Mereka memanggil om dan tantenya dengan panggilan tersebut karena mereka merasa om dan tantenya adalah sebagai pengganti ayah dan bundanya yang sudah tiada.
Tanpa pikir panjang, walau hati Risa sedang tidak karuan karena masih terpikirkan mengenai Andra di basemant dan mata yang sebenarnya ingin segera terpejam. Sudah lama Risa selalu menunda untuk membalas pesan dari keponakannya, dan terkadang mengabaikan panggilan suara atau panggilan video, maka kali ini untuk mengobati rasa bersalahnya Risa langsung melakukan panggilan video.
"Hallo anak cantik", sapa Risa dalam panggilan videonya, tidak lupa menyertakan dengan senyuman.
"Mamih beneran mau vcall sama aku? Huwaaa, mas Rio sini cepetan, ada panggilan dari Mamih nih", Ina yang terlalu histeris merespon panggilan Risa. " Hai Mamih, aku KBL KBL sama mamih."
"KBL apaan sayang?" Tanya risa yang tidak mengerti yang dimaksud dengan Ina.
"Itu loh mamih yang lagi hits sekarang, Kangen Banget Loh hehehe," jawab Ina sambil tertawa.
"Owalah kirain apa toh, gimana tadi bimbelnya? Bisa?"
"Bimbelnya rame mih, tadi aku ngerti banget belajarnya. Doain kita ya Mih, kalo nilai kita bagus nanti kita diizinin buat liburan ke Bandung," ucap Rio yang ikut bergabung dalam panggilan video.
"Oh iya? Semoga nilainya bagus ya, mamih gak sabar buat nemenin liburan kalian disini."
"Mamih tenang aja, kita gak akan ganggu kerjaan mamih. Kita tinggal di rumah papah Dio dulu kalo mamih kerja, nanti weekend kita nginep di rumah mamih ya," ucap Ina dengan polosnya.
Risa merasa tersentil dengan ucapan Ina, karena ia merasa jahat kepada keponakannya sampai keponakannya mengatakan seperti itu.
Risa terus menanggapi celotehan Ina dan Rio yang menceritakan sekolah mereka dan rencana liburannya di Bandung. Tanpa terasa mereka tertidur dan Risa menutup panggilan tersebut.
🌦️🌦️🌦️
“Tumbenan lo bawain gue sarapan? Ada angin apa nih, pasti ada maunya kalo lagi baik gini,” ucap Risa membuka sarapan yang dibawakan oleh Gandhi.
Hari ini Risa dijemput oleh Gandhi untuk berangkat kerja bersama. Pagi-pagi sekali Gandhi memberikan pesan kepada Risa untuk mengingatkan bahwa pergi kerja bersama. Gandhi merasa sudah lama tidak berangkat bareng sehingga hari ini memutuskan untuk menjemput Risa.
Tanpa angin dan hujan, ia pun membawakan sarapan untuk Risa, sengaja membawakan bekal sarapan dari rumah dengan meminta mamahnya untuk membuatkan sarapan special kesukaan Risa.
“Gak ada ya, gue emang dasarnya baik tapi jarang munculin kebaikan gue ke lo, karena gue tahu kalo gue baik banget ntar lo ngelunjak lagi. Ini aja gue mode baiknya seperempat lo suka seenaknya,” oceh Gandhi kepada Risa.
“Yaelah, jadi selama ini lo perhitungan kebaikan sama gue?” ucap Risa.
“gitu aja ngambek lo, tong pundunganlah jiga budak leutik wae,” bujuk Gandhi dengan mengeluarkan logat sundanya.
“Long long long pisanlah teu ngomong sunda kieu,” Risa dan Gandhi tertawa bersama dan berakhir mereka bercerita sepanjang perjalanan dengan Bahasa sunda.
🌦️🌦️🌦️
Hari yang sangat menyibukkan bagi Risa, karena setiap hari Kamis memang waktunya menurunkan jadwal untuk penimbangan bahan baku selama seminggu kedepan. Selain itu, hari Kamis adalah hari Keramat. Entah mulanya bagaimana tapi setiap hari Kamis akan selalu ada kejadian atau apapun yang mengakibatkan Risa harus turun tangan.
Risa sudah membayangkan perjalanan pulang kerja santai karena ada Gandhi yang jadi supirnya hari ini. Mood Risa pun sedikit berantakan, karena hari pertama menstruasi. Selain karena kejadian tadi di Kantor beberapa hal berhasil menjadi pikiran bagi Risa.
Saat menikmati waktu pulang sebentar lagi, Risa mengecek beberapa pesan pribadi. Risa memang sengaja tidak menanggapi pesan pribadi tidak terlalu penting saat waktu kerja, kecuali keluarganya yang sudah pasti pesannya terletak paling atas. Beberapa hari lalu mungkin pesan dari si kembar akan menjadi terkecuali, hanya setelah percakapan dengan ibunya tempo hari saat di Café, pesan si kembar menjadi prioritas. Asyik mengecek pesan, akhirnya pesan Gandhi masuk.
Gandhi Gandeng
Ris, gue mau jemput si Fera dia dadakan mau minta anter beli sesuatu katanya penting. Gue pesenin taksi online ya buat lo.
Clarisa Tria Pramudya
Gak usah dipesenin, gue yang pesen sendiri aja Gan. Gampang itu, lo have fun aja sama Fera sekalian ajak dia ngedate.
Gandhi Gandeng
Yah udah gue pesenin dong ini. Lo telat deh ah balesnya. 10 menitan udah sampe lobi tuh. Katanya nanti dia pake kemeja biru dongker gitulah. Kalo liat dari fotonya ganteng. Jadi lo bisa bedainlah nanti, inget udah gue bayarin jadi lo kudu naik taksi online pesenan gue ya.
Clarisa Tria Pramudya
Iye iye, gue bentar lagi turun kebawah kok, thanks
Tidak lama dari pesan terakhir yang Risa berikan kepada Gandhi, ia bergegas turun ke lobi. Risa takut supir taksinya menunggu lama.
“Lah gue lupa lagi nanya Gandhi plat nomor sama jenis taksinya kaya gimana, masa dikasih tahu supirnya ganteng aja, kudu di telepon nih si Gandhi,” dumel Risa saat menurunin tangga.
Kantor Risa memiliki lima lantai sudah termasuk rooftop. Kantornya luas secara horizontal, ketinggiannya tidak menjulang cukup 5 lantai dengan yang digunakan untuk produksi dan bekerja hanya 4 lantai, sehingga tidak dipasangkan lift.
“Mba Clarisa yang dipesankan oleh Mas Gandhi?” tanya seseorang kepada Risa ketika ia masih sibuk dengan gawainya. Suaranya tidak asing, parfum yang digunakan pun ia merasa kenal.
Risa mengangkat kepala dan mencari sumber suara, ternyata benar dugaan Risa. Andra menjemput Risa, pasti ulah Gandhi. Entah siapa yang meminta tolong, Gandhi yang meminta tolong kepada Andra atau sebaliknya.
Risa mencurigai Andra yang meminta tolong kepada Gandhi agar bertemu dengan Risa. Selama beberapa hari terakhir semenjak Risa melihat Andra bersama perempuan yang mirip model tersebut, Risa berusaha menghindari Andra.
Bagaimana Risa dapat menyimpulkan apa yang ia rasakan, Risa mencoba menghindari Andra bagaimanapun caranya. Andra mencoba chat tetapi balasan dari Risa sangat singkat, meminta bertemu selalu ditolaknya. Bisa saja Andra nekad mengetuk pintu apartemen Risa tapi saat yang punyanya tidak ingin bertemu, buat apa Andra mengetuk pintu yang tak akan dibukakan oleh Risa.
***
![](https://img.wattpad.com/cover/322999964-288-k445568.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
RETROUVAILLES
ChickLitPerjalanan Cinta seorang Risa tidak seindah perjalanan kariernya. Membutuhkan bertahun-tahun hingga ia dapat keluar dari belenggu masa lalunya. Membangun pertahanan hati, membuka lembaran baru dan siap menerima penghunian baru untuk hatinya, dalam s...