Chapter 13

14 2 0
                                    

"Mas Lio dan Mba Alisa setelah mengetahui aku sakit mereka menyusul dan menjemput ke Villa," jeda Risa, "saat mereka jemput emang udah malem situasinya, ditengah perjalanan pulang tiba-tiba jalan ditutup oleh pohon tumbang dengan terpaksa Mas Lio turun dari mobil dan mencoba menyingkirkan pohon tersebut. Ketika Mas Lio ingin memasuki mobil kepalanya dipukul oleh balok dengan cepat Mba Alisa mengunci pintu lalu pindah tempat duduk untuk mengendarai mobil dan mencari pertolongan."

"Gak apa-apa, gak usah diterusin ceritanya," ucap Andra dengan mencoba menenangkan Risa, karena sangat terlihat ketika Risa bercerita membutuhkan effort yang luar biasa.

"Aku harus tuntasin ceritanya, ini pun salah satu cara agar aku bisa berdamai dengan masa trauma yang pernah aku alami," Risa meminum kembali secangkir coklat panas yang telah dipesanannya.

"Melihat dari kaca Spion Mas Lio sedang dipukuli oleh beberapa orang pria, Mba Alisa terus mempercepat mobil karena dibelakang kami dikejar oleh kawanan pria yang memukul Mas Lio. Saat menuruni bukit Mba Alisa tidak bisa mengendalikan kecepatan mobil, Mba Alisa berkata lebih memilih meninggal dalam kecelakaan daripada harus jatuh ketangan perampok. Mobil masuk jurang, setelah itu aku enggak sadarkan diri," ucap Risa dengan penuh tegar.

Risa meneruskan ceritanya yang semakin membuat Andra tidak sanggup membayangkan situasi seperti itu. Risa sendiri mengalami koma selama seminggu setelah mengalami operasi pada kepalanya karena benturan saat kecelakaan, terjadi pendarahan dalam otak.

Saat kejadian, panitia makrab beserta beberapa perwakilan warga disana yang saat itu sedang berkumpul mencoba menyusul dan mengawal hingga jalan yang aman. Selepas kepergian Risa dari Villa, pemilik Villa memberitahu mengenai titik rawan diperjalanan pulang menjelang tengah malam sehingga harus diiringi beberapa orang agar terlihat ramai. Hal ini membuat sebagian panitia menyusul tetapi mereka sudah telat.

Ketika rombongan panitia datang, mereka langsung membawa Mas Lio yang sudah terkapar di jalan kedalam mobil dan langsung mengejar mobil yang dibawa oleh Alisa. Nahas mereka pun telat, karena saat datang mobil sudah masuk ke dalam jurang.

Saat memasuki rumah sakit kondisi Risa, Lio dan Alisa sangat kritis, terdapat luka terbuka yang cukup besar. Alisa memiliki luka yang lebih parah dari suami dan adik iparnya sehingga menghembuskan napas terakhir setelah melakukan pertolongan oleh dokter. Lio yang mempunyai riwayat penyakit kebocoran jantung pun tidak bisa bertahan lebih lama, setibanya di Rumah Sakit sudah tidak tertolong lagi.

Risa yang sudah berhasil operasi mengalami koma selama tujuh hari. Keadaan saat itu sangat kacau dan penuh duka. Risa tersadar dan terbangun dari komanya mengalami trauma yang sangat mendalam dan terpaksa harus menjalani terapi. Cerita ini didapatkan Risa setelah satu tahun Risa berhasil mengatasi traumanya. Cerita yang didapatkan dari beberapa teman dan orang tuanya membuat Risa merasa bersalah ketika melihat keponakan kembarnya yang saat itu masih balita.

Hal itu membuat Risa untuk pergi dari Surabaya dan mencari suasana baru. Risa akhirnya mengikuti Dio ke Bandung dan meneruskan kuliah yang sempat tertunda. Walau beberapa kali Risa harus kontrol dan terapi, karena ketakutan akan gelap terkadang masih menyelimuti. Waktu terus berjalan membuat Risa berhasil mengatasi traumanya sedikit demi sedikit dengan bantuan dari sahabat baru yang ia miliki ketika kuliah di Bandung.

Kejadian beruntun saat malam hari serta beberapa pria menggunakan motor mencoba menodongnya saat di depan Café tersebut berhasil mengingatkan Risa dengan trauma yang mulai terkubur sehingga ia kemarin perlu menjalani terapi kembali. Walau kemarin Risa berhasil melawan dikarenakan semenjak kejadian dulu Risa diajarkan bela diri tetap saja setelahnya rasa trauma itu kembali hadir.

🌦️ 🌦️ 🌦️

"Terima kasih untuk hari ini, terima kasih telah memberikan kesempatan untuk bisa bertemu dan bercerita, dan sekali lagi maaf atas semua kesalahan yang telah aku perbuat selama ini, aku harap kita bisa seperti dulu lagi," ucap Andra didepan unit apartemen Risa.

Andra berhasil membujuk untuk pulang bersama karena Risa memang tidak membawa kendaraan, membuat ia berhasil mengantarkan ke depan pintu unit Risa. Tidak ingin khawatir dan memikirkan hal lain, membuat ia terasa tenang ketika nanti Risa masuk unit dengan pengawasannya.

"Terima kasih juga untuk semuanya, maaf pula atas sikap aku yang pernah menyakiti kamu, dan maaf mungkin butuh waktu untuk bisa kita seperti dulu jadi kita jalani saja semua ini," jawab Risa yang diakhiri dengan senyuman tulus.

Secara perlahan mereka mulai mencoba memaafkan kejadian masa lalunya walau tidak berarti melupakan kejadian yang telah mereka lewati, karena saat memilih untuk melanjutkan perjalanan hidup yang tidak menanggung beban, diperlukan hati yang lapang untuk menerima dan melepaskan kejadian di masa lalu.

Risa masuk ke dalam unit dan langsung duduk diatas sofanya. Memikirkan yang terjadi kepada Andra serta apa yang telah ia ceritakan tadi. Hati Risa terasa lega dan bebannya berkurang, tidak ada yang mengganjal dihatinya. Risa memperoleh jawaban penasarannya selama ini mengenai Andra, dan ia berhasil melawan traumanya dengan berhasil berbagi cerita.

Meski ada beberapa terasa berat dan tidak bisa menahan untuk tidak menangis tapi itu wajar karena menangis salah satu bentuk ekspresi yang harus tersalurkan. Ekspresi yang tidak tersampaikan akan menimbulkan respon lain pada tubuh.

Disisi lain, keadaan Andra setelah bertemu dan bercerita tidak jauh beda dengan Risa. Kelegaan dan ketenangan ia dapatkan, mencurahkan kembali beban hati yang selama ini ia tanggung sendiri membuat ia terasa ringan.

Risa yang dahulu selalu mendengarkan ia bercerita tiba-tiba pindah membuat ia tidak ada tempat untuk berbagi beban. Keadaan keluarga yang sangat toxic semakin enggan Andra menceritakan kepada orang lain.

Andra yang baru sempat membuka kembali handphone-nya mendapatkan banyak sekali panggilan tak terjawab serta pesan dari Diana. Andra saat bertemu dengan Risa sengaja membisukan semua notifikasi dan ringtone karena pertemuan kali ini tidak ingin mendapatkan hambatan serta gangguan.

From: Diana Florensia

Lo pergi kemana?

Angkat telepon gue bisa kali

Plis, penting banget

Kok apartemen lo kosong

....

Sebagian pesan yang berhasil terbaca dari notifikasi membuat Andra semakin enggan untuk membalas pesan tersebut karena sekarang yang Andra inginkan dengan merasakan ketenangan sejenak setelah sekian lama ia lupa dengan namanya ketenangan.

***

RETROUVAILLESTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang