Etuna

6.6K 777 40
                                    

"Uang bukan satu-satunya jawaban, tapi itu membuat perbedaan."

- Barack Obama -

××××××××××××

Seorang siswa yang mungkin masih berumur 14 tahun, tengah berjalan sendiri dilarut malam. Ia berusaha menelpon ayahnya, tapi sang ayah tak kunjung mengangkat telpon darinya. Saat terus berjalan sendiri, sebuah mobil seketika berhenti dan membawa anak itu pergi.

"Siapa kau?" teriak anak itu.

"Ayahmu memintaku untuk menjemputmu."

"Benarkah? Lalu kenapa harus seperti tadi? Aku terkejut." ucap anak itu.

"Maaf, tenanglah."

Anak itu terlalu fokus dengan handphonenya sampai tak menyadari jika mobil itu tak berhenti. Ia terus bermain game dan percaya jika pria itu adalah suruhan ayahnya.

"Loh, kenapa kita masuk ke dalam hutan? Rumahku tak berada di sini."

Pria itu hanya diam, sampai mobil itu berhenti disebuah gedung yang cukup besar.

"Aku membawa anak itu."

"Bagus."

Mereka kemudian membawa anak itu masuk ke dalam gedung dengan paksa. Walaupun anak tersebut terus memberontak.

××××××××××

Semua siswa terlihat berlari menuju ke kelas mereka masing-masing. Berbeda dengan sekolah pada umumnya. Di PLY School, siswalah yang harus mencari kelas mata pelajaran mereka, sesuai jadwal masing-masing. Setiap kelas terdiri dari 30 siswa. Walau begitu, cukup mudah melihat pergerakan siswa di dalam kelas, karena meja dan kursi dibentuk sejajar seperti anak tangga ke atas.

"Cepat!"

"Huft, hampir saja terlambat."

"Aku rasa pak Kim tak akan datang deh."

"Bukankah dia masih ada di rumah sakit setelah kecelakaan?"

"Aku pikir juga begitu."

"Lalu kenapa kita harus berlarian seperti tadi?"

Tak disangka, Pak Kim berjalan masuk ke dalam kelas dan sontak mengagetkan mereka semua. Ia kemudian duduk di kursinya sembari menatap satu persatu siswa di dalam kelas tersebut. Sementara beberapa siswa, berusaha menunduk dan menyembunyikan wajah mereka.

"Kau! Yang memotong rambutmu dengan model disconnected undercut, apalah namanya itu. Ya kau! Baris ke 3 dari belakang." ucap Kim

"Dia baru saja masuk, tapi sudah memulai perang." bisik para siswa.

Seketika siswa laki-laki itu berdiri dan pastinya terlihat gugup.

"Ya pak?"

"Limit?" ucap Kim

"Heh? Oh, Konsep limit di gunakan se-sebagai! Maafkan saya pak. Saya belum siap, karena saya pikir kelasnya akan diajar oleh Bu Liliana."

"Kau tak belajar?" tanya Kim dengan sorot mata tajam.

"Saya belajar pak, tapi anda tiba-tiba masuk rumah sakit."

"Jadi, kau merasa tak perlu belajar. Kalau begitu jangan di sini. Keluar!" ucap Kim

"Pak!"

"Kalau kau tak belajar, keluar!" ucap Kim

Siswa laki-laki itu tak bisa berbicara lagi dan memilih keluar dari kelas. Sementara siswa lain, seketika membaca dan mencari informasi sebanyak mungkin.

Blind And Bad Rivalry (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang