Iris Xiphium - 30

2.3K 328 23
                                    

Setelah mendengar pernyataan Aurora lewat bantuan Rael, Hana yang tengah memantau mereka lewat monitor sampai tak berkutik sama sekali. Ia segera keluar dari dalam mobil, kemudian berlari mendekati Rael. Terlihat cemas melihat keadaan Rael.

''Kau baik-baik saja?''tanya Hana

''Yah, kita harus menemui ibu Azriel.''ucap Rael yang sudah sangat pucat.

''Tak perlu menemui ibu Azriel, aku akan membantumu menemui tuan Theo. Sekarang, hanya kau yang bisa membantu kami, karena hanya kau yang tau situasi yang terjadi disana.''ucap Hana

Aurora yang ada disana mendekati Hana, ia terlihat ingin ikut campur dalam urusan itu.

''Aku ingin ikut, bisakah aku ikut?''

''Tentu.''jawab Hana

Hana kemudian membawa Rael dan menitipkan Aurora pada timnya. Namun Hana terhenti sejenak, ia menatap timnya dengan cemas.

''Ada apa?''

''Tim kita hanya sedikit yang bisa kita percaya. Dalam kasus ini, bukan hanya anggota gangster yang terlibat, tetapi beberapa petinggi negara juga ada yang menjadi bagian dari Namibian. Jika semua ini diluar dugaan tuan Theo, maka lawan kita adalah tetua Namibian. Dia bisa saja melibatkan beberapa aparat yang berada dibawah kekuasaannya.''jelas Hana

''Kau benar. Selain itu, jika rencana ini berhasil. Kita bisa menjadikan tuan Theo sebagai pelaku sekaligus menjadi saksi keterlibatan beberapa petinggi negara yang sudah lama kita tandai.''

''Sekarang masalahnya jauh lebih rumit dari yang kita duga.''

''Aku mengenal beberapa jaksa dan hakim yang mungkin bisa membantu kita. Dia adalah teman baik ayahku. Selain itu, bebaskan pamanku, dia bisa membantu kalian. Aku yakin, pamanku masih memiliki rekan yang bisa membantu kita.''ucap Rael

''Benar, Kim! Pergi dan bebaskan dia. Sisanya, aku yakin Kim bisa kita andalkan.''ucap Hana

''Aku bisa saja membebaskan Kim, namun nyawa Kim sudah pasti akan terancam setelah kalian bergerak.''

''Pergilah, aku pastikan Kim akan keluar dengan selamat.''ucap seseorang baru saja tiba ditempat itu.

''Kakek?''ucap Rael

''Apa anda mengikuti kami?''

''Kau membawa cucuku yang baru saja melewati masa kritisnya. Tapi aku tak seegois itu, karena melihat Rael, mengingatkanku pada putriku. Pergilah, akan aku buat bedebah itu tak berkutik dengan surprise yang akan aku berikan. Kembali dan bawa saksi yang kuat, masalah rencana mereka nantinya, aku tak akan tinggal diam. Cukup putri dan menantuku, serta beberapa korbannya yang sudah mereka habisi, organisasi itu harus hancur bersama dengan orang-orang yang terlibat didalamnya. Termasuk mereka yang sudah diberikan tanggung jawab yang besar untuk mengurus negara ini. Negara ini tak akan pernah aman jika masih ada orang yang lalai dari tanggung jawab dan hanya memikirkan uang dan kesejahteraan diri mereka sendiri. Pergilah, dan bawa kembali cucuku dengan selamat.''

Rael memeluk kakeknya dengan erat, terlihat senang karena sang kakek tiba diwaktu yang tepat.

''Kakek!''

''Jaga dirimu, dan pulanglah dengan selamat. Kakek akan menunggumu pulang, dan kau tak boleh menolak apapun lagi yang akan kakek berikan padamu.''

''Terima kasih kakek.''

Rael kemudian masuk kedalam mobil dengan wajah yang sedikit pucat, membuat Hana cukup cemas akan hal itu.

''Kau baik-baik saja? Aku...''

''Tak ada waktu untuk mencemaskan aku. Nyawa siswa dari sekolah cabang sedang terancam. Selain itu, kami juga merencanakan pembebasan anak-anak yang diculik oleh Namibian.''

Blind And Bad Rivalry (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang