Forsythia Flower

1.8K 308 14
                                    

어떤 사람들은 네 삶이 아닌 가슴 속에만 머물러 있을 수 있다는 것을 살면서 어느 순간 알게 될 거야.

Di beberapa poin dalam hidup, kamu akan mengerti bahwa beberapa orang dapat tinggal di hatimu tapi tidak dalam hidupmu.

××××××××

Setelah kembali dari rumah, Mona berjalan sembari menunduk sedih, bahkan sampai tak menyadari Dea yang sudah berdiri tepat didepannya.

"Apa kau ingin menabrakku?"ucap Dea sembari menatap Mona penasaran.

"Maaf, aku tak menyadari kebaradaanmu."

"Eh! Tidak masalah. Namun kau harus fokus, kita akan kembali memulainya."

"Entah ini akan berhasil tapi, jikapun kalah atau menang, aku akan tetapi berakhir ditempat yang sama."ucap Mona

"Hidup memang penuh ketidak-adilan."ucap Dea

"Adil ya? Bakat, persaingan, semua terasa menyebalkan."

"Mungkin semua orang akan berfikir seperti itu. Saat kau punya bakat namun tak memiliki uang dan kekuasaan, kau hanya akan berakhir ditempat yang sama. Jikapun berjuang keras, rasa optimis, rasa lelah, tekanan, bersatu untuk menjatuhkanmu. Dunia pendidikan yang seharusnya menjadi tempat mengembangkan itu semua, menjadi tempat pendewasaan karakter, malah menjadi tempat yang menakutkan. Membuat sebagian orang berfikir dua kali untuk masuk ke dunia itu."ucap Dea

Mona tertegun sejenak, mencoba memikirkan banyak hal.

"Memang semenakutkan itu."ucap Mona

"Jika saja tak seperti itu, kejadian ini tidak akan pernah terjadi. Seharusnya kalian tak menyentuh Aurora."ucap Dea

"Benarkah? Aku rasa tidak juga. Jika kau berasal dari ekonomi menengah kebawah, bakat dan kecerdasanmu akan dianggap remeh dan sia-sia. Kau juga akan kalah dari mereka yang memiliki insiders. Semua penilaian dan pandangan orang lain menjadi tekanan yang bisa membunuhmu. Namun jika kau berasal dari ekonomi menengah keatas, bakat dan kecerdasanmu akan menjadi senjata makan tuan. Persaingan, penilaian, rasa iri, haus akan pujian, serta harapan yang tak kau inginkan, akan menjadi tekanan yang bisa membunuhmu. Entah harus terlahir dan menjadi seperti apa, agar kau bisa hidup dengan tenang. Kau terlahir tanpa bisa memilih takdir dan keluarga seperti apa yang akan kau miliki."ucap Mona.

Mona terdiam sejenak, lalu menatap burung-burung yang terbang.

"Metode pengajaran seperti itu sangat menyiksa. Beban pikiran karena pelajaran juga melebihi beban pikiran orang dewasa, membuat mereka mengabaikan karakter siswanya, para siswa akan menganggap siswa lain sebagai lawan kemudian saling bersaing dan menjatuhkan tanpa peduli bagaimanapun caranya. Padahal tujuan mereka sama, sama-sama memimpikan universitas terbaik. Pada akhirnya, metode pendidikan seperti ini mengajarkan mereka bagaimana mencapai sesuatu tanpa peduli dengan luka orang lain. Lalu kemudian, metode yang sama akan diwariskan, dan akan terus berlanjut. Entah akan ada perubahan menjadi lebih baik atau lebih buruk."sambung Mona

"Percuma saja menyalahkan metodenya, uang menjadi segalanya. Rasa takut menjadi racun bagi mereka yang berada dibawah, dan racun itu menjadi senjata bagi mereka yang hanya haus akan uang dan kekuasaan. Alih-alih membuat persaingan, semua itu hanya alasan semata untuk mencapai tujuan yang lain."ucap Dea

"Walau begitu..."belum selesai berbicara, kedatangan Rezef membuat Mona menghentikan kalimatnya.

"Apa kalian masih saling menyalahkan? Jujur saja, berbohong akan keterlibatanku dalam kasus kalian, cukup menyulitkanku."ucap Rezef

Blind And Bad Rivalry (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang