Heptuna

3K 434 7
                                    

"Tujuan hidup kita adalah menjadi bahagia."

- Dalai Lama -

××××××××××××

Setelah beberapa hari, akhirnya Rael dibebaskan dan berhak mengikuti ujian yang akan datang. Walau begitu, pihak sekolah masih terus mengawasi dirinya. Terutama, pada hasil ujian nantinya. Rumor tentang peringkat satu umum, terus menyebar dan membuat para siswa dan siswi PLY bersaing keras, tetapi tidak untuk peringkat satu umum. Akan tetapi, disitulah ketegangan terjadi.

"Sudah berapa hari, Rael masih ditahan diasrama." ucap Noya

"Ditangkap dan langsung ditahan." ucap Geral

"Sudahlah, kita fokus ke ujian yang akan datang." ucap Farhan

"Hei Dea, kau punya soal lamanya?" tanya Mona

Dea menggelengkan kepalanya dan membuat yang lain seketika mendengus.

"Dia tak suka murid membahas soal ujiannya." kesal Rezef

"Berarti sudah tak ada lagi." ucap Dea

Tak berselang lama, Azriel meletakkan tumpukkan soal di meja.

"Soal kuis tahun lalu, dari pak Henzo. Mari kita belajar bersama." ucap Azriel

Mereka semua kemudian berdiri dan segera mengikuti ke mana Azriel pergi. Tak berselang lama, Rael tiba dan ikut bergabung.

"Akhirnya kau bebas juga." ucap Rezef

"Kau terlihat kurus." ucap Geral

"Aku baik-baik saja. Ah, berikan soalnya juga padaku. Ujian akan segera tiba, tapi aku tak belajar sama sekali." gumam Rael

"Bukankah penahananmu cukup merugikanmu? Kau bisa melapor dan meminta ganti rugi." ucap Farhan

"Betul, penahanan secara tiba-tiba itu bisa merugikan reputasimu." ucap Noya

"Tapi di sini, kita harus lihat apakah fakta ini berpotensi menyebar dan apakah fakta itu benar adanya. Aku rasa, dia tidak akan dirugikan, siapa yang akan peduli ketika ujian semakin dekat?" balas Geral

"Rael! Apa kau yang membuat petisi tentangku? Copot sekarang juga." ucap Azriel

"Kalau begitu, sia-sia saja aku memasangnya." balas Rael

"Hei, ujian semakin dekat. Kita fokus ke ujian saja dulu." ucap Farhan

"Kau menolak untuk mencopotnya?" ucap Azriel

"Iya." balas Rael

"Kau tau masalah yang akan menimpamu?" ucap Azriel

"Aku akan mencopotnya jika saja aku yang membuatnya. Lagi pula, apa untungnya bagiku untuk melakukan petisi padamu?" ucap Rael

"Aist, kau ini." kesal Azriel sembari mendengus pelan.

"Jika dipikir, ujian akan semakin dekat. Namun masalah di sekolah ini juga semakin banyak. Seolah masalah ini adalah sebuah kesengajaan. Seperti penistaan?" ucap Noya

"Penistaan adalah fakta palsu, bukan opini." sambung Farhan

"Kalian bisa lihat dan baca sendiri, ada banyak artikel yang menyebarkan fakta palsu tentang pak Kim dan sekolah ini." balas Dea

"Walau begitu, mereka akan dihukum pidana meski fakta itu benar adanya. Kata 'skandal' merugikan pihak pak Kim dan juga sekolah." ucap Rael

"Kenapa? Jika publik mendukungnya, dia bisa bebas. Dia melakukannya bukan untuk kepentingan pribadi. Jika dia adalah siswa atau staf yang bekerja di PLY School, bukankah dia berhak tau. Jujur saja, waktunya cukup mencurigakan." ucap Noya

Blind And Bad Rivalry (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang