BAB 10

1.5K 39 0
                                    


_____________________________
Hi Readers,
FOLLOW n VOTE dulu yuk👍😘
••••••••••••••••••••••••••••••••••••••

Saat Maia tiba di rumah, hari telah menjelang sore, Mona ibu angkatnya tengah duduk menikmati teh panas beserta gorengan di teras samping rumah yang menghadap ke kebun bunga hasil garapan tangan dinginnya. Dia menoleh dengan senyum hangatnya saat menyadari kehadiran Maia yang hanya berani menatapnya dari jarak tiga meter.

Tidak seperti biasanya, jika Maia kembali dari perjalanan jauh Mona akan setengah berlari ke arahnya lalu memeluknya erat-erat, tapi kali ini Mona yang masih harus duduk dikursi roda itu hanya membuka kedua tangannya lebar-lebar kearah Maia, dan Maia lah yang berlari kepelukan Mona.

"Apa kau baik-baik saja ?" Tanyanya dengan mata cemas. Tangan keriputnya membelai lembut wajah Maia yang sedikit pucat. Maia tidak dapat menahan air matanya, dia berlutut dan menangis di paha Mona.

"Ibu, maafkan aku," tangisnya segugukan.

"Kau sekarang punya kekasih tampan dan kaya raya, seluruh negeri mengetahui itu. Karena kedudukan kekasihmu, kau jadi sorotan publik sekarang. Wajahmu berseliweran di kolom-kolom gossip. Tapi kenapa kau kelihatan cemas ? Apa karena kau takut jati dirimu yang suram diketahui orang-orang ?"

Maia terdiam. Tidak tau harus menjawab apa.

"Aku bahagia, setelah Edward si anak mami manja itu membuatmu hancur, sekarang kau telah menemukan orang yang kau sayangi lagi. Dan kau... sekarang tinggal di apartemennya," raut wajah Mona mendadak terlihat cemas. Dia mengamati Maia yang tertunduk tidak berani menatapnya. "aku harap kau tau batasannya, bagaimanapun kau seorang gadis, tidak baik bagimu jika tinggal serumah dengan lelaki yang bukan suamimu." Sambungnya dengan wajah galak.

"Alex Meier bukan pria dengan catatan putih dengan para wanita, kau harus berhati-hati, aku tidak ingin kau hancur sekali lagi karena lelaki." Lanjut Mona mengangkat dagu Maia dan menatap mata sembabnya. Gadis itu mengangguk lemah.

"Kau gadis yang baik, setelah kakak-kakakmu pergi, kau sekarang putri sulungku dirumah ini. Seharusnya aku yang merawatmu tapi kini malah sebaliknya, kau yang merawatku dan adik-adikmu dengan sangat baik bahkan dengan mengorbankan satu per satu cita-citamu. Aku berhutang banyak padamu. Maafkan aku___" isaknya mengusap air mata yang jatuh di pipinya.

"Jangan bicara seperti itu Bu, aku anak Ibu, sejak kecil hanya kau yang perduli padaku, sekarang saatnya aku membalas sedikit jasamu..." potong Maia semakin terisak sedih.

Baginya Mona adalah ibunya, orang yang tulus mempercayainya betapun besar keonaran yang dibuatnya dulu saat remaja ABG, orang yang selalu siap membantunya dan mendukungnya. Berbeda dengan ibu kandungnya yang telah mencampakkannya layaknya sampah yang kotor dan mengganggu.

Malam itu, seperti malam-malam yang lalu ketika dia sedang galau dan tertimpa masalah, Maia akan tidur diranjang Mona, bicara dengannya hingga pagi.

Tapi kali ini, mengingat kondisi Mona yang sedang dalam masa pemulihan, mereka hanya bicara hingga pukul sembilan malam. Atas permintaan Mona dan adik-adiknya, akhirnya Maia memutuskan untuk menginap dirumah hingga hari rabu.

"Kurasa Bara akan mulai menulis lagu patah hatinya dari sekarang, hiburlah dia jika dia kembali." Kata Mona sebelum mereka tidur.

🍀

Kamis paginya Maia kembali ke apartemen Alex dengan menggunakan kereta api.

Tiba di depan pintu gedung apartemen, Dipo menyambut kedatangannya dengan raut khawatir.

"Loh, mas Dipo kapan sampai ?" tanya Maia kaget melihat kehadiran Dipo ditempat itu. Seharusnya supir pribadi merangkap bodyguard Alex itu sekarang bersama tuannya di Bali.

FAKE LOVER (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang