BaB 33

1.3K 31 4
                                        


selamat membaca...
READERS WAJIB VOTE✔️





Alex menoleh ke arah Maia dengan kaget, dia menarik tangannya dengan tergesa dan tersangkut duri mawar hingga duri itu melukai jarinya cukup dalam. Darah segar dengan segera mengucur. Tapi baik dia maupun Maia terlalu gugup untuk memperhatikan hal itu. "Apa katamu?"

"Maafkan aku... tapi... kurasa aku tidak bisa menikah denganmu." Ujar Maia tegang. Air matanya jatuh ke pipinya. "Rasanya tidak benar bagi kita berdua."

——————————-

Keheningan terasa membakar kedua jiwa yang merana itu.

Wajah Alex berubah sangat pucat, dia menatap Maia dengan tatapan tidak percaya. Kerutan tegas berdiri diantara kedua alis matanya. Seakan dia sulit memahami kata-kata yang baru saja dilontarkan Maia padanya.

"Oh, astaga, kau berdarah! Ya Tuhan, kau pasti tertusuk duri mawar tadi..." ucap Maia terkejut ketika melihat kepalan tangan Alex yang meneteskan darah. Dia buru-buru menyambar tangan itu dan sangat terkejut ketika melihat telapak tangan Alex yang berlumuran darah. Dia lalu mengeluarkan sebungkus kecil tissu dari sakunya dan membersihkan luka itu dengan hati-hati.

"Aku tau ini pasti sedikit mengejutkan bagimu..." ujar Maia saat menempelkan lipatan tissu ke jari Alex yang terluka. Alex mengamati wajah Maia tanpa kedip.

"Sedikit mengejutkan?" Ulang Alex mendecih kesal. "Kau mencampakkanku di menit-menit terakhir dan aku hanya sedikit terkejut, begitu...?"

"Astaga, Alex Meier aku tidak mencampakkanmu..." Maia berteriak kesal. Air matanya kembali berhamburan. "Aku berusaha melakukan hal yang benar dan adil bagi semuanya..." isaknya dibalik kesepuluh jarinya yang menutupi wajah.

"Omong kosong !" Bentak Alex serak. "Aku bukan bocil yang bisa gampang dibohongi dengan kata-kata tipuan seperti itu."

"Kau menikahiku hanya karena aku hamil, tapi sebenarnya kau tidak ingin menikah denganku, faktanya kau telah dan masih bertunangan dengan wanita lain. Kau terpaksa denganku. Jadi, sebelum semuanya terlanjur jauh dan semakin banyak yang tersakiti.... Alex Meier aku melepaskanmu." Ucap Maia bergetar.

Alex menatap Maia dengan syok, seakan perempuan itu baru saja menikamnya. Tidak ada kilau menggoda dimata gelap itu. Hanya kegelapan.

"Ini semua gara-gara Bara 'kan ?" tuduhnya dengan suara paling dark dan sedikit bergetar. "Pada menit terakhir kau baru menyadari kalau kau selalu mencintainya..."

"A-apa ?" Maia kebingungan karena tak menduga Alex yang begitu percaya diri bisa menunjukkan rasa syok luar biasa seperti itu hingga sembarangan menuduh Bara. "Kau gila, Bara tidak ada hubungannya dengan semua ini..."

"Lelaki yang mencintaimu takkan sanggup menjadi saksi pernikahanmu dengan pria lain." Katanya dingin. "Lupakan dia." Sambungnya dengan rahang mengatup geram.

Bingung harus berkata apa lagi. Maia beranjak meninggalkan Alex menuju bangku-bangku taman yang juga menjadi produk dagangan andalan Mona, melewati deretan pohon-pohon palem dan bunga kembang sepatu yang telah tumbuh sempurna dan siap dijual. Sebuah roda gulung selang air tergeletak begitu saja ditengah jalan. Maia berjalan menghindar dan berbalik menghadap Alex ketika mendengar lelaki itu kembali berteriak.

"Aku tidak melihat alasan lain yang cukup kuat untuk membatalkan pernikahannya." Ucap Alex keras dan marah.

"Alex...ck, dengar, aku tidak akan pernah jatuh cinta pada Bara. Ya, memang benar sewaktu kami ABG bau kencur dia pernah menyatakan cinta ke aku, tapi itu hanya cinta bocil, dia telah melupakan perasaannya itu bertahun-tahun yang lalu dan sejak itu pula dia telah berpacaran dengan banyak wanita. Dan kami tidak pernah pacaran. Aku tidak pernah mencintainya lebih dari seperti mencintai kakakku sendiri. Ok ?!" tegas Maia frustasi.

FAKE LOVER (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang