BAB 5

2.5K 47 6
                                    

Enjoy reading 😘


Saat tiba dirumah, Maia hanya bertemu mba Tina asisten rumah tangga Mona. Suasana rumah sangat sepi, menurut  mba Tina, kelima adik angkatnya belum ada yang pulang. Mereka masih bergantian menjaga Mona dirumah sakit.

Setelah minum teh hangat dan sepotong roti berlapis keju, Maia langsung menuju kamarnya di lantai atas, lalu mandi dan berganti pakaian. Maia hanya mengenakan pakaian santai dan rambut pirangnya dibiarkan tergerai.

Maia meluncur menuju hotel bintang lima tempat Alex menginap dengan mengendarai mobil Cerry merahnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Maia meluncur menuju hotel bintang lima tempat Alex menginap dengan mengendarai mobil Cerry merahnya.

Tiba di lobby hotel yang mewah, customer service memberitahunya bahwa Alex sedang makan malam di restoran hotel.

Saat sedang menimbang-nimbang apakah sebaiknya dia menghampiri Alex ke restoran ataukah menunggunya di lobby, seseorang dengan suara yang sangat familiar menyapanya.

"Maia ...?!" panggilnya terkejut.

Mata hazel itu membelalak lebar. Wajahnya mendadak memucat, ketika bibirnya mengucapkan nama lelaki dihadapannya dengan suara yang bergetar.

"Edward ?"

"Maia, Apa kabar ? Sudah lama banget ya kita gak ketemu," ujar Edward dengan sorot mata kangen sekaligus gugup.

"Baik," sahut Maia pelan, nyaris tanpa menggerakkan bibirnya yang tiba-tiba terasa kaku. Dia menatap sendu wajah lelaki yang berusaha dia hindari selama tiga tahun terakhir itu. Moodnya mendadak drop hingga berserakan dilantai granit hotel.

"Aku, sebenarnya sudah lama ingin mampir kerumahmu...aku,"

"Oh-ya? bersama istri dan anakmu ... ?" potong Maia dengan senyum polos yang dipaksakan.

"Um, itu... sebenarnya, aku dan Arsyi sedang dalam proses perceraian. Kami sudah lama tidak ada kecocokan. Jadi, sebentar lagi aku akan menjadi lelaki bebas." Ujar Edward menekankan kata bebas dengan mata berbinar.

Terkejut atas keterus terangan Edward, tanpa sadar mulut Maia menganga satu jari. Berkelebatan di kepalanya, memori lama bagaimana malam itu Edward dengan tanpa ragu memutuskannya sembari membawa undangan pernikahannya dengan wanita lain. Wanita yang direstui ibunya. Wanita yang subur, tidak mandul seperti dirinya. Edward menyebutnya wanita terbaik pilihan ibunya. Namun faktanya, enam bulan sejak pernikahan mereka, putra pertama mereka pun lahir. Maia sangat terpukul saat itu. Hingga harus menghindari keluarga kecil yang selalu tampak harmonis dan bahagia itu. Setelah menikah Edward yang merupakan anak tunggal, tetap tinggal serumah dengan ibunya yang janda. Dan itu cukup sulit bagi Maia untuk tidak melihat mereka atau menghindari mereka, karena walaupun tempat tinggal mereka berbeda sepuluh blok tetapi mereka tinggal di kompleks perumahan yang sama.

"Maia, kau sudah datang honey ... ?"

Sontak rambut pirang yang tergerai indah itu bergoyang manis ketika kepala pemiliknya menoleh kearah pria jangkung bermata elang yang tiba-tiba berdiri diantara dirinya dan Edward.

FAKE LOVER (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang