BAB 19

1.8K 27 6
                                    

Pliz FOLLOW, VOTE & COMMENT 😘




"Jadi, apa saja yang kau lakukan seharian tadi saat tidak bersamaku...?" tanya Alex ketika malamnya mereka berdansa di ballroom hotel The Meier. Maia tampak jelita malam itu dengan dandanan naturalnya.

  Maia tampak jelita malam itu dengan dandanan naturalnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Hampir semua tamu undangan berdansa di floor. Hanya pasangan Hofmann yang tidak berdansa karena Petra sedang tidak enak badan.

"Umm...aku makan siang dengan para sosialita sultan. Mereka wanita-wanita yang ramah dan baik, hanya saja... perutku mendadak melilit ketika mereka mulai bercerita investasi dalam bentuk tas yang sebuahnya saja seharga milyaran... apalah dayaku yang hanya pengusaha kecil baru merintis ini... omsetku sebulan mungkin hanya cukup buat bayar bensin anak mereka...." Bisik Maia dibarengi kekehan pelan. "Oiya...aku juga bertemu Petra Hofmann," kata Maia seraya menunjuk dengan matanya kearah lelaki paruh baya yang terus memperhatikan gerak gerik mereka.

Kedua kaki Alex mendadak berhenti berdansa, tangannya terasa tegang di punggung Maia. Matanya menyipit dan waspada.

"Pantas saja dia memperhatikanmu sejak tadi." Gumamnya tak suka. "Apa dia... ramah padamu ?"

"Sangat ramah. Dia membuat lenganku lebam dan sikuku nyeri sampai sekarang..." ujar Maia memutar bola mata, wajahnya cemberut tapi dia malah tampak imut.

"Dia, apa...?! Apa dia mengenalimu ? Dia... memukulmu ?" tanya Alex tanpa sadar mencengkram dan mengguncang lengan Maia.

"Mungkin sebentar lagi kau juga akan meninggalkan bekas lebam di lenganku, Tuan Alex... kalau dia menabrakku karena mengantuk sedangkan kau membuat lenganku lebam karena mencengkramku sangat keras...." Kata Maia sarkas. Menyadari kekeliruannya, Alex buru-buru melepaskan lengan Maia.

"Dia mengantuk...?" gumam Alex dengan raut keheranan. "Iparnya berteriak-teriak membangunkannya saat tertidur di kompetisi memancing tadi. Dan dia menjadi kesal karena orang-orang mentertawakannya, dia lalu buru-buru meninggalkan kapalnya. Jadi dia—"

"——mengantuk, tergesa-gesa dan OPS! menabrakku." Sambung Maia tersenyum miring "lalu tiba-tiba adiknya muncul dan mengatakan jika Petra baru minum paracetamol untuk meredakan demam dan panasnya..." ujar Maia menggedikkan bahu tak ambil pusing dengan alibi adik kakak itu menabraknya.

Alex menarik nafas kasar. "Jadi kau juga bertemu dengan Felicia..."

"Ya. Dan juga istrinya, Yulia. Mereka wanita-wanita yang sangat ramah." Ujar Maia ragu-ragu saat menyadari ekspresi tidak nyaman Alex. "Bukankah kau berteman dengan mereka...?"

"Tidak juga." Jawab Alex kaku. Dia kembali menarik Maia berdansa dengannya. Musik yang mengalun sebenarnya membosankan bagi kaum muda seperti mereka. Tetapi mereka tak punya pilihan lain selain menghormati selera tuan rumah dan request terbanyak.

FAKE LOVER (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang