BAB 9

2.9K 29 0
                                    


•••••••••••••••••••••••••••••••••••••

Hai Readers FAKE LOVER,
FOLLOW n VOTE dulu yuk👍😘

Yang masukin story aku ke READING LIST, boleh banget loh klik FOLLOW dan BINTANG 😊

N' THANK U BANGET BUAT READERS YANG SUDAH FOLLOW, BACA, VOTE, COMMENT, JUGA MASUKIN STORY2 AKU KE READING LIST.

BIG LOVE F U❤️

••••••••••••••••••••••••••••••••••••

Maia menarik nafas gemetar ketika berjalan memasuki kamarnya sendiri

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Maia menarik nafas gemetar ketika berjalan memasuki kamarnya sendiri. Dia tampak murung dan terisak ketika membersihkan dirinya dan berganti pakaian. Hatinya sangat sakit dengan bermacam-macam hinaan dan tuduhan merendahkan yang dilakukan Alex padanya, sedangkan kontraknya belum lama dimulai. Artinya dia tidak bisa begitu saja pergi dari lelaki arogan itu.

Dia juga membenci dirinya sendiri yang begitu mudahnya terbakar gairah dan ketampanan Alex Meier. Padahal lelaki itu begitu membencinya. Lelah menangis dan letih dengan semua masalah yang mengurung dirinya, Maia akhirnya tertidur.





Namun baru beberapa jam tertidur, tiba-tiba Maia terbangun dan terbatuk-batuk, seperti orang yang tersedak. Dia lantas keluar kamar dan menutup lingery tipis yang dikenakannya dengan jubah satin yang bahkan tak mampu menutupi sepenuhnya bongkahan payudaranya.

Maia berjalan mengendap-endap ke dapur karena enggan diketahui Alex apalagi bertemu dengannya. Dia lalu meminum air putihnya dengan cepat.

"Maia ?" tegur suara berat itu menyeruak di keheningan.

Maia berjengit kaget dan langsung berbalik badan. Alex berdiri di hadapannya dengan sebuah asbak yang telah kosong. Sepertinya dia baru saja dari balkon dan merokok disana.

Dia terlihat menawan dengan kemeja lengan panjang yang pas di badan dan celana katun high quality-nya.

"Bergabunglah denganku." Ujarnya menarik kursi di sisinya.

Maia mengangguk walau sebenarnya enggan, dia lalu duduk dan terbengong memperhatikan semua hidangan yang telah tertata dimeja.

Satu teko kecil teh, secangkir kopi, dan sandwich daging asap yang mengundang selera.

"Anda yang membuat semua ini ?" tanyanya terheran. Alex mengangguk dan menyeruput kopinya.

"Apa anda belum tidur ?" tanya Maia melirik jam di dinding yang menunjukkan pukul lima pagi.

"Sudah. Dan aku hanya butuh dua jam untuk mengistirahatkan tubuhku. Dan biasanya aku tidur di pesawat." Ujar Alex datar.

"Terimakasih untuk ini semua, seharusnya anda tidak perlu tepot-repot begini." Katanya sambil menyeduh teh panasnya. "Jadi anda akan terbang kemana kali ini ?" tanyanya kali ini meminum tehnya sedikit demi sedikit.

FAKE LOVER (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang