BaB 34

959 21 3
                                    


selamat membaca...
READERS WAJIB VOTE✔️






"Kupastikan itu sudah berakhir, honey. Tak ada yang perlu dikhawatirkan." Ujarnya manatap lurus ke manik berwarna hazel milik Maia.

Maia berdecak tak percaya dan tersenyum masam. "Bagaimana mungkin telah berakhir jika dua minggu lalu kalian menghabiskan waktu bersama dan bermesraan ?" sindirnya tajam.

Mata gelap itu mengerjap terkejut. Namun sedetik kemudian dengan terbata dia menuturkan hal yang membuat jantung Maia serasa ditarik paksa keluar.

—————////

"Dia menelponku saat aku di Amsterdam. Dia mabuk disebuah bar dekat hotelku menginap. Saat itu sudah larut malam, hujan sangat deras dan banyak pria mabuk disana, aku terpaksa membawanya menginap ke kamarku. Esok paginya ketika dia sadar, aku memaksanya pulang tapi dia memohon-mohon agar di ijinkan ikut dalam perjalanan bisnisku sebagai upayanya melepaskanku dengan smooth karena mentalnya tidak kuat harus kehilanganku tiba-tiba untuk selamanya. Dia mengaku sejak aku memutuskan hubungan dengannya yang terakhir kali dan mengatakan terus terang akan menikahimu, dia menjadi putus asa dan selalu berfikiran untuk bundir tapi dia tidak mengeksekusi niatnya itu karena sudah berjanji padaku untuk tetap hidup, alhasil dia mengalihkan kesedihannya dengan mabuk."

"Dan kau menjadi iba padanya lalu kalian menghabiskan waktu dua minggu untuk bermesraan...mungkin untuk yang terakhir kalinya....mungkin juga tidak. By the way, aku suka back ground foto-foto yang kalian ambil. Sangat indah." Gumam Maia terluka.

Alex menghela nafas beratnya dengan wajah lelah dan tegang. "Semenjak mengenalmu aku tidak pernah bisa menyentuh wanita lainnya." Gumamnya penuh perasaan. "Dan coba tolong perhatikan lagi foto-foto yang di posting Amira, adakah salah satunya yang aku tersenyum bahagia menghadap ke kamera atau melihat padanya ? Semua foto-foto itu diambil tanpa sepengetahuanku." Alex menatap Maia tanpa berkedip.

Maia menahan nafas tercekat, dia merasa tersanjung tetapi juga sakit hati dengan kenyataan Alex selalu tak berdaya dengan Amira.

"Sebelum kau berprasangka macam-macam, aku akan menceritakan hubungan rumitku dengan Amira." Ujar Alex datar, membuyarkan keriuhan di kepala Maia.  "Amira dulu adalah tetangga di sebelah rumah kami, usianya sebaya dengan Luna dan dia sahabat Luna satu-satunya. Seperti halnya Luna yang menderita mental illness sejak kematian papa yang mendadak, Amira juga menderita mental illness sejak ibunya bunuh diri. Sejak saat itu aku lebih protektif menjaga mereka, dua bocah kesepian itu kemudian tumbuh saling menguatkan dan saling bergantung. Tapi sejak kematian Luna, Amira jadi kehilangan pegangan dan lebih bergantung padaku. Dia mulai menjadi tak terkendali sejak dia menyatakan cintanya padaku dan aku menolaknya. Dan ketika aku berkencan dengan wanita lain, dia marah dan mulai melakukan percobaan bundir. Percobaan bundir Amira di Jogja adalah yang ketiga kalinya dilakukannya untuk menahan keinginanku berpisah darinya. Dan itu adalah limit toleransiku padanya. Aku tidak akan membiarkan diriku tersandera lagi. Kau boleh pegang janjiku ini." Ujarnya tegas.

Maia terkejut dan syok dengan kenyataan miris tentang keadaan mental Amira yang di ceritakan Alex. Padahal dia begitu iri dengan kesempurnaan perempuan yang banyak di idolakan kaum Adam bahkan kaum Hawa itu.

"Aku bertahan disisinya semata untuk Luna dan untuk peri kemanusiaan. Sejak awal aku tidak menyetujui pertunangan itu, paman-paman ku lah yang melakukan kesepakatan bisnis dengan papanya Amira. Kesepakatan itu melibatkan proyek trilyunan dollar. Sedangkan aku tidak dilibatkan sama sekali di dalamnya. Tapi ini hidupku, apalagi persoalan jodoh, akulah yang berhak menentukan siapa yang ku mau menjadi pendampingku." Ungkap Alex menatap yakin.

FAKE LOVER (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang