Sebelum membaca
Boleh pencet VOTE dulu ya bestie !
🤓😘
•
•
•
•
•WARNING 21+ !
Diluar ekspektasi Maia, Alex terlihat terkejut dan tidak siap dengan tawaran menggiurkan Maia."Maia, aku..."
"Sudahlah, lupakan saja !" potong Maia getir dan malu bukan kepalang. Wajahnya sepucat kapas ketika berjalan tergesa kearah pintu keluar. Entah kenapa penolakan Alex terasa lebih sakit dari pada aibnya sebagai wanita mandul dan anak haram yang dibuang orang tuanya menjadi perbincangan satu negara.
Jemari Maia memutar knop pintu dan kakinya sudah hampir melangkah keluar rumah ketika tiba-tiba Alex membopongnya dilengan dan membawanya tergesa menuju ke kamar utama.
"Jangan bodoh! Bagaimana bisa kau berfikir aku tidak menginginkanmu. Jangankan berjauhan, saat berdekatan denganmu pun aku terus memikirkanmu... menginginkanmu. Tapi ini serius, ada hal penting yang harus kita bicarakan dulu..." ucap Alex dengan suara seraknya.
Maia menggeleng pelan dan mengalungkan tangannya ke leher Alex dengan air mata yang hampir menetes haru karena ternyata Alex seperduli itu padanya.
"Nanti saja, aku sedang tidak mood untuk hal lainnya..." bisik Maia sangat lirih di ceruk leher Alex. Hidungnya menggesek lembut leher jenjang Alex. Aroma maskulin Alex yang disukainya seketika membuat selangkangannya panas dan jantungnya berdebar semakin kencang. Dan entah mendapat dorongan dari mana, tiba-tiba saja Maia menjulurkan lidah mungilnya keleher kokoh itu dan menjilatinya bagai es krim.
Deru panas nafas Maia yang menerpa kulit leher Alex yang sensitif, sontak membangkitkan kelelakian Alex. Pria itu terdiam sejenak. Matanya menatap tajam pada sepasang mata sayu menggoda milik Maia. Nafasnya tak beraturan dan kedua matanya menyipit dengan kobaran gairah yang tampak nyata.
Maia menggigit bibirnya dengan gugup tetapi juga excited. Dia sadar betul jika dia telah membangunkan singa tidur dengan lancang.
Alex menangkup rahang Maia dengan tegas lalu melumat bibir sensual Maia dengan gairah yang tak tertahan. Bibir itu hangat dan basah saat melumat bibir dan lidah Maia tanpa ampun. Dan Maia menikmati cara Alex menciumnya. Sexy dan membakar gairah. Meski Maia merasa bibirnya memar tapi anehnya dia merasa kian mendamba dan menginginkan lebih.
Alex menurunkan Maia ke pembaringan dan menindihnya tanpa melepaskan ciumannya. Jemari Alex tidak bisa berhenti menyentuh dan meremas tubuh Maia, terutama di bagian favoritnya, dua gunung kembar menggoda yang kenyal dan padat. Dengan tak sabaran Alex menurunkan kepalanya dan meraup payudara Maia lalu membenamkan puncak mungilnya kedalam mulut rakusnya.
Tubuh Maia bergetar dan melengkung atas nikmat yang disuguhkan Alex untuknya. Kedua tangan Maia bahkan harus menjambak rambut Alex dan menahannya untuk sedikit mengendalikan serbuan gelenyar kenikmatan atas keliaran Alex yang menggigiti payudaranya.
Rintihan serak Maia dan geliat eksotis tubuhnya saat menerima cumbuannya, membuat Alex semakin bergairah. Dengan tidak sabaran Alex melucuti satu per satu pakaian yang dikenakan Maia. Namun jemari terampil Alex kemudian berhenti dibagian celana dalam satin berwarna hitam yang terlihat eksotis diatas kulit putih mulus Maia. Dengan senyum menggoda Alex memasukkan dua jarinya ke balik celana dalam Maia dan mengusap-usap lembut bukit kecil milik Maia yang telah basah sebelum akhirnya dia melepaskan penutup terakhir ditubuh mulus itu dalam satu kali tarikan.
Maia sudah sangat terangsang. Demikian juga Alex. Dia dapat merasakan dengan jelas kejantanan Alex yang sudah sangat membengkak dan ingin segera dipuaskan. Tapi dia tau permainan Alex masih lama. Maia hanya pasrah menikmati keagresifan Alex. Dia suka dominasi lelaki itu atas dirinya saat bercinta. Alex memperlakukannya bak bidadari kesayangan. Hanya saat bersama Alex, Maia yang biasanya direndahkan, dihina bahkan disingkirkan merasa sebagai manusia yang patut disukai. Layak untuk disayangi dan diinginkan.
KAMU SEDANG MEMBACA
FAKE LOVER (TAMAT)
RomanceWARNING! 21+ [konten dewasa] ALEX PAMUNGKAS MEIER menyandarkan tubuh besarnya ke kursi kulit singgasananya dengan tidak nyaman. Seperti yang terjadi sebelum-sebelumnya, setiap kali gadis itu berada di sekitarnya, dengan kurang ajar juniornya membes...