Hai,
FOLLOW, VOTE, n' COMMENT ya 👍😘•
•
•
•
•Alex memang sialan. Dia sangat tau bagaimana cara membuat wanita berfantasi liar bahkan hanya dengan tatapan mata misteriusnya yang membius.
Tapi Maia tidak akan terkecoh lagi dengan semua daya magis yang dimiliki Alex. Apa yang terjadi di jok belakang mobil limosin Alex beberapa waktu yang lalu itu adalah untuk yang pertama dan terakhir kali. Dia tidak akan membiarkan lelaki itu memanfaatkannya lebih jauh lagi.
Mereka seperti bumi dan langit. Akal sehatnya harus memegang kendali dengan kuat. Lelaki setampan dan sekaya Alex Meier hanya akan menjadikan gadis miskin tanpa asal usul jelas sepertinya menjadi sebuah selingan sementara waktu.
Alex pasti sudah terbiasa meniduri para wanita. Jadi jika Alex berhasil mendapatkan mahkotanya, itu bukan hal yang istimewa baginya. Hubungan mereka tidak akan pernah beranjak dari partner fake lover. Lagi pula, Alex pasti akan bertambah jijik padanya seandainya mengetahui bahwa ibu kandung Maia adalah seorang tunawisma yang gemar berjudi dan mabuk, juga ayah kandungnya yang tidak diketahui identitasnya.
Menjadi mandul sudah sangat berat baginya. Vonis dokter itu telah membuatnya mengambil keputusan ekstrim untuk tidak pernah menikah. Maia tidak ingin mengulang rasa sakit atas berbagai hinaan calon mertua karena ketidak mampuannya memproduksi anak. Jika dia dicampakkan pria sekali lagi dengan alasan kemandulannya, dia mungkin tidak akan pernah bisa bangkit lagi.
Maia menaikkan selimut kebahunya. Giginya gemeretuk dan tubuhnya gemetar. Walaupun Alex telah menghidupkan mesin penghangat ruangan dan Maia sendiri menutup rapat tubuhnya dengan bedcover, ternyata itu tidak cukup ampuh menepis hawa dingin yang menusuk hingga ketulang.
Dia masih menggigil kedinginan dan meringkuk hingga hampir membentuk huruf U dibawah bedcover saat pintu kamar mandi dibuka. Tak urung, dia menaikkan bulu matanya dan seketika terkesima dengan pemandangan mendebarkan di hadapannya.
Maia menahan nafas dan menggigit bibir bawahnya kuat-kuat saat Alex keluar dari dalam kamar mandi dengan hanya mengenakan celana dalam boxer yang senada dengan warna kulitnya. Sesuatu yang keras tampak meronta di selangkangannya, membuat celana boxernya terlihat sangat sempit.
Maia sungguh tidak ingin menjadi perempuan kegatelan yang suka mengintip lelaki, apalagi dalam kondisi setengah bugil. Tapi Alex sungguh iblis penggoda yang sulit diabaikan. Otot-otot maskulin ditubuhnya semuanya proporsional, tidak lebay seperti pria-pria berbadan besar. Plus, wajahnya juga tampan. Ganteng banget sih seandainya saja mulutnya tidak brengsek.
"Apa kau sudah cukup puas hanya dengan berfantasi nakal pada tubuhku ataukah kau akan berinisiatif untuk melepaskan gengsimu dan kita saling menghangatkan tubuh ?" Tegur Alex dengan mata yang berkilat gairah.
"Tid-tidak." Sahut Maia gemetar seperti maling yang tertangkap basah. Mati-matian berusaha keras mempertahankan kewarasannya ditengah badai gairah yang membuncah hingga ke ubun-ubun.
"Kau sangat berprinsip." Ujar Alex pelan dengan senyum simpul. Namun matanya menyorotkan kekecewaan.
Dia lantas mengambil laptopnya dan mendudukkan bokongnya di sebelah Maia dengan punggung menyandar ke headboard tempat tidur dan kakinya menyelonjor diatas kasur yang empuk. Dia lalu membuka laptopnya dan meletakkannya diatas perutnya yang keras tanpa lemak. Meski raut wajahnya terlihat muram tapi Alex tampak segera larut dalam pekerjaannya.
Akan tetapi, meskipun Alex tidak mengusik Maia, berada seranjang dengan pria tampan dengan tubuh nyaris telanjang yang memiliki perut berbentuk roti sobek dan aroma tubuh eksotik, tentu saja sangat mengganggu kenyamanan sang gadis perawan. Kesal dengan fikiran-fikiran mesum yang semakin menyiksanya, Maia segera berbalik badan dan mencoba memejamkan mata.
Sialnya bayangan Edward Nicol justru tiba-tiba muncul begitu saja dalam benaknya, memperuwet perasaannya yang sedang gelisah oleh gairah tak tau diri yang sekuat tenaga dia hindari sejak pertama bertemu Alex Pamungkas Meier.
Pada kenyataannya, suasana intim seperti ini dulu sering dia dan Ed lalui. Bahkan dua hari sebelum Edward memutuskan hubungan mereka, keduanya masih bermesraan. Namun mereka tidak pernah kelewat batas. Tepatnya Maia yang selalu menolak jika Edward mengajaknya melakukan hubungan intim.
Saat itu Maia sangat yakin dengan hubungan mereka. Dia tidak pernah jatuh cinta sebelumnya. Ed adalah cinta pertamanya. Dan Maia ingin Ed yang menjadi lelaki pertamanya. Hanya butuh menunggu sedikit waktu hingga dia lulus Diplomanya dan Edward akan melamarnya ke Mona ibu angkatnya. Dia ingin menyerahkan mahkotanya pada pria satu-satunya yang dicintai dan dipercayainya pada malam pertama setelah mereka resmi menjadi suami istri.
Sebaliknya Edward berfikir hubungan sex adalah sebagai bukti kepercayaan dan ketulusan cinta. Dia memendam kecewa saat Maia menolak melakukan hubungan intim dengannya. Namun dia hanya menelan kecewanya dan bekerja lebih giat mengumpulkan uang untuk pernikahan mereka. Dia menyiapkan sebuah pesta pernikahan yang sederhana dan merencanakan honeymoon yang indah di Bali.
Namun sayangnya, hanya beberapa hari menjelang wisuda Maia, mereka mengalami kecelakaan mengerikan yang membuat Maia tidak sempurna lagi sebagai wanita dimata Ed dan keluarganya. Dia divonis mandul. Dan hal itu mengguncang keyakinan Edward untuk tetap menikahinya. No sex before marriage, itu masih bisa dikompromikan tetapi menjalani pernikahan tanpa anak adalah hal yang mengerikan untuknya yang merupakan anak tunggal.
Setelah berkali-kali tidak berhasil mengintimidasi Maia untuk meninggalkan anaknya, ibu Ed menjadi semakin stres dan frustasi dengan sikap keras kepala anaknya yang masih terus mempertahankan wanita mandul sebagai calon istrinya. Wanita paruh baya itu bahkan bergerak cepat mencarikannya calon istri yang baru dan terus merecokinya soal penerus keturunan dan mengancam bunuh diri jika Ed tidak menuruti keinginannya untuk memutuskan hubungan dengan Maia.
Takut kehilangan ibunya, Ed yang mulai ragu akan hubungannya dengan Maia akhirnya diam-diam menjalin hubungan dengan wanita pilihan ibunya. Dan dia semakin melupakan mimpinya untuk bersatu dengan Maia dalam mahligai pernikahan manakala mendapati bahwa wanita pilihan ibunya itu bersedia memberikan hati dan tubuhnya pada Ed. Hingga sebulan kemudian wanita itu hamil dan Ed dengan tanpa ragu memutuskan Maia. Meninggalkannya dalam keterpurukan yang dalam.
Tengah hanyut merenungi kisah masa lalunya, Maia yang kesulitan memejamkan mata tiba-tiba dikejutkan oleh gerakan Alex yang beringsut turun dari tempat tidur. Lelaki dewasa itu dengan tanpa sungkan melenggang menuju lemari es dan berjalan melintasinya dengan membawa segelas air dingin ditangannya. Kemudian kembali duduk dipembaringan dan memangku laptopnya. Tapi tidak lama berselang, Alex kembali mondar mandir dihadapan Maia dengan tanpa beban.
"Oh, Tuhan ! Bisakah kau menutup tubuhmu dengan sesuatu ?" Tegur Maia kesal, dia lalu duduk dan meminum setengah gelas air putih diatas nakas.
"Apa aku mengganggumu ?" Tanya Alex dengan wajah datar. "Maaf, aku biasanya tidur telanjang, tapi khusus malam ini aku rela pakai boxer ketat, supaya kau lebih nyaman," imbuhnya disertai senyuman geli disudut bibirnya.
Seketika Maia melotot geram. "Kurasa kau tidak waras. Kau berkeliaran dengan hanya mengenakan celana dalam di depan seorang gadis ! Apa kau tidak punya malu sama sekali ?" Kata Maia dengan nada tinggi. Dia terlihat sangat gusar.
"Baiklah..." ujar Alex tak acuh, dia lalu berjalan ketempat tidur dan menarik bedcover untuk menutupi bagian pinggang hingga kakinya. Tapi ternyata bedcover itu tidak cukup untuk menyelimuti mereka berdua yang masing-masing bertahan diposisi paling ujung tempat tidur, hingga ketika Alex menarik bedcover itu ke sisinya, kain itu pun seketika terlepas dari tubuh Maia.
Sontak gadis itu merapikan gaun tidurnya yang tersingkap. Tapi baju tidur satinnya yang kusut berantakan gagal menyembunyikan belahan dadanya yang kencang juga paha dan bokongnya yang mulus dari sergapan mata Alex.
Risih dengan situasi yang tiba-tiba menjadi canggung, Maia beranjak turun dari tempat tidur, menjauhi lelaki yang tengah dilanda gairah yang dia sendiri juga tengah mati-matian berusaha membunuhnya.
Tapi baru saja satu kakinya yang menyentuh lantai tiba-tiba dia berteriak histeris.
"AAAAAGHH, lepaskaaaaaan!! Lepaskan itu darikuuuuuu ...!"
🔥
BERSAMBUNG...

KAMU SEDANG MEMBACA
FAKE LOVER (TAMAT)
RomanceWARNING! 21+ [konten dewasa] ALEX PAMUNGKAS MEIER menyandarkan tubuh besarnya ke kursi kulit singgasananya dengan tidak nyaman. Seperti yang terjadi sebelum-sebelumnya, setiap kali gadis itu berada di sekitarnya, dengan kurang ajar juniornya membes...