Baru sehari ditinggal Alex ke Seoul Maia sudah merasa hampa dan kesepian di appartement. Meski dia sudah mencoba melakukan berbagai kesibukan seperti treadmill, memasak dan menonton drakor... tapi semua itu tidak mampu mengusir kesepiannya. Maia kini menyadari meskipun sosok Alex di appartement itu lebih banyak diam tapi tanpa disadarinya ternyata kehadirannya memiliki warna istimewa di dunia Maia yang monoton.Dipuncak kegundahannya, Maia memutuskan pergi menginap ke rumah Mona dan baru kembali sehari sebelum Alex pulang. Tapi setibanya di appartement, kesepian kembali melandanya. Bahkan ketika dia coba menghibur diri dengan pergi menonton ke bioskop dan berjalan-jalan ke pasar malam yang hanya beberapa blok dari appartement.
Sepulang dari pasar malam Maia langsung pergi tidur, tapi matanya tak kunjung mengantuk meski tubuhnya benar-banar lelah. Barulah pada pukul satu dini hari sepasang kelopak matanya dihinggapi suatu beban berat. Dan dia mulai bisa memejamkan mata meski tak sepenuhnya pulas.
Namun pada pukul dua dini hari, tiba-tiba Maia terlonjak bangun saat telepon selularnya berbunyi. Dia bahkan tidak sepenuhnya sadar ketika menarik handphone ke telinganya. Tapi suara serak dan berat Alex yang dirindukannya telah melecut adrenalinnya kepuncak tertinggi. Matanya langsung terbuka lebar dan senyum sumringahnya pun terbit.
"Kufikir kau tidak akan mengangkat telpon ku." Kata Alex muram. "Tidurlah kembali..." tambahnya setelah sekian waktu diam.
"A-apa ? Oh! Um, aku angkat kok. Apa kau pulang hari ini?" tanya Maia kaku.
"Ya. Pesawatku mendarat jam enam tiga puluh pagi ini..."
"Oh,"
"Kembalilah tidur. Saat kau bangun, aku sudah ada disana..." perintah Alex serak.
Maia mengangguk seakan Alex ada didepannya dan meletakkan handphone yang telah dimatikan lebih dulu oleh Alex dengan wajah berseri-seri.
Beberapa jam kemudian Maia masih terjaga ditempat tidurnya, dia tidak bisa kembali tidur. Rasa kantuknya hilang begitu saja. Dan entah kenapa dia ingin segera bertemu Alex.
Lalu tanpa fikir dua kali, Maia bergegas mandi dan sedikit merias diri lalu memesan taxi online untuk menjemput Alex ke bandara. Apesnya, di jam empat pagi seperti itu sangat sulit mendapatkan taxi ke bandara, alhasil Maia datang terlambat dan antrian mobil yang hendak drop off di bandara hari itu ternyata sangatlah panjang. Maia pun terpaksa harus berlari-lari menuju pintu kedatangan bandara.
Dia berdiri di posisi paling depan dengan nafas terengah-engah saat melihat sosok Alex keluar dari pintu kedatangan. Wajah Alex yang tampan tampak muram dan sibuk dengan fikirannya sendiri.
Lelaki itu meliriknya sekilas ketika akan melewatinya. Dan seketika membeku saat menyadari kehadiran Maia disana.
Melihat respon unhappy Alex atas kehadirannya disana, Maia buru-buru memutar badan dan berjalan cepat kearah berlawanan. Namun saat dia berbalik badan, mendadak dunia begitu berkilau menyilaukan dan hiruk pikuk. Puluhan orang meringsek maju mengepungnya dengan ratusan jepretan kamera dan berondongan pertanyaan yang membingungkannya.
"Nona Hofmann, bagaimana perasaan anda setelah skandal anda sebagai anak haram gubernur Petra terungkap ke publik ?"
"Apakah gubernur Petra pernah menghubungi anda sebelumnya ?"
"Apakah ayah anda sudah meminta maaf pada anda karena telah menelantarkan anda dan menyembunyikan anda ?"
"Apakah anda membencinya ?"
"Apakah anda akan menuntut hak warisan anda pada keluarga Hofmann ?"
"Apakah benar bahwa ibu kandung anda tewas bunuh diri ?"
KAMU SEDANG MEMBACA
FAKE LOVER (TAMAT)
RomanceWARNING! 21+ [konten dewasa] ALEX PAMUNGKAS MEIER menyandarkan tubuh besarnya ke kursi kulit singgasananya dengan tidak nyaman. Seperti yang terjadi sebelum-sebelumnya, setiap kali gadis itu berada di sekitarnya, dengan kurang ajar juniornya membes...