BAB 24

921 26 4
                                    



Hai,FOLLOW dan VOTE dulu yaa😘

Satu bulan kemudian...
Disebuah klinik kota Solo.

Gadis berparas cantik ayu itu sesekali mengusap perutnya yang terasa keram. Mata indah berwarna hazelnya menatap sendu pada tontonan di layar handphonenya. Sebuah berita pertunangan seorang taipan tampan dengan artis cantik terkenal sedang viral dimana-mana. Lengkap dengan bumbu-bumbu dahsyat kisah percintaannya hingga acara pernikahannya yang akan digelar beberapa minggu lagi.

"Dia memang sepadan denganmu..." lirihnya menyeka air mata yang hampir jatuh ke pipinya yang pucat.

"Ibu Maia..." panggil perawat jaga dari balik mejanya yang hampir menenggelamkan tubuhnya yang mungil.

Sontak gadis itu berdiri dan berjalan menghampiri sang perawat. "Apa hasil lab nya sudah keluar ?" tanyanya berharap. Perawat itu mengangguk seraya menyerahkan sebuah amplop putih ke tangan Maia.

"Ibu silahkan bawa surat hasil lab ini ke ruang dokter disana. Dokter akan menjelaskannya ke ibu." Katanya ramah.

Dengan perasaan berdebar takut gadis itu kini duduk gelisah dihadapan dokter perempuan berwajah dingin yang membaca hasil lab dan catatan medisnya dengan hati-hati dan agak sedikit terlalu lama.

Situasi senyap berlarut-larut diantara mereka diruangan sekecil itu membuat Maia kembali melamun. Banyak hal yang telah terabaikannya sejak terlibat kontrak kekasih palsu Alex Meier. Bukan saja menelantarkan usaha ketring yang telah lama dirintisnya tetapi juga mengabaikan kesehatannya.

Walaupun dia juga bukan tipe orang yang terlalu perduli dengan hidup sehat dan semacamnya yang terbilang mahal untuk ukuran seseorang yang sudah cukup lega dan bahagia jika bisa beli mi instan disaat lapar. Karena sejak Mona ibu angkatnya sakit hampir seluruh penghasilannya setiap bulan digunakan untuk membiayai perobatan Mona dan kebutuhan rumah sehari-hari juga biaya sekolah adik-adik angkatnya. Untuk semua itu setiap harinya dia terpaksa  bekerja keras jungkir balik di dua tempat sekaligus.

Tapi kini, setelah dua minggu perutnya terasa kram, sakit punggung dan mual yang tak kunjung hilang, juga pendarahan ringan yang terus menerus, mau tidak mau dia mulai merasa cemas dan memaksakan kakinya melangkah ke klinik untuk memeriksakan dirinya. Tapi bukannya menjadi tenang, tindakan USG dan tes darah yang dilakukan dokter membuat Maia semakin didera kecemasan luar biasa. Bahkan dalam lamunannya dia telah berfikir tentang kematiannya yang sebentar lagi.

"Well, selamat Bu Maia, anda positif." Ujar dokter tiba-tiba mengoyak lamunan Maia.

"A-apa ??!" seru Maia bukan kepalang terkejut dan bingung.

"Anda hamil..." angguknya coba meyakinkan wajah pucat seputih kapas yang tengah menatapnya syok.

"Tapi, bagaimana mungkin...." ujarnya tak percaya.

"Well, secara medis saya bisa mengatakan itu karena sperma suami anda telah berhasil membuahi sel telur anda. Tetapi jika melihat catatan medis anda yang divonis mandul bertahun-tahun yang lalu... ini adalah keajaiban Tuhan." Ujar dokter tersenyum tipis.

Maia melongo. Tatapannya linglung. "Aku hamil ...??" ulangnya tak percaya.

"Begini, saya faham anda bingung kenapa anda bisa hamil sedangkan anda dinyatakan mandul. Kecelakaan berat yang anda alami beberapa tahun yang lalu telah membuat rahim anda robek dan mengakibatkan peluang kehamilan sangat kecil atau bahkan hampir tidak ada. Tapi semua ini bisa saja terjadi, tubuh manusia masing-masing punya kemampuan unik dalam mengelola penyakit dan trauma. Ada banyak kasus langka sebelumnya dimana beberapa wanita yang mengalami rahim robek tetap bisa hamil. Dan anda sekarang menjadi salah satunya." Ujar dokter tenang dan jelas. Matanya menelisik kebingungan pasiennya dengan hati-hati.

FAKE LOVER (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang