Part ini istimewa, ada lebih 3ribu huruf di dalamnya. Ini bonus buat kamu yang udah setia mengikuti cerita Fake Lover, terimakasih sudah sabar menunggu kelanjutannya...😘Selamat membaca...
VOTE dulu ya😅•
•
•
•
•Dari atas kasur rawat inapnya dilantai dua rumah sakit Harapan Mulya yang persis bersisian dengan jendela, Maia menatap hampa pada burung-burung perkutut liar yang berceloteh riang di pucuk pohon nangka tua yang sebagian ranting dan dedauananya menempel ke kaca jendela.
"Apa kau sudah siap ?" tanya Bara saat menghenyakkan bokong tipisnya diatas kasur Maia.
"Hum ?" sahut gadis itu setengah terkejut.
"Dokter sudah mengizinkan kau pulang hari ini." Sambung Bara antusias.
"Oh,"
"Hey dengar cantik, kau memang hampir kehilangan janinmu. Tapi dokter kandunganmu sudah memastikan dia selamat. Jadi tidak ada alasan bagimu tidak ikut denganku untuk merayakan keselamatan kalian berdua." Kedip mata Bara dibarengi senyum sumringah.
"Aku harus segera kembali bekerja, Bara. Aku baru bekerja sebulan disana tapi aku sudah izin sakit sebanyak ini. Managerku sudah mengirimi ku pesan akan memecatku kalau lusa aku tidak masuk kerja lagi." Kata Maia tanpa gairah.
"Ck, kau keluar saja dari tempat itu. Sampai nenek-nenek pun kau hanya akan bekerja dibagian staf administrasi dengan gaji UMR. Mereka tidak akan melihat potensimu sebagai Menejer yang hebat sebagaimana aku melihatmu. Come my lady, kerja sebagai menejerku aja ya ...? Nanti kau tidak usah capek-capek, cukup temani aku saja kemana aku show. Menejerku yang sekarang kerjanya sangat tidak becus, dia mencuri uangku, sering menghilang tanpa kabar, main perempuan dan flexing dengan barang-barangku. Sudah lama aku ingin memecatnya tapi aku masih menjaga perasaan tanteku yang sangat menyayanginya apalagi dia putra tanteku satu-satunya."
"Jadi kau ingin memakaiku untuk membakar periuk sepupumu ?" Gadis itu tersenyum kecut.
"Tugasmu hanya menemaniku, mengatur keuanganku dan menyimpan semua kontrak-kontrakku, yang lain-lainnya akan ku urus sendiri. Sedangkan si Mr Flexing akan tetap dengan posisinya tapi tidak dilibatkan dalam pekerjaan apapun lagi. Dia akan segera merasa risih dan resign dengan sendirinya. Tidak usah khawatir dengan hidupnya, dia sudah mencuri banyak uangku. Masih bagus aku tidak melaporkannya ke polisi." Ujar Bara keki.
"Aku rasa...,"
"Sudah. Tidak usah dibahas sekarang. Aku yakin kau akan segera sadar bahwa yang terbaik untukmu adalah disisiku, dalam perlindunganku." Potong Bara mengibaskan tangan kanannya ke udara dengan tergesa. "Kita berkemas sekarang." Sambungnya dengan mimik tengil, coba cairkan suasana yang mendadak serius diantara mereka. Tapi kali ini Maia tidak berhasil terkekeh seperti biasanya.
"Aku harus kembali ke Solo, Bara." Sahut Maia tanpa senyuman. Wajahnya terlihat kusut dan letih. Lima hari di rawat intensif di Rumah Sakit ternyata hanya mampu menyembuhkan luka fisiknya, tidak dengan kesehatan mentalnya. Dia masih di dera kecemasan dengan kehadiran Alex dan tunangannya di Rumah Sakit yang sama dengannya dirawat. Meski lelaki itu tidak pernah menunjukkan batang hidungnya lagi sejak Maia dipindahkan keruang perawatan. "Tolong antarkan aku ke stasiun kereta. Aku akan pulang sendiri. Aku gak enak merepotkanmu terus. Jadwal show mu jadi berantakan. Umm, kalau aku ambil tiket keberangkatan paling sore, kita masih sempat makan dan ngopi di dekat tugu Jogja. Gimana ...?" bujuk Maia lembut. Ada senyum di mata sendunya. Cantik sekali. Membuat Bara tak mampu menolak.
"Aku punya ide yang lebih bagus." Jawab Bara melembut.
"Apa ?"
"Temani aku makan siang dengan seorang teman lama. Kebetulan perusahaannya beberapa tahun ini mengendors pakaianku. Kali ini dia meminta bertemu untuk membicaranan endorsan kosmetiknya. Waktunya sangat sempit sebenarnya, jam lima sore nanti dia sudah harus menghadiri sebuah meeting di Manila. Tapi dia sudah berkali-kali mewanti-wanti aku untuk makan siang dengannya hari ini. Cantik, aku janji, setelah lunch aku antar kau ke Solo sampai ke depan pintu kosanmu." Rayu Bara manis.
KAMU SEDANG MEMBACA
FAKE LOVER (TAMAT)
RomanceWARNING! 21+ [konten dewasa] ALEX PAMUNGKAS MEIER menyandarkan tubuh besarnya ke kursi kulit singgasananya dengan tidak nyaman. Seperti yang terjadi sebelum-sebelumnya, setiap kali gadis itu berada di sekitarnya, dengan kurang ajar juniornya membes...