Chapter 2 : Team

388 71 0
                                    

Boboiboy milik Monsta, meminjam karakternya saja untuk kepentingan cerita.

Alur cerita murni dari pemilik akun

Rate : T 17+

Genre : action, family, brother sibling, friendship, Hurt/Comfort.

Warning : typo, bahasa campur Indo Melayu, kesalahan tanda baca, tidak berhubungan dengan cerita original.

***

"Bahkan ketika dunia bilang kau tidak ada, aku akan membawamu kembali, itu janjiku."

***

Misi Kedua

Aku ditugaskan mengawasi bagian mesin-mesin laundry yang besarnya minta ampun, sudah dua jam aku berjalan-jalan tak tentu arah.

Kenapa mereka tidak menugaskanku membasmi serangga penggangu saja? Bukankah itu lebih cocok untukku?

Diam-diam aku melatih kekuatanku, akan kacau jika insting bertarungku menurun karena tugas ini.

Aku jadi berharap untuk segera naik pangkat, akan aku buat tim dimana aku yang memimpin, tidak akan aku biarkan anggotaku mendapatkan tugas sepele ini.

Aku adalah Halilintar, sang pewaris elemental petir.

Halilintar terdiam, dia menatap deretan paragraf yang di tulis oleh 'Halilintar di sini' dia baru tahu bahwa sosok kapten ini gemar menuliskan diary kehidupannya.

Namun dia bersyukur karena itu, melihat tanggal yang tertera, misi kedua dilaksanakan 10 hari setelah misi pertama ditulis.

Kembali membaca catatan itu, Halilintar menemukan kalimat yang membuatnya menatap fokus.

Aku tidak menduga akan terjebak dalam situasi dimana aku mendengar pembicaraan antara petinggi Tapops, yang pasti bukan Kokoci, berbicara dengan salah satu customer laundry.

Aku tidak sempat mendengar apa yang mereka ucapkan karena salah satu alien mop memanggilku untuk kembali berjaga.

Dua orang yang saling berbicara itu segera bubar, aku hanya berharap mereka tidak tahu itu aku.

Entah mengapa aku merasa janggal dengan pembicaraan mereka, mungkin aku akan mengawasi mereka jika situasi memungkinkan.

《Tertanda Halilintar》

"Nekat sekali," keluh Halilintar mengusap wajahnya.

Dia kembali mendapatkan satu informasi, jika dirinya, dan para elemental adalah kekuatan itu sendiri, di sini mereka adalah pewaris.

Akan masuk akal jika kini walaupun mereka memiliki kekuatan elemental, namun tidak memiliki hubungan kekuatan, mereka terikat oleh ikatan pewaris itu.

Menatap ke arah pergelangan tangannya, ia menemukan jam yang selalu terpasang di tangannya, menatap fokus Halilintar mengepalkan tangannya.

Bzztt!

Percikan listrik merah menguar dari tangan-tangannya.

"Bagus, kekuatannya masih sama." Setidaknya dia tidak khawatir soal bertahan hidup, dan mati konyol.

Tanpa sengaja maniknya mendapati sebungkus obat? Tergeletak di samping meja hologram, Halilintar melihat bungkus itu di sana tertera tulisan 'vitamin' namun bungkus itu sudah tak terisi.

Dua Batas Sisi Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang