Boboiboy milik Monsta, meminjam karakternya saja untuk kepentingan cerita.
Alur cerita murni dari pemilik akun
Rate : T 17+
Genre : action, family, brother sibling, friendship, Hurt/Comfort.
Warning : typo, bahasa campur Indo Melayu, kesalahan tanda baca, tidak berhubungan dengan cerita original.
***
"Aku yang pertama ada untukmu."
***
Di antara situasi yang memanas ditambah dengan ucapan Halilintar, mampu membuat seisi ruangan bersuara, kalimat tidak setuju, penolakan, tanda tanya, semua tercetak jelas dalam raut wajah para perwakilan.
"Apa yang Kapten pikirkan," gumam Gempa panik melihat situasi saat ini.
Beliung ikut memandang bingung, apalagi melihat Solar yang melihat kanan kiri seperti anak kecil yang terjebak dalam keramaian karena tak menduga akan sikap Halilintar.
Halilintar, apa yang sebenarnya dia pikirkan? Bukankah sejak awal dia yang memaksakan diri untuk menjadi kapten Tapops, jika organisasi ini dibubarkan, bukankah itu artinya usahanya akan sia-sia mengumpulkan para pewaris elemental.
Sementara itu Kira'na tersenyum tipis melihat tanggapan Halilintar, sungguh ini cukup mengejutkan dirinya, bahkan semudah itu Halilintar menyetujuinya.
"Ada lagi yang setuju?" Wanita itu bahkan tak meminta alasan, dan mulai mengumpulkan suara untuk menyetujui usulannya.
Ruangan itu kembali hening, dan tidak ada seorangpun yang merespon, ini terlalu cepat, dan bahkan mereka belum mendiskusikan soal baik buruknya rencana sang tuan putri Gur'latan.
Hingga seseorang berdiri diantara bangku umum, dan itu tepat berasal dari team Tapops, sekali lagi, mereka dibuat bingung bahwa anggota Tapops sendiri menyetujui pembubar orgsnisasi mereka.
"ICE!!" Seruan Solar lepas tanpa sadar melihat bagaimana Ice berdiri dengan wajah malasnya itu mengangkat tangannya sejajar dengan kepalanya.
"Apa? Dia bertanya siapa yang setuju kan?" jawab Ice malas.
"Kau, bodoh, atau bagaimana?" Blaze berusaha menurunkan tangan Ice.
"Kenapa kau setuju?" bingung Gempa.
Ice tidak menjawab lagi, dia menatap ke depan, punggung Halilintar terlihat jelas dari posisinya, tegap, dan kuat, seakan tidak ada hal yang mampu merobohkan kekuatannya itu.
Tapi dia tahu itu salah, bahwa Halilintar tidaklah sekuat itu.
===
Itu tepat 4 bulan sebelum Halilintar menjabat sebagai Kapten, posisi Ice saat itu masih ada di divisi logistik Tapops.
Ketika dirinya berada di sudut perpustakaan Tapops, bukan untuk membaca tapi untuk numpang tidur, tidak sengaja dia mendengar suara langkah kaki yang mendekat.
Karena posisinya tidak terlihat karena tertutup oleh kardus buku di belakang, Ice tetap berusaha santai memejamkan mata untuk sejenak beristirahat sebelum kembali dipanggil bertugas.
"Bodoh, bodoh, kenapa aku tidak memikirkan kemungkinan ini, artinya sama saja aku mempercepat rencana mereka."
Hingga suara umpatan itu membuat manik itu terbuka, Ice jelas mengenali suara itu, milik Halilintar.
KAMU SEDANG MEMBACA
Dua Batas Sisi
ActionBukan Taufan, tapi Halilintar. Semua bermula dari takdir yang terus ditentang oleh dirinya, mau bagaimana pun dia berusaha mendapatkan akhir yang bahagia. Pada akhirnya skenario hidupnya akan berjalan sesuai yang ditulis oleh semesta. Sekalipun bena...